Dulu saat bersamamu,
aku selalu membayangkan kita duduk bersama,
dekat pohon tua yang rindang meski daunnya tak lebat,
dengan angin yang membelai tanpa henti,
dan kita duduk bersama, aku duduk di sampingmu.
Tanpa merasa pernah mengawalinya,
dan tanpa terbayang itu akan berakhir.
dan tetap seperti itu,
seolah masing-masing kita menggenggam waktu.
sehingga langit biru pun tak terganti oleh kegelapan.
dan tak lebih dari itu,
tak kurang dari itu pula.
bagiku itu sudah sangat cukup.. sangat.
bahkan meski tak sekalipun diantara kita saling menatap mata,
tapi kita tetap mampu untuk saling bicara,
walau kita tak pernah saling berucap kata.
karena kita tak memiliki cara untuk saling memahami,
kecuali dengan kesunyian.
karena kita berbicara dalam diam,
dan berteriak dalam senyuman.