Dear, Profesor Aris.
Jangan salahkan saya jika kelak saya juga ingin menjadi seorang
psikoanalis seperti anda.
Salahkan saja buku-buku yang anda pinjamkan itu,
mereka yang melakukannya.
Bagiku, kau mendominasi ingatan. Karena itulah aku menulis surat ini untukmu. Agar suatu hari, saat aku tak sanggup mengingat lagi, kau tetap mengabdi. Mengabdi dalam tulisanku. Mengabdi dalam kisahku.
0 thoughts:
Posting Komentar