Rabu, 26 Juni 2013
dulu
waktu kecil,
aku sering menyendiri.
menciptakan alam rekayasa,
dan karakter imajiner.
aku sering bermain sendiri,
waktu itu aku sangat suka menyendiri,
lagipula aku selalu merasa sendiri.
aku bisa bermain seharian dengan tokoh-tokoh imajiner itu,
plot yang aku buat juga selalu menarik, menurutku.
waktu itu, aku melakukan apa yang aku suka.
tanpa harus menyukai apa yang aku lakukan.
kini setelah tujuh tahun lebih aku keluar dari pikiranku,
ternyata dunia tak seperti duniaku dulu.
di sini, aku harus mendengarkan.
di sini, aku harus bersama orang lain.
dan di sini, aku harus melakukan hal
yang mungkin aku tidak suka.
tapi aku rasa di sini, aku menemukan keadilan.
dan aku rasa, aku tidak harus seperti dulu lagi.
saat melihat anak kecil,
kadang aku mencari wajah
yang mengisahkan rasa yang sama
ketika aku masih kecil.
saat aku menemui anak itu,
yang aku pikirkan adalah
menghilangkan kesepiannya,
dan mendengarkannya..
paradoks
dunia melihat mereka berdua sebagai orang yang paling kesepian,
padahal masing-masing mereka berdua tak pernah merasa kesepian.
siapakah mereka?
mereka adalah
orang yang bersahabat dengan pena, untuk menulis jutaan kisah.
orang yang bersahabat dengan buku, untuk membaca jutaan kisah.
kim dong hwa - sepeda merah
buku ini mengajarkan kita tentang hakikat kebahagiaan.
bahwa menjadi bahagia tidak perlu kau cari jauh-jauh.
dia ada di sekitarmu,
dia begitu sederhana.
berlibur ke jakarta
Langganan:
Postingan (Atom)