Kamis, 21 Maret 2013
lantas bagaimana
aku ingin mengajakmu.
mencapai langit
menggapai bintang
membawanya pulang
untuk orang yang paling kau sayang.
tapi dengan apa aku harus mengajakmu?
sedangkan aku tak punya apa-apa
aku tak punya kapal layar dengan tiang-tiang tinggi.
juga pesawat yang bisa mengudara dengan tinggi.
juga tiang telekomunikasi yang berpucuk begitu tinggi.
aku tak punya.
lantas dengan apa aku harus mengajakmu?
srikandi
bertahun-tahun mendatang,
ketika cerita ini mulai bercecer dan meluber,
mungkin rinduku paling besar terletak di tempat ini.
bukan di deretan bangku kuliah,
bukan di barisan buku perpustakaan,
juga bukan di pinggiran jalan sepanjang kota itu.
Tapi di tempat ini.
di tempat yang dulu menjadi keluarga baruku.
Kita hingar-bingar membicarakan apa saja,
tentang impian,
tentang orang yang disayang,
tentang hidup dan kegagalan dan keberhasilan,
tentang apapun yang mau kita bagikan.
Kita menertawakan satu sama lain
Pun memeluk dan merengkuh yang lain.
bersama kalian,
wida, wahyu, tami, vivi, anty, lala, marizka, nissa, tari,
wida, wahyu, tami, vivi, anty, lala, marizka, nissa, tari,
juga 8 mata angin yang sudah menjadikan kamarku seperti
tempat markas besar,
aku menemukan keluarga bersama kalian.
aku menemukan keluarga bersama kalian.
such a little world on the wall
duduk di kasur meratapi peta dunia memberikan sensasi pengetahuan tersendiri |
tak ada salahnya sebelum tidur kau berharap bermimpi keliling dunia, bukan? |
mengunjungi negara-negara eropa dengan kereta |
tapi tetap saja, negeri yang paling ku cinta ada di sini. |
March 16th 2013
my room
nikon L310
firdausil.
wajah baru Masjid Nurul Huda UNS
maket rancangan awal renovasi Nurul Huda |
Nurul Huda tampak luar |
menara Nurul Huda di waktu subuh |
menara Nurul Huda saat matahari mulai muncul |
kucing berlindung di bawah bayang pilar Nurul Huda |
tangga menuju tempat shalat akhwat |
mimbar imam dilihat dari tempat shalat akhwat |
taman tengah Nurul Huda |
sampai atap. |
lambang Masjid Nurul Huda. NH, nun dan ha. |
Sekian.
Firdausil
Nikon L310
Firdausil
Nikon L310
obat saku
selayaknya buku saku yang selalu ada di dalam tas ranselmu setiap kamu kemana-mana,
maka aku juga punya obat saku yang selalu ada di dalam ransel demi kemaslahatan perutku jika sewaktu-waktu kambuh, haha.
beginilah efek orang yang ga pernah suka sama tablet kunyah.
Langganan:
Postingan (Atom)