Bismillah,
pasienku sayang,
maafkan dosa-dosaku,
karena ku belum giat menimba ilmu di semester satu,
sejujurnya ku pergi menimba ilmu hanya karena perintah ibuku.
pasienku sayang,
maafkan dosa-dosaku,
karena ku belum pelajari semua yang ada di semester dua,
sejujurnya ku mulai bosan menerima ilmu dari orang yang duduk di depan lalu hanya membacanya.
pasienku sayang,
maafkan dosa-dosaku,
karena ku belum paham apa yang ada di semester tiga,
sejujurnya ku beli banyak buku hanya untuk berjaga-jaga.
pasienku sayang,
maafkan dosaku-dosaku,
di lemari sekarang kulihat penuh buku, penuh ilmu,
ku tahu itu bekalku namun ku remehkan satu persatu,
namun, sekarang ku sadar bahwa AKU SELAMA INI KELIRU.
SEKARANG,
pasienku sayang,
ku sadar belum siap masuk semester empat,
namun ku berjanji kan ku kejar ketertinggalanku meskipun harus belajar dari jam enam sampai jam enam.
pasienku sayang,
ku sadar tak sepintar teman-temanku,
namun kan ku perbesar tekad dan ku maksimalkan waktuku tuk mencari ilmu.
pasienku sayang,
ku sadar tak serajin teman-temanku,
namun ku berjanji tak kan patah karena lelah dan terus mencari ilmu meskipun sakit menimpaku.
pasienku sayang,
ku sadar tak sehebat teman-temanku,
namun ku berjanji saat menjadi dokter, nanti, ku kan berdiri di barisan terdepan dan berkata "itu tugasku!".
pasienku sayang,
ku sadar terkadang imanku naik dan turun,
namun ku berjanji saat menjadi dokter, nanti, kan ku sempatkan tuk slalu mendoakan kesembuhanmu di setiap sujud panjang sepertiga malamku.
pasienku sayang,
ku sadar tak setampan atau secantik teman-temanku,
namun ku berjanji saat menjadi dokter, nanti, kan ku berikan senyum terindahku hanya untuk mengurangi rasa sakitmu.
pasienku sayang,
ku sadar ku tak seramah teman-temanku,
namun ku berjanji apabila menemui anak kecilmu yang didiagnosis penyakit ganas oleh dokter spesialis rujukanmu,
kan ku datangi dan ku usap lembut rambut dan berbisik lembut di telinganya,
"dek..sini-sini...mau dengar cerita mbak nggak?"
pasienku sayang,
ini janjiku padamu,
hanya aku dan Tuhan-Ku yang tau serta orang lain yang melihat isi suratku.
Senin, 31 Januari 2011
Jumat, 28 Januari 2011
deteksi dini kanker mulut
Jangan sembarang menyepelekan sariawan. Meskipun sepertinya penyakit yang simpel dan bisa sembuh sewaktu-waktu, ada juga sariawan yang bisa mengarah menjadi tumor, bahkan kanker. “Harus waspada jika ada bercak putih di rongga mulut yang tidak sembuh meskipun sudah lewat dua minggu,” ungkap Prof. Dr. Peter Agus, drg., Sp.BM (K), Guru Besar Universitas Airlangga dalam bidang Ilmu Bedah Mulut.
Bercak putih semacam itu bisa jadi merupakan ciri awal kanker rongga mulut. Berbeda dengan sariawan yang terasa sakit, bercak putih ini tidak menimbulkan sakit sama sekali. Selain bercak putih, harus diwaspadai juga bila ada bercak merah di rongga mulut yang tidak bisa hilang setelah dua minggu. Bercak merah ini jauh lebih berbahaya karena penyebaran dan keganasannya lebih tinggi.
Berdasarkan data UNESCO, angka kematian akibat kanker rongga mulut adalah satu orang setiap hari di seluruh dunia. Data di Amerika Serikat bahkan menyebutkan kanker rongga mulut menyebabkan satu orang meninggal setiap jamnya. Kematian akibat kanker rongga mulut biasanya diakibatkan sel-sel kanker yang sudah sangat menyebar hingga ke paru-paru hingga menyebabkan sesak napas.
