Senin, 28 Desember 2015
tak pernah menjadi siapa-siapa
al...aku ingat kamu bukan remaja laki-laki biasa. kamulah sebab diciptakannya semua karakter laki-laki dalam cerita-cerita yg pernah kutuliskan, nama-nama indah yg kureka-reka, tetapi selalu tak bisa menggantikan keindahan namamu.
setiap kali mengingat senyummu atau lengkung alis matamu atau jenjang langkah kakimu, aku selalu merasakan sensasi gempa bumi yg akan membuatku tak bisa berkata-kata. dan, dibawah bayang-bayang kehadiranmu, entah bagaimana laki-laki lain selalu tampak biasa-biasa saja. jika sedang berjalan, kamu selalu tampak seperti melayang, kemudian dua sayap samar seperti tumbuh dari punggungmu. dan, aku selalu merasa tak mungkin memilikimu.
dalam dirimu terdapat semua kualitas yg kudambakan dari seorang laki-laki, ketampanan sekaligus kebaikan. dalam benakku, di hadapan seorang kamu, aku hanyalah gadis kecil yg bermimpi di bawah temaram puisi. aku tak pernah berani mengatakan perasaanku tentangmu. maka, aku tak pernah menjadi apa-apa, tak pernah menjadi siapa-siapa bagimu.
aku ingin mencintaimu hingga jauh nanti, dalam lututku yg gemetar, merayakan sensasi gempa bumi pribadi yg tak pernah dirasakan orang lain. demikianlah aku akan bersenang hati untuk selalu merasakan getar itu, debar itu: setiap kali aku memanggil lembut namamu, mengakrabi lembut matamu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 thoughts:
Posting Komentar