coba kamu perhatikan, ATM yang berisi pecahan uang duapuluhan ribu, kini semakin langka. kalaupun ada, sering ngadatnya. sehingga kita mau tidak mau dipaksa untuk mengambil uang pecahan limapuluh ribu atau bahkan seratus ribu. kalau misalnya kebutuhan kita cuma limabelas ribu, tetap saja yang kita ambil limapuluh atau seratus ribu.
padahal kita sendiri tahu, masih banyak orang di sekitar kita mengoperasikan uang dengan pecahan kecil. coba kamu belanja alat tulis di toko pak amir, pasti ia akan bilang supaya uangnya yang kecl saja. sama ketika kamu beli makan di warung, sama ketika kamu beli koran. apalagi kalau kita beli gorengan di pinggir jalan. nyaris susah melakukan transaksi dengan mereka jika menggunakan uang limapuluhan ribu.
solusinya kemudian ada dua, uang itu kita bawa, atau kita menambah belanjaan yang tidak kita perlukan. kalau kita bawa lagi uang kita, rasanya tidak enak, apalagi kita tahu mereka membutuhkan uang itu. seringkali solusinya adalah menambah belanjaan. awalnya hanya ingin beli alat tulis, lalu menjadi beli ini dan beli itu, agar terasa pantas untuk membelanjakan uang limapuluhan ribu.