Menurut Prof. Peter, kanker rongga mulut bisa disebabkan berbagai macam, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal bisa disebabkan karena ada perubahan genetika. Sedangkan faktor eksternal bisa disebabkan karena tembakau, alkohol, bahan karsinogenik, radiasi, virus HPV 16 dan HPV 18, serta pola diet rendah buah-buahan dan sayur-sayuran.
Dari semua faktor-faktor tersebut, Prof. Peter menganggap pola hidup masyarakat masa kini yang serba instan sebagai faktor utama pencetus kanker rongga mulut. Masyarakat sekarang terbiasa mengkonsumsi makanan instan dan cepat saji. Padahal makanan-makanan tersebut banyak mengandung bahan karsinogenik. Zat-zat tersebut mengundang virus HPV 16 dan HPV 18 sebagai pencetus kanker.
Sebenarnya tubuh manusia memiliki pertahanan tersendiri untuk mencegah penyakit dan dan virus. Menurut Prof. Peter, manusia bahkan memiliki gen anti kanker dalam darah. Namun karena pola hidup yang tidak sehat menyebabkan gen tersebut rusak, dan menyebabkan tumor mengganas dan menjadi kanker.
Selain itu, pola hidup masyarakat sekarang juga berbeda dengan dengan masyarakat masa lalu. Misalnya perilaku menyimpang akibat arus globalisasi yang tak terbendung. Prof. Peter mengatakan, beberapa kasusu kanker rongga mulut memiliki kesamaan dengan kanker serviks. Hal ini umumnya karena perilaku seksual yang menyimpang, seperti hubungan seks melalui mulut (oral).
Untuk mendeteksi dini dan mencegah kanker rongga mulut, Prof. Peter mewanti-wanti masyarakat agar memperhatikan keadaan tubuh, terutama bagian rongga mulut. Hal pertama yang bisa dideteksi dari kanker rongga mulut adalah adanya becak putih atau merah yang tidak bisa hilang. Cara kedua adalah deteksi lewat pemeriksaan molekuler atau lewat ludah. Cara kedua ini hanya bisa dilakukan di laboratorium atau rumah sakit.
“Masalahnya, pasien sering kali terlambat ditangani. Biasanya pasien datang ke rumah sakit dengan tumor atau kanker stadium lanjut,” ujar Prof. Peter. Karena itu, masyarakat diharapkan untuk rutin mengunjungi dokter gigi meskipun tidak ada keluhan. Jadwal kunjungan ke dokter gigi pun lebih baik ditingkatkan. Jika dulu hanya cukup enam bulan sekali, akan lebih baik jika ditingkatkan menjadi tiga bulan sekali.
Kamis, 27 Januari 2011
ikhwan sejati
Seorang remaja pria bertanya pada ibunya
“Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati”
Sang ibu tersenyum dan menjawab
“Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar
Tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang
Tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia dihormati di tempat kerja
Tetapi bagaimana ia dihormati di dalam rumah
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan
Tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang
Tetapi dari hati di balik itu
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja
Tetapi dari komitmennya terhadap akwat yang dicintainya
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan
Tetapi dari tabahnya ia menjalani lika-liku kehidupan
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya ia membaca Al Quran
Tetapi dari konsistensinya dia menjalankan apa yang ia baca.”
Setelah itu, ia kembali bertanya
“Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, ibu?”
Sang ibu memberinya buku dan berkata
“pelajari tentang dia”
Ia pun mengambil buku itu
“MUHAMMAD”, judul yang tertulis di buku itu
“Ibu, ceritakan padaku tentang ikhwan sejati”
Sang ibu tersenyum dan menjawab
“Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar
Tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang
Tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana ia dihormati di tempat kerja
Tetapi bagaimana ia dihormati di dalam rumah
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan
Tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang
Tetapi dari hati di balik itu
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja
Tetapi dari komitmennya terhadap akwat yang dicintainya
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbel yang dibebankan
Tetapi dari tabahnya ia menjalani lika-liku kehidupan
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya ia membaca Al Quran
Tetapi dari konsistensinya dia menjalankan apa yang ia baca.”
