Sabtu, 05 September 2015
bagaimana jika ibumu bukan ibu terbaik di dunia?
bagaimana jika ibumu bukan ibu yang sempurna?
tak seperti dalam baris-baris puisi. tak seindah gambaran mulia tentang perempuan-perempuan berhati surga. tak sama dengan yang orang-orang ceritakan tentang begitu lembut dan penuh kasih sayangnya bunda-bunda mereka.
bagaimana jika ibumu bukan ibu terbaik di dunia?
barangkali, dia memarahimu dengan kata-kata yang menyakiti hatimu. dia juga meremehkan usahamu dan tidak memercayaimu. sialnya, dia baik sekali kepada orang lain, mungkin kakak atau adikmu, atau siapa saja selain dirimu. betapa menyebalkan mendengarkan pujian berlompatan dari lidah ibumu, semua yang bukan dan tidak pernah tentang dirimu.
barangkali, dia bukan ibu yang lembut, tak pernah seperti dalam puisi. sejak kecil, kau terbiasa dipukul olehnya, dibesarkan dengan kata-kata kasar yang keluar dari mulutnya. dia sepertinya tak pernah benar-benar menyayangimu. sialnya, kau tak bisa memilih untuk dilahirkan ke dunia dari rahim milik siapa.
barangkali, sabda tentang surga di bawah telapak kakinya selalu menjadi sesuatu yang tak pernah bisa kau mengerti. tentang ibu, barangkali tak semuanya melulu tentang masa lalu. betapa pun hebat pengorbanannya di saat-saat ia melahirkan kita ke dunia, mustahil bagi kita mengingat semuanya.
maka, katakanlah:
"kita adalah kita, ma. yang barangkali berbeda dengan anak dan ibu lainnya. aku memaafkan semua kesalahan dan keputusan-keputusan burukmu. aku memaafkan segala hal yang ada dalam dirimu. maka, maafkanlah aku atas segala laku dan kata-kata burukku. maafkanlah aku untuk semua amarah yang pernah kuungkapkan atau yang kusimpan dalam diam.
terima kasih karena telah menjadi ibuku, ma. terima kasih karena bagaimanapun tak ada yang bisa menggantikan tempatmu untuk bisa melahirkan dan membesarkanku. Tuhan selalu memberikan seorang ibu yang kuat untuk anak-anak yang keras kepala, ma. terima kasih telah mengorbankan masa lalumu untuk masa depanku. terima kasih karena telah menjadi dirimu yang selalu 'cukup' untuk diriku.
aku ingin memulai hidup kita yang baru, ma. sesuatu yang jika kelak anak-anakku menanyakannya, akan kuceritakan semuanya dengan perasaan lega dan bangga. maka, akan kuperkenalkan engkau sebagai ibuku, nenek tercinta bagi mereka. aku ingin hidup kita yang baru, ma. sesuatu yang jika suatu saat aku harus pergi untuk selama-lamanya, dan tak mungkin lagi pulang ke rumahmu, ke pelukanmu, aku tak akan sedikitpun merasa takut atau malu karena aku telah menggenggam restumu.
...
barangkali, ibu kita memang bukan ibu terbaik di dunia, sebab kita juga bukan anak-anak terbaik di dunia. ucapkanlah selamat tinggal masa lalu. ucapkanlah selamat tinggal pada dunia yang buruk.
selamat terlahir kembali!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 thoughts:
Posting Komentar