pada hakikatnya, tidak ada satupun yang kita miliki, asti. segalanya di dunia ini hanya pinjaman. bahkan kita meminjam waktu dan nyawa kepada yang kuasa. hidup, raga, jiwa, suami, istri, orangtua, anak, keluarga, uang, jabatan, semua adalah titipan sementara. pemilik sebenarnya cuma Dia.
tapi, dengan rasa memiliki
membuat kita bertanggungjawab dan mencintai.
bahkan rasa cinta itu sendiri adalah titpan-Nya, asti. tentu tidak ada salahnya mencintai dan mengambil tanggung jawab. tapi kita harus siap dan sadar sepenuhnya, bahwa sang pemilik setiap saat bisa meminta kembali milik-Nya. lalu kenapa kita harus merasa sangat memiliki?
0 thoughts:
Posting Komentar