Selasa, 03 Maret 2015
ada kalanya.
ada kalanya, dalam sibuknya aktivitas kita. kita merasa kosong lantas bertanya untuk apa semua ini kita lakukan. ada kalanya, dalam sepinya hari yg kita jalani. kita merasa lelah lantas bertanya kemana perginya orang-orang.
ada kalanya kita ingin sendiri. ada kalanya kita tidak ingin bertaman. ada kalanya kita ingin dibiarkan, tidak ditanyai, bahkan tidak dipedulikan. kita hanya ingin demikian meski tanpa alasan.
ada kalanya kita berpikir bagaimana rasanya menjadi seperti dia atau mereka. ada kalanya kita pun ingin tahu tentang banyak rahasia. sampai kita lelah.
ada kalanya kita sibuk dengan pikiran kita sendiri. menertawakan kesendirian kita yang begitu mencekam. ada kalanya kita takut mati. ada kalanya seolah olah kita ingin mati saja.
sudah ku katakan, betapa mengerikannya pikiran orang yang sendirian.
membiarkan.
kadang kita perlu membiarkan seorang lain melakukan untuk kita, sesuatu yang bisa kita lakukan sendiri.
kadang kita perlu membiarkan seorang lain menjadi sandaran, meski kita bisa berdiri sendiri dan melangkah tanpa siapa-siapa.
kadang kita perlu membiarkan seorang lain menyimpan rahasia, mimpi, atau kenangan kita. tidak untuk apa-apa, untuk berbagi saja.
kadang kita perlu membiarkan seorang lain hadir untuk kita. membantu kita. mengenal kita. memahami kita.
jangan tanya mengapa kau tak juga menemukan. mungkin kau sendiri yang tak membiarkan tuk seorang lain menemukan.
rumah itu.
sesampainya di rumah, kau akan tahu bahwa tempatmu bukan di luar sana. bahwa orang yang benar mengerti kamu bukan di luar sana. bahwa dunia yang kamu bisa menjadi dirimu pun, bukan di luar sana.
rumah itu adalah tempat bagi dirimu sendiri. tempat dimana segala sesuatu menjadi lebih leluasa. tempat dimana resahmu menjadi tiada karena kamu bisa merebahkan badanmu, memejamkan matamu, dan tidur tanpa takut diganggu.
bahkan kau bisa sembunyi dari bayang bayang dan ancaman. hanya satu hal yang tidak bisa kau hindari. namanya kenangan.
orang orang yang menulis.
orang-orang yang menulis itu sedang jatuh cinta. jatuh cinta pada masalahnya, pada amarahnya, pada kegelisahannya. sehingga ia mau repot repot menuangkannya menjadi sebuah rekaman kata. sesuau yang mungkin tidak pernah ia lakukan untuk hal hal lain, sesuatu yg mungkin terpaksa ia lakukan untuk pelajaran di sekolah.
mereka jatuh cinta pada segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. mungkin mereka tidak menyadari itu hingga kelak di suatu hari mereka membaca tulisannya sendiri. saat keadaan telah berubah, saat hidup berjalan lebih baik, saat pikiran semakin lurus dan jernih.
mereka akan tersenyum membacanya dan menertawakan dirinya sendiri. menyadari ternyata mereka pernah seperti itu.
Langganan:
Postingan (Atom)