Setelah itu, ia kembali bertanya
“Siapakah yang dapat memenuhi kriteria seperti itu, ibu?”
Sang ibu memberinya buku dan berkata
“pelajari tentang dia”
Ia pun mengambil buku itu
“MUHAMMAD”, judul yang tertulis di buku itu
infakkan rezekimu!
“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat.”(QS. Al-Baqarah: 254)
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di Jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkainya ada seratus biji. Allah melipatgandakan begi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan penerima, seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang diatasnya ada dabu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh apa pun dari yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 264)
“Dan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya untuk mencari ridha Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 265)
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)
“Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 271)
“Apapun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu berinfak melainkan karena mencari ridha Allah. Dan apapun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan). (QS. Al-Baqarah: 272)
Dikutip dari Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 254, 261, 264, 265, 268, 271, 272.
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di Jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkainya ada seratus biji. Allah melipatgandakan begi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan penerima, seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang diatasnya ada dabu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh apa pun dari yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 264)
“Dan perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya untuk mencari ridha Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahan dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 265)
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 268)
“Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah: 271)
“Apapun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu berinfak melainkan karena mencari ridha Allah. Dan apapun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan). (QS. Al-Baqarah: 272)
Dikutip dari Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 254, 261, 264, 265, 268, 271, 272.
Allah, Engkau segalanya
Ketahuilah teman
Ketika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia..
Allah tahu betapa keras engkau sudah berusaha
Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa perih..
Allah sudah menghitung airmatamu
Ketika kau merasa sendirian tak ada teman yg menemani
Allah selalu berada di sampingmu
Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apalagi
Allah punya jawabannya
Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan..
Allah dapat menenangkanmu
Ketika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia..
Allah tahu betapa keras engkau sudah berusaha
Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa perih..
Allah sudah menghitung airmatamu
Ketika kau merasa sendirian tak ada teman yg menemani
Allah selalu berada di sampingmu
Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apalagi
Allah punya jawabannya
Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan..
Allah dapat menenangkanmu
tau kah kau siapa yang terkuat?
Besi yang keras,
Dapat meleleh oleh api
Api yang membara,
Dapat padam oleh air
Air yang mengalir deras
Dapat menguap oleh matahari
Matahari yang terik
Dapat dihalangi oleh awan
Awan yang bergumpal
Dapat digerakan dengan mudah oleh angin
Angin, dapat ditahan oleh manusia
Manusia, dapat gelisah oleh ketakutan
Ketakutan, dapat padam oleh tidur
Kematian, Lebih kuat daripada tidur
Tetapi, yang terkuat adalah kebaikan,
Ia tidak akan hilang walau kematian sudah datang,
Dapat meleleh oleh api
Api yang membara,
Dapat padam oleh air
Air yang mengalir deras
Dapat menguap oleh matahari
Matahari yang terik
Dapat dihalangi oleh awan
Awan yang bergumpal
Dapat digerakan dengan mudah oleh angin
Angin, dapat ditahan oleh manusia
Manusia, dapat gelisah oleh ketakutan
Ketakutan, dapat padam oleh tidur
Kematian, Lebih kuat daripada tidur
Tetapi, yang terkuat adalah kebaikan,
Ia tidak akan hilang walau kematian sudah datang,
Senin, 24 Januari 2011
Allah Maha Besar
entah terbuat dari apa hati para orang tua,
mereka begitu pemaaf,
begitu perhatian hingga hal yang terkecil,
mulia,
sabar,
dan kuat,
.....
tujuan mereka cuma satu,
membahagiakan anak-anaknya,
.....
