entahlah, mungkin memang seperti itu sifat wanita.
walaupun dia bilang "tak usah repot-repot mengirimkan surat untukku",
tapi di dalam lubuk hatinya,
setiap ada surat datang,
dia berharap surat itu untuknya.
dan ternyata bukan.
haha, dasar wanita.
Bagiku, kau mendominasi ingatan. Karena itulah aku menulis surat ini untukmu. Agar suatu hari, saat aku tak sanggup mengingat lagi, kau tetap mengabdi. Mengabdi dalam tulisanku. Mengabdi dalam kisahku.
0 thoughts:
Posting Komentar