Senin, 23 Maret 2015
keburu pergi.
aku pernah membiarkan seseorang masuk.
aku kira ia hendak menetap, namun ternyata ia hanya beristirahat.
dari banyaknya orang yang ingin duduk, ia yang aku persilahkan masuk.
dari banyaknya orang yang ingin menetap, ia yang dengan mudahnya berdiri lalu melangkah pergi.
iya, aku pernah.
mungkin baginya rumahku tidak nyaman.
tapi bagiku, ia yang membuatku nyaman diam di rumah.
sayang, padahal aku hendak menjadikannya rumah dari setiap pulangnya kata dan tulisan.
tapi ia keburu pergi, lalu menjadi rahim dari setiap perginya kata dan tulisan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 thoughts:
Posting Komentar