Cita-cita
pertamaku,
kugapai
dengan senyuman baru.
Meskipun
lambat,
tak
seperti mereka yang kuat.
Cita-cita
ini adalah bait pertama,
dari
beberapa bait asa.
Dimulai
di Safar yang mulia,
yap, senang rasanya.
Bagiku, kau mendominasi ingatan. Karena itulah aku menulis surat ini untukmu. Agar suatu hari, saat aku tak sanggup mengingat lagi, kau tetap mengabdi. Mengabdi dalam tulisanku. Mengabdi dalam kisahku.
0 thoughts:
Posting Komentar