Minggu, 02 Desember 2012
I do my thing and you do yours.
I am not in this world to live up to your expectation,
and you're not in this world to live up to mine.
You are you, and I am I.
and if by chance we find each other,
then it is beautiful.
sahabat baru
Terima kasih sahabatku yang baik, kecil, dan centil. Maaf jika di depanmu aku tak bisa berhenti mengusilimu. (h)
Pi
Penting dalam hidup ini untuk mengakhiri segala sesuatu dengan semestinya. Hanya dengan begitu kita bisa merelakan. Kalau tidak, hati kita terbebani oleh penyesalan, oleh kata-kata yang mestinya diucapkan tapi tak pernah tersampaikan (h.402)
Cinta sulit dipercaya, tanyakan pada siapapun yang sedang jatuh cinta. Kehidupan ini juga sulit dipercaya, tanyakan pada ilmuwan apa pun. Tuhan juga sulit dipercaya, tanyakan pada siapapun yang memercayainya. Kenapa kamu tidak bisa menerima hal-hal yang sulit dipercaya? (h. 417)
Kalau nyawa kita sendiri terancam, kemampuan kita berempati jadi tumpul oleh hasrat egois yang amat sangat untuk bertahan hidup (h. 178).
Bukankah benar-benar tidak setia menelantarkan seseorang yang dicintai demi keselamatan jiwa sendiri, an?
Bukankah akan lebih mudah bagi seorang perempuan untuk menanggung kenyataan bahwa seorang laki-laki meninggalkannya karena ia ingin menikah -atau dalam hal ini, bila ia menginginkan perempuan lain?
Tetapi tidak ada perempuan lain dalam hidupnya. Dia hanya lebih mencintai jiwanya sendiri daripada diriku. Jiwanya sendiri, an.
Itulah yang ingin dia selamatkan, jiwa yang pernah dia temukan di dalam diriku.
Bukankah akan lebih mudah bagi seorang perempuan untuk menanggung kenyataan bahwa seorang laki-laki meninggalkannya karena ia ingin menikah -atau dalam hal ini, bila ia menginginkan perempuan lain?
Tetapi tidak ada perempuan lain dalam hidupnya. Dia hanya lebih mencintai jiwanya sendiri daripada diriku. Jiwanya sendiri, an.
Itulah yang ingin dia selamatkan, jiwa yang pernah dia temukan di dalam diriku.
return
the mysterious end of that season
I think, that I really love you?
somewhere, all those times that we were together
I look back to those time
as if I could touch it, as if it was yesterday
each moment, I think of you
that voice that quietly rang with a low tone
even you resemblance to the spring sunlight
you always brightly shined on my day
whare are we?
I look back at all those memories
were we happy?
only unknown feelings remain in the same place
each moment, I think of you
that voice that quietly rang with a low tone
even the small memories are still so clear
I still haven't forgotten you
where are we?
were we happy?
back for you
whenever I close my eyes, I picture you there
I'm looking out at the crowd, you're everywhere
I'm watching you on the stage, your smile is on every face
But every time you wake up
You're hearing me say
Goodbye
I've never been so into somebody before
and every time we both talk I only want more
so tell me nothing is going to change
and you won't walk away
cause eventhough every night you'll know what i'll say
goodbye
you dont have to worry
i'll be coming back for you
lately, i've been going crazy
so i'm coming back for you
right back for you
semuanya tenang di sekelilingku
hujan turun dalam kesunyian
mereka menyerap dalam keteraturan
aku tercengang dengan ketenangan ini
tak ada kegembiraan
karena kegembiraan hanya berhubungan dengan kesedihan
hanya turun hujan
kau, aku, kita dan dia
Kau tahu aku tak bisa melakukan apa-apa selain berbicara kepada diriku sendiri untuk mengusir kesepianku. Kau tahu bahwa kesepianku ini tanpa penawar, aku hanya dapat berkata pada diriku sendiri sebagai kawan bicaraku.
Dalam monolog panjang ini, "kau" adalah sasaran ceritaku, sesosok aku yang mendengarkanku dengan penuh perhatian, "kau" hanyalah bayang-bayang diriku.
Saat aku mendengarkan "kau" yang menjadi milikku, aku menciptakan "dia" untukmu. Karena kau seperti aku, tak kuasa menanggung kesepian, kau juga harus menemukan kawan bicara.
Maka kau bicara dengan "dia" seperti aku bicara dengan "kau".
Dia berasal dari "kau", tapi mengukuhkan keakuanku.
"kau", kawan berbincangku, lalu kau membawa pengalaman dan imajinasiku dalam hubungan antara "kau" dan "dia" tanpa dapat kita membedakan mana imajinasi dan mana kenyataan.
Langganan:
Postingan (Atom)