Raga dan senyummu ada di hadapanku,
sedang duduk berdua di bangku taman.
Tapi, dasar bodoh
Tidakkah kau pernah belajar cara berbohong?
Aku sudah tahu hatimu tak ada di sini an.
Bagiku, kau mendominasi ingatan. Karena itulah aku menulis surat ini untukmu. Agar suatu hari, saat aku tak sanggup mengingat lagi, kau tetap mengabdi. Mengabdi dalam tulisanku. Mengabdi dalam kisahku.
0 thoughts:
Posting Komentar