dengan maksud ingin ku bagikan padamu
saat nanti bertemu lagi.
tapi, saat di hadapanmu
aku tak bisa berkata
entah mengapa
takut menyakiti
karena kau menyebut namanya.
Bagiku, kau mendominasi ingatan. Karena itulah aku menulis surat ini untukmu. Agar suatu hari, saat aku tak sanggup mengingat lagi, kau tetap mengabdi. Mengabdi dalam tulisanku. Mengabdi dalam kisahku.