Senin, 04 Februari 2013
masa depan
Jalan ini tidak pernah berujung, burlian.
Tidak pernah..
Jalan-jalan ini akan terus
mengalir melewati
lembah-lembah basah,
lereng-lereng terjal,
kota-kota ramai,
desa-desa damai,
tempat-tempat yang memberikan
pengetahuan,
tempat-tempat yang menjanjikan
masa depan..
lantas jalan ini akan terus
terus menuju pelabuhan-pelabuhan,
bandara-bandara..
dan dari sana kau bahkan bisa
pergi lebih jauh lagi
menemukan sambungan jalan
berikutnya
mengelilingi dunia..
melihat dunia,
masa depan anak-anak
masa depan bangsa kalian.
Masa depan kau yang penuh kesempatan, burlian.
-nakamura-
substansia grisea
Dunia ini tidak hitam putih, burlian.
Lebih banyak abu-abunya.
Jarang ada orang yang hatinya
hitam sekali,
Dan sebaliknya juga susah mencari
yang hatinya sempurna putih.
Semua orang punya kelemahan
Dan karena itulah seringkali kita
hampir tidak pernah diberikan pilihan yang sempurna.
-bapak-
si mbok
Pulanglah nang
Jangan dolanan sama si kuncung
Si kuncung memang nakal
Nanti bajumu kotor lagi
Disirami air selokan
Pulanglah nang
Nanti kamu menangis lagi
Jangan dolanan sama anaknya pak karto
Si bejo memang mbeling
Kukunya hitam panjang-panjang
Kalau makan tidak cuci tangan
nanti kamu ketularan cacingan
Pulanglah nang
Kamu kan punya mobil-mobilan
Kapal terbang bikinan taiwan
Senapan atom bikinan jepang
Juga robot yang bisa jalan
Pulanglah nang
Nanti kamu digebugi mainan lagi
Jangan dolanan sama anaknya bu sukiyem
Bu sukiyem memang keterlaluan
Anaknya sudah besar tapi belum disekolahkan
Pulanglah nang
Pasti papimu nanti marah besar
Kamu pasti belum tidur siang
Kamu pasti belum bikin PR
Belajar yang rajin
Biar jadi dokter
Pulanglah nang
ada tikus di jalanan
Seekor tikus
Pecah perutnya
Terburai isinya
Berhamburan dagingnya
Seekor tikus mampus
Dilindas kendaraan
Tergeletak
Di tengah jalan
Kaki dan ekor terpisah dari badan
Darah dan bangkainya
Menguap
Bersama panas aspal hitam
Siapa suka
Melihat manusia dibunuh
Semena-mena
Ususnya terburai tangannya
terkulai
Seperti tikus selokan
Siapa suka
Harkat manusia
Senilai tikus
Diburu
Digebuk
Dibuang
Di jalan
Di lindas kendaraan
Kau bersedia
Diumpamakan
Seperti tikus?
penindasan #1
kau lempar aku dalam gelap
Hingga hidupku menjadi gelap
Kau siksa aku sangat keras
Hingga aku makin mengeras
Kau paksa aku terus menunduk
Tapi keputusan tambah tegak
Darah sudah kau teteskan
Dari bibirku
Luka sudah kau bilurkan
Ke sekujur tubuhku
Cahaya sudah kau rampas
Dari biji mataku
Derita sudah naik seleher
Kau
Menindas
Sampai
Di luar batas
penindasan #2
Ku terima kabar dari kampung
Rumahku kalian geledah
Buku-bukuku kalian jarah
Tapi aku ucapkan banyak terima
kasih
Karena kalian telah memperkenalkan
Sendiri
Pada anak-anakku
Kalian telah mengajar anak-anakku
Membentuk kata penindasan
Sejak dini
Ini tak di ajarkan di sekolahan
Tapi kekejaman kalian
Adalah bukti pelajaran
Yang tidak pernah tertulis
Langganan:
Postingan (Atom)