hei! jangan kau patahkan kuntum bunga itu.
ia sedang mengembang,
bergoyang dalam dahannya yang tua
yang telah mengenal baik, kau tahu,
segala perubahan cuaca.
bayangkan: akar-akar yang sabar menyusup dan menjalar
hujan pun turun setiap bumi hampir hangus terbakar.
dan mekarlah bunga itu perlahan-lahan.
dengan gaib, dari rahim alam.
jangan! saksikan saja dengan teliti
bagaimana matahari memulasnya warna-warni
sambil diam-diam membunuhnya dengan hati-hati sekali.
dalam kasih sayang, dalam rindu dendam alam.
lihat: ia pun terkulai perlahan-lahan
dengan indah sekali, tanpa suatu keluhan.
0 thoughts:
Posting Komentar