Hai
al, kau terlalu pengecut.
Bagaimana
kau bisa berani bertindak
bila
berharap saja kau sudah takut?
Tidak
pernahkah kau membaca tentang seberapa kuat pengharapan itu?
Bagiku, kau mendominasi ingatan. Karena itulah aku menulis surat ini untukmu. Agar suatu hari, saat aku tak sanggup mengingat lagi, kau tetap mengabdi. Mengabdi dalam tulisanku. Mengabdi dalam kisahku.
0 thoughts:
Posting Komentar