sungguh mulia hati para orang tua,
entah terbuat dari apa,,
mereka begitu pemaaf,
begitu perhatian hingga hal yang terkecil,
mulia,
sabar,
dan kuat,
.....
tujuan mereka cuma satu,
membahagiakan anak-anaknya,
.....
sungguh mulia hati para orang tua,
entah terbuat dari apa,,
antara cinta dan surga
jika kita menghijrahkan cinta,
dari jatuh cinta menuju bangun cinta,
maka cinta akan menjadi sebuah istana, tinggi menggapai surga.
dari jatuh cinta menuju bangun cinta,
maka cinta akan menjadi sebuah istana, tinggi menggapai surga.
semoga indah
baris di lembar itu,
tertulis tentang kekecewaan, kebanggaan, keceriaan, semangat, dan coretan impian kita,
bercerita tentang langit, bintang, dan semua petualangan kita,
bercerita tentang indahnya dimensi dunia bawah laut yang tak pernah ku ketahui,
tergambar warna warna senyuman ketulusan,
ilmu, nasihat, sindiran, tak luput membuat air mata dan senyuman,
bahkan ada luka yang harus ditutupi di luarnya,
- tak apa, itu sebagai bukti kita sudah menyembuhkan luka itu, tak ada lagi amarah, tak ada lagi rasa dendam,
hanya Engkau yang menjadi saksinya ya Allah,
hanya Engkau yang Maha Mengetahui perasaan umatnya,
ya, hanya Engkau yang tahu kelanjutan di lembar selanjutnya,
tertulis tentang kekecewaan, kebanggaan, keceriaan, semangat, dan coretan impian kita,
bercerita tentang langit, bintang, dan semua petualangan kita,
bercerita tentang indahnya dimensi dunia bawah laut yang tak pernah ku ketahui,
tergambar warna warna senyuman ketulusan,
ilmu, nasihat, sindiran, tak luput membuat air mata dan senyuman,
bahkan ada luka yang harus ditutupi di luarnya,
- tak apa, itu sebagai bukti kita sudah menyembuhkan luka itu, tak ada lagi amarah, tak ada lagi rasa dendam,
hanya Engkau yang menjadi saksinya ya Allah,
hanya Engkau yang Maha Mengetahui perasaan umatnya,
ya, hanya Engkau yang tahu kelanjutan di lembar selanjutnya,
Minggu, 23 Januari 2011
one more time, one more chance
maaf Allah,
beri asti kesempatan satu kali lagi untuk memperbaiki semuanya,
untuk lebih mencintai Mu,
maafin asti Allah..
beri asti kesempatan satu kali lagi untuk memperbaiki semuanya,
untuk lebih mencintai Mu,
maafin asti Allah..
Sabtu, 22 Januari 2011
thanks for the english conversation
thanks for everything which you've gave to me
and i'm sorry for all my mistakes
it's very nice talking with you
and i'm sorry for all my mistakes
it's very nice talking with you
yes, we're late
it's night
it's still raining
and it's dark
without the star
we didn't sleeping
we're telling to each other about our experiences
then, in the morning,
we wake up late
hahaha,
that's when we were kids
it's still raining
and it's dark
without the star
we didn't sleeping
we're telling to each other about our experiences
then, in the morning,
we wake up late
hahaha,
that's when we were kids
pemenang
pemenang kehidupan adalah
orang yang tetap SEJUK di tempat yang PANAS
yang tetap MANIS di tempat yang PAHIT
yang tetap merasa KECIL meski telah menjadi BESAR
yang tetap TENANG di tengah BADAI yang paling hebat
dan yang tetap mengandalkan ALLAH dalam segala urusan..
orang yang tetap SEJUK di tempat yang PANAS
yang tetap MANIS di tempat yang PAHIT
yang tetap merasa KECIL meski telah menjadi BESAR
yang tetap TENANG di tengah BADAI yang paling hebat
dan yang tetap mengandalkan ALLAH dalam segala urusan..
Langganan:
Postingan (Atom)