Selasa, 02 Desember 2014
ada yang terlampau manis untuk dilupakan
pagi ini kumulai dengan rasa tidak nyaman
entah karena patah hati yang sudah lama
atau kenangan yang sejak semalam sudah singgah.
banyak orang berkata, kita harus mau maju demi masa depan.
melupakan yang perlu dilupakan
menempatkan masa lalu hanya di belakang
mungkin aku bisa setuju
mungkin juga tidak
entah
satu yang aku tahu
ada yang terlalu indah untuk dilupakan begitu saja
ada yang terlalu manis untuk dilupa parasnya
ada yang terlalu merdu untuk tak kudengar lagi suaranya
ada yang memang mungkin seharusnya kuingat selamanya
walau hanya di dalam kepala
atau hati saja
ada yang terlampau manis untuk kulupakan begitu saja
itu kamu, tuan yang entah dimana.
seorang putri.
putri,
mungkin pada hatimu ada sedikit atau bahkan banyak rasa kebencian terhadap aku. namun kau berbaik hati tak memperlihatkannya padaku. tetap saja menghadapkan wajahmu ke arahku ketika aku membutuhkan. tetap saja ada tawa walau di dasar sana tak pernah ada lagi.
namun putri,
aku tetap saja tau kau tak pernah sama lagi seperti putriku yang kemarin. putri, yang teramat menyukai hujan, kini menyimpan hujan pada hatinya, siap menderas setiap saat ketika dipicu rasa kecewa dan kebencian terhadap orang yang tak bisa ia benci.
putri,
aku tak pernah tau bagaimana keadaanmu dan hatimu lagi. mungkin aku sekarang tak berhak lagi tau, sekedar bertanya pun aku harus mengumpulkan keberanianku sepanjang musim. semoga kau memaafkanku.
namun putri,
aku tetap saja akan berdoa pada Tuhan, agar musim hujan ikut pula menghilangkan hujan pada dirimu. aku akan tetap berdoa kau baik-baik saja tanpa tapi.
"aku tak janji bisa mengingatmu sampai mati.
tapi, jika memang aku ditakdirkan untuk lupa,
kau tetap ada di tulisan-tulisan ini
sampai kapan pun juga."
tapi, jika memang aku ditakdirkan untuk lupa,
kau tetap ada di tulisan-tulisan ini
sampai kapan pun juga."
aku penggombal?
halah, kadang di depan orang yang aku cinta, kata tak bisa sebegitu saja keluar seperti biasanya. karena bagaimana bisa aku melukiskan sejuta kata yang hinggap dalam satu jiwa?
tulisan adalah caraku mencintainya diam-diam. agar ketika membacanya, ia mengerti mengapa diamku di depannya begitu bersahaja.
Langganan:
Postingan (Atom)