sampai kapan kau keraskan kepala,
butakan mata,
dan tulikan telinga,
tuk sekadar ingkari kenyataan,
bahwa kau kucinta?
butakan mata,
dan tulikan telinga,
tuk sekadar ingkari kenyataan,
bahwa kau kucinta?
kumohon, berhentilah menyuruhku pergi.
Bagiku, kau mendominasi ingatan. Karena itulah aku menulis surat ini untukmu. Agar suatu hari, saat aku tak sanggup mengingat lagi, kau tetap mengabdi. Mengabdi dalam tulisanku. Mengabdi dalam kisahku.
0 thoughts:
Posting Komentar