"kau tahu, kita punya kesamaan"
"yap. menurutmu..
apakah itu kebetulan?"
"entahlah.
aku rasa kebetulan itu tidak ada.
aku yakin bahwa selalu ada alasan
di setiap sudut kehidupan."
"hm, begitu ya.
menurutmu, apakah kita akan hebat
jika bersama?"
"entahlah, menurutmu sendiri
bagaimana?"
"menurutku,
bisa jadi iya.. atau.. bisa jadi tidak"
"kenapa?"
"karena kita mempunyai perbedaan.
menurutmu, apa kesamaan kita?"
"aku tidak tahu.
aku hanya merasa kita memiliki kesamaan.
itu saja.
meskipun tidak banyak orang
melihat kesamaan itu."
"aku rasa kesamaan kita adalah
kita sama-sama kesepian."
"ah. jadi kau juga merasakan itu?"
"ya. terlihat jelas di sorot mata kita, kan?"
"mungkin saja iya.
lalu, apa perbedaan antara kita?"
"kau masih belum sadar juga tentang itu?"
"belum.. apa itu?"
"perbedaan itu adalah impian.
aku dan kau memiliki impian yang berbeda."
"hm.. jadi begitu"
"ya. dan itu membuat kita
tidak hebat jika bersama."
"baiklah, aku rasa
aku telah paham"
"yap. masing-masing kita
harus menemukannya kan?"
"menemukan apa?"
"seseorang yang membawa
impian yang sama dengan diri kita sendiri."
"..ya, mungkin aku memang
harus menemukannya.."