Ya. Hati kamu.
Apalagi?
Seandainya saja air
mataku
cukup panas untuk
melelehkan hati bekumu itu.
Tadinya kupikir tidak
ada tempat
yang memiliki
semua iklim
dan mengalami
semua musim.
Ternyata ada an.
Hatimu.
Bagiku, kau mendominasi ingatan. Karena itulah aku menulis surat ini untukmu. Agar suatu hari, saat aku tak sanggup mengingat lagi, kau tetap mengabdi. Mengabdi dalam tulisanku. Mengabdi dalam kisahku.
0 thoughts:
Posting Komentar