yang hinggap di diammu
aku membayangkan semacam jejak angin
jejak gaib yang berpaut di helai-helai yang meliuk
dan terus menjuntai seolah-olah menggapai sesuatu
yang bersetubuh dengan gerakmu,
kuasan kelebat sebuah waktu dengan putaran lamban
cuaca yang membuat rapuh siang dan malam
dan pergantian hari yang dipenuhi patahan jarum jam.
di benakmu entah berdiam kejadian apa
mungkin terisi kota mati dengan pelabuhan tua
mungkin jalanan yang bercabang gang-gang sesak
atau juga menghampar ladang luas dengan hamparan bintang
siapa yang tahu
0 thoughts:
Posting Komentar