Jumat, 08 Maret 2013
kenangan dan keyakinan
kenangan adalah hal terbodoh dari setiap manusia
kita tak bisa melakukan apapun, tak bisa mengubah apapun
namun tetap bertahan menyimpannya
keyakinan adalah hal terhebat yang dimiliki manusia
dengan keyakinan akan selalu ada alasan untuk bangun di pagi hari
akan ada alasan untuk terjaga di hari yang dini
namun sayang,
keyakinan dengan mudahnya tergerus dan luntur
sementara kenangan tetap enggan untuk pergi
pada akhirnya aku akan kehilangan keyakinanku tentangmu
kau yang juga sama fana nya denganku
dengan terlalu banyak hal kecil dan besar beterbangan di luar sana
mempengaruhiku
mempengaruhimu
pada akhirnya kau dan aku
akan berjalan masing-masing
menerima keadaan
melepaskan keyakinan
mencoba menghapus kenangan yang kiranya tak mudah pudar.
-ada beberapa hal yang tidak harus kita dapatkan.
bukan tentang 'lebih'
Jadi, lebih bagus siapa
Christoper Paolini atau Erich Segal
Jadi, lebih sastra siapa
Pramoedya Ananta Toer atau NH. Dini
Jadi, lebih keren mana
Fedi Nuril atau Herjunot Ali
Jadi, lebih suka mana
Depapepe atau Yiruma
Jadi, lebih mending mana
Anas atau Ibas
Jadi, lebih oke liriknya siapa
Khalil Gibran atau Chairil Anwar
Hidup selalu tentang memilih, an.
tapi hidup bukan semata-mata apa yang lebih baik atas apa.
Karena pilihan tak harus jatuh
pada apa-apa yang lebih
Sebab kadang pilihan tak butuh alasan
namun hati tak pernah pandai berkata-kata akan
menuntun
Itulah keyakinan, kepercayaan
kadang naik, kadang turun
kadang tebal, kadang tipis.
"Don't try to figure out what other people want to hear from you; Figure out what you have to say."
-el.
wake the book up
Well, ternyata menulis buku non-fiksi tidak semudah yang ku kira sebelumnya.
Tidak sekadar menulis saja, seperti yang selama ini ku lakukan saat menulis beribu tulisan di blog ini.
Saat menulis puisi atau bualan yang lain, aku hanya menulis.
Ya, hanya menulis apa yg ada di otakku.
Tanpa peduli apakah itu khayalan, pengamatan, atau memang pengalaman.
Buku non-fiksi yang sedang aku garap sekarang sederhana saja sebenarnya.
yaah bisa dibilang intinya: ringkasan materi.
Aku menamai misi ini sebagai "wake the book up"
Kenapa?
Karena memang begitu kenyataannya.
Untuk menuliskan satu lembar ringkasan materi saja, aku harus membaca banyak lembar.
Memahami intinya dulu, di serap dulu, baru di tuang kembali ke dalam tulisan.
Untuk membuat satu buku ini aku harus membangunkan semua buku-buku ku yang lain
agar memastikan ilmu yang ditulis bukan ilmu yang sesat.
itu sebabnya misi ini dinamakan "wake the book up"
Misi ini bukan cuma misiku sebenarnya.
Tapi misi kami.
Aku dan sahabatku.
Mencoba mengikat ilmu yang sudah kami dapat dalam 7 semester dengan cara menuliskannya kembali,
dengan harapan tulisan ini juga bisa berguna untuk generasi penerus.
terlalu muluk-mulukkah?
tidak.
Aku masih belum tahu penyusunan buku ini akan membutuhkan waktu berapa lama,
tapi aku berjanji akan menyelesaikan misi ini.
mewujudkan mimpi kami.
Bismillah.
Langganan:
Postingan (Atom)