Jakarta memang kota kelahiranku. Tapi itu tidak bisa memaksaku untuk
menyukai kota yang sekeras Jakarta. Aku telah menjadi Jawa sepenuhnya dan Solo
memang lebih nyaman untukku.
Aku tidak bisa hidup di kota
yang mengharuskanku waspada pada orang asing yang duduk di sebelahku.
Aku tidak bisa menyembunyikan uangku dan semua mua nya sedalam mungkin
karena takut di copet.
Aku tidak tega ada pemulung yang menungguku selesai minum dari botol
untuk minta botol bekasnya.
Aku tidak mampu melihat orang yang tidur di pinggir rel kereta di
stasiun.
Aku tidak bisa menjadi lebih susah lagi ketika meminta bantuan dan
diminta membayar lebih banyak.
Aku tidak sanggup dimanfaatkan orang lain ketika aku tidak tahu
apa-apa.
Aku tidak sanggup melihat orang di jalanan yang mudah baginya untuk
memaki dan memukul mobil orang lain.
Aku tidak sanggup memikirkan kenapa orang-orang Jakarta hanya
memikirkan dirinya sendiri. Aku tidak habis pikir, terbuat dari apakah hati
mereka.
Jakarta memang kota kelahiranku. Tapi aku tidak bisa memaksakan diri
untuk mencintai kota itu. Aku lebih suka Solo. Keculai untuk nenek dan
saudara-saudaraku di Jakarta.
Seorang temanku pernah berkata, “jika kau ingin menaklukan dunia, maka
kau harus menaklukan jakarta terlebih dahulu.”
Tidak, terima kasih. Aku tidak terobsesi menaklukan dunia. Aku hanya
ingin dunia lebih nyaman dan lebih ramah pada kemanusiaan. Bukan dengan cara
menaklukan yang lain dan mengeraskan hati dari kepekaan.
0 thoughts:
Posting Komentar