hei hei, lagi-lagi aku ingin menulis tentang kalian.
emang sih, kalian berdua itu favoritku. bahkan sampai saat ini lho,
matematika, favorit nomor satu.
dari dia, aku bisa sadar banyak hal.
2 + 2 + 2 = 2 * 3 = 12 / 2 = dll
seperti hal diatas, wujud suatu permasalahan bisa berubah menjadi apapun
manipulasi yang sangat menarik
sehingga, kita tak perlu terlalu pusing dengan suatu permasalahan.
karena serumit apapun suatu masalah, selalu ada wujud lain dengan esensi yang sama dengannya dengan “tampilan” yang lebih mudah untuk diselesaikan.
matematika mengajarkanku untuk tidak mudah menyerah.
untuk selalu bersikap realistis dan rasional
dan memahami permasalahan dari esensinya
menempatkan prioritasnya sesuai bobot yang seharusnya
dan memahami penilaian objektifnya
fisika, favorit nomor duaku.
si fisika mengajarkanku untuk selalu melihat permasalahan secara holistik
dan menempatkan variabel-variabel yang terlibat pada tempat yang seharusnya
seperti pada hukum newton aksi = reaksi
dan persamaan diatas adalah persamaan yang menuntut kesetimbangan dari suatu sistem
semisal ada benda dengan massa m diikat dengan tali pada suatu bidang luncur miring yang memiliki koefisien gesek sekian dan sudut kemiringan sekian,
maka dari hal diatas, kita harus menguraikan semua gaya yang terlibat..
karena F = m.a maka setiap percepatan yang mengenai suatu massa akan menimbulkan gaya
di sistem itu terdapat gravitasi bumi sebagai percepatan
terdapat pula massa benda sebagai massa yang terpengaruh oleh percepatan
sehingga gaya-gaya yang terlibat antara lain : berat (W), gaya normal (N), gaya gesek (F), dan tegangan tali (T)
kemudian, gaya-gaya tersebut harus diproyeksikan dalam bidang-bidang yang sama supaya bisa ditemukan resultan gayanya
sampai akhirnya pun ditemukan resultan F = 0
simpel sekali bukan?
dan inilah kehidupan
di setiap permasalahan, kita harus memahami variabel-variabel yang terlibat di dalamnya
memahami kualitas dan kuantitas masing-masing variabel
memproyeksikan semua variabel itu secara adil dengan penilaian yang sesuai
lalu mencari resultannya.
dulu saat aku menghadapi permasalahan, kadang aku hanya menyalahkan orang lain.
tapi, tentu saja itu adalah hal bodoh.
kalau bersikap begitu, aku hanya jadi bahan tertawaan bagi matematika-fisika
sekarang, aku harus lebih paham.
setiap ada permasalahan, variabel yang harus dikritisi terlebih dahulu adalah diriku sendiri
mengakui kesalahan, ternyata juga tak terlalu buruk kok.
meskipun terkadang ternyata memang suatu permasalahan itu adalah kesalahan orang lain
tapi tetap saja kita terlibat dalam “kesalahan orang lain” tadi. kok bisa?
tentu saja, kita jadi ikut salah karena membiarkan orang lain berbuat salah.
yap. membiarkan orang lain berbuat salah adalah suatu kesalahan.
jadi, banyak-banyak istighfar.. bukan mencari-cari kesalahan orang lain
banyak-banyak introspeksi, bukan mengkritisi orang lain
buka mata buka hatimu :)
0 thoughts:
Posting Komentar