Sudah lima tahun aku begini. Tujuh puluh satu bulan. Kalikan tiga puluh. Kalikan dua puluh empat. Kalikan enam puluh. Kalikan lagi enam puluh. Kalikan lagi enam puluh. Niscaya, akan kau dapatkan angka ini: 11.041.920.000.
Itulah banyaknya milisekon sejak pertama aku jatuh cinta kepadamu. Angka itu bisa lebih fantastis kalau ditarik sampai skala nano. Penunjuk waktuku tak perlu mahal-mahal. Memandangmu memberikanku sensai keabadian sekaligus mortalitas. Rolex tak mampu berikan itu.
Mengertilah, tulisan ini bukan bertujuan tuk merayu. Kejujuran sudah seperti riasan wajah yang menor, tak terbayang menambahinya lagi dengan rayuan. Angka miliaran tadi adalah fakta matematis. Empiris. Siapa bilang cinta tidak bisa logis.
Sekarang pukul 23.30 di tempatmu. Tak terasa sudah satu jam aku di sini. Menyumbangkan lagi 216.00 milisekon ke dalam rekening waktuku. Terima kasih. Aku semakin kaya saja. Andaikan bisa kutambahkan satuan rupiah, atau lebih baik lagi, dolar, di belakangnya. Namun, Engkau tak ternilai. Engkau adalah awal, pangkal, dan segalanya yang di tengah-tengah. Tidak dolar, tidak juga yen, mampu menyajikannya.
0 thoughts:
Posting Komentar