Jumat, 08 Februari 2013
kasihan nanti temanmu
di buku merah itu
tersimpan segala
tentang kenakalanku
tentang perjalananku
tentang perasaanku
juga rencana hidupku
itu tentang rahasiaku
tapi, hei!
dia sudah membacanya
tahu tak satu dua kata saja
tapi semuanya
ternyata
tak memiliki rahasia
aneh rasanya
jangan ditiru.
ini rahasia
perasaan itu akan tetap indah
mengendap di sana
di dalam relung hatimu
biarkan saja ia menjadi rahasia
antara Tuhan dan dirimu saja
aman tersimpan
tak perlu menimbulkan perang
apapun
walau sudah berbilang tahun
ia masih saja ada
cinta rahasia
hanya engkau dan Tuhan yang tahu
kepada siapa ia ditujukan.
dunia
Hanya ada sebuah jendela tertutup,
dan seluruh dunia di luarnya.
Dan impian tentang apa yang bisa
terlihat jika jendela terbuka,
yang tak pernah terlihat ketika
jendela terbuka.
topinya punya siapa
Sebuah topi mahal jatuh di jalan raya
Pada suatu sore sesudah hujan lebat
Tak dipungut kembali oleh pemiliknya
Akasia tepi jalan
Dengan butiran air di pucuk-pucuk daunnya
Akan bercerita dengan jujur
Sedia apa kiranya sampai pipinya sipu-sipu malu
Tadi seorang gelandangan menyeberang jalan ini, katanya.
Lalu lintas ramai hingga agak lama dia di seberang jalan
sana
Agak lama dia menggendong anak bayinya
Agak lama hujan tercurah memandikan mereka berdua
Agak lama bayinya menangis dalam curah hujan
Tapi tak ada topi di kepala mereka
Dan orang-orang yang punya payung
Bersiul-siul memuji kebesaran alam ciptaan Tuhan
Topi mahal itu jatuh di jalan itu juga
Tapi hujan sudah reda lama
Topi mahal itu tak dipungut kembali oleh pemiliknya
Lalu topi itu punya siapa?
hujan
Mendung hitam tebal
Masukkan itu jemuran
Periksa lagi genting-gentingnya
Barangkali bocornya pindah
Udara gerah
Ruangan gelap
Listrik tak nyala
Hujan akan lebat lagi nampaknya
Semoga tanpa angin keras
Burung-burung parkit itu
Masih berkicau juga dalam kandangnya
Burung-burung parkit itu
Apakah juga ingin punya rumah sendiri
Seperti kami?
jalan slamet riyadi solo
Dulu kanan dan kiri jalan ini
Pohon-pohon asam besar melulu
Dengan teman sekampung jalan berombongan
Ke taman sriwedari nonton gajah
Tapi sudah banyak yang berubah kini
Ada bermacam toko roti
Ada diskotik ada juga taksi
Gajahnya sudah dipindah
Loteng-loteng arsitektur cina
Kepangkas jadi gedung tegak lurus
Hanya kereta api itu
Masih hitam legam
Dan terus mengerang
Memberi peringatan pak-pak becak
Yang nekat potong jalan
Langganan:
Postingan (Atom)