“kamu satu-satunya orang yg ga marah klo aku duduk diem 3 jam di Gramed As. Bahkan kakakku aja kalah sabar.”
“Tau ga As, klo nanti aku punya suami, aku pengen punya suami yg sifatnya kayak kamu. Bener-bener bisa bikin aku nyaman.”
“walaupun kamu diem, cuma sebagai pendengar, dan ngerespon seperlunya, aku ga pernah bosen klo maen sm kamu As.”
“sebelumnya aku ga pernah bisa cerita ini ke orang lain As. Baru kali ini aku bener-bener bisa cerita semuanya, cuma sm kamu.”
“kamu satu-satunya orang di FK yg ga pernah nolak tiap aku mintain tolong As.”
“Semenjak kenal sm kamu, aku jadi rajin bersihin kamar As. Aku malu klo kamarku berantakan misalnya kamu maen ke kamarku. Padahal tiap aku ke kamarmu, kamarmu ga pernah berantakan.”
“coba liat foto ini, yg satu pas kamu lagi senyum, yg satu pas kamu lagi cemberut. Apa bedanya? Kamu cantik klo senyum As, makanya senyum, jangan sedih”
Tujuh kalimat ini,
Tujuh kalimat yg bisa keluar cuma dari Dhida.
Ya, Dhiandra Dwi Hapsari.
Sahabatku yang ceria,
yang punya gaya khas tiap kali sedang berpikir,
yang punya suara khas setiap dia tertawa,
yang tak ragu-ragu untuk memperlihatkan perasaannya,
yang selalu ingin menjadi yg pertama,
yang paling suka bahas soal ujian-padahal aku ga suka,
yang selalu sok akrab dengan orang lain-tapi itulah kelebihannya,
yang memelukku saat aku menangis,
yang membuatku bisa jadi diri sendiri,
dan yang terakhir, yang agak lebai,
haha, ditambah aku yg kurang kerjaan mencatat semua gombalannya di buku catatan kecilku :)
