kamu yang mana?
Rabu, 19 Desember 2012
Selasa, 18 Desember 2012
cumulonimbus
aku tahu,
dengan menjadi cumulonimbus
bukan berarti kau ingin menghalangiku dari bulan
tapi dengan menjadi cumulonimbus
kau mengajakku untuk terbang lebih tinggi
jika tetap menginginkan bulan
Senin, 17 Desember 2012
Dua Pencuri
Itulah
hari aku kehilangan segalanya.
Semuanya
terjarah, ludes, tak pernah ku duga
Oleh
dua orang tak dikenal, seorang perempuan muda dan gadis kecil.
Peringatan
sudah dikeluarkan tentang taktik terbaru ini
Mereka
pakai anak-anak sebagai pancingan, kemudian menyerbu dari belakang.
Awalnya
aku dengar ketukan lembut malu-malu di pintu rumahku.
Seperti
ada yang ingin berkunjung, dari dunia yang lain.
Mereka
ingin tahu, apakah ada orang di rumah.
Aku
menunggu linggis menghancurkan pintu, dengan pisau roti di tanganku
Sampai
tawa mereka lenyap, lenyap begitu saja, seperti dua burung dara di kain sutra.
Tapi
aku tetap siaga, aku masih ragu.
Aku
turuti peringatan. Aku tahu mereka akan kembali.
Namun
akhirnya tak ada yang bisa menyelamatkanku dari tipu daya mereka.
Kubuka
pintu, dengan pisau roti di belakang punggungku.
Putrinya
ingin meminta selembar daun perak dari pohonku.
Aku
berusaha melihat bahaya apa yang bersembunyi di balik punggung mereka
Bahaya
apa di belakang basa-basi ini.
Mereka
terlihat miskin, namun mulut mereka berhias senyuman.
Mau
minta daun? Mintalah kepada Tuhan, itu pohon-Nya, kataku gusar.
Seorang
lelaki hampir menembakkami, kata si gadis kecil bangga.
Ia
tidak tahu, kalau itu benar-benar terjadi, ia seharusnya sudah mati.
Ku
awasi mereka pergi, di iringi musik mereka yang khas.
Seorang
ibu dan putrinya. Dengan mikjizat mereka, selembar daun mungil.
Tak
seorang pun menyerangku, tak ada kejadian apa-apa.
Dua
pencuri itu, mereka telah merampokku habis-habisan.
Babi
Aku
periksa sepatunya –
Kasar
dan liar.
Kuku-kukunya
–
Panjang
dan dekil.
Moncongnya
–
Besar
dan kotor.
Aku
periksa matanya –
Membelalak
padahal tidur.
Begitulah
celeng
Bahkan
di parlemen
Rakus
sekali
Bahkan
ia mangsa anak-anaknya sendiri.
Depresi
Seseorang
tanpa dayung, sendiri dalam perahu mengapung di laut lepas.
Lampu
isyarat kerlap-kerlip dalam kegelapan malam, bagai ledakan di kejauhan.
Di bawahnya
laut mengamuk bagaikan mulut menganga
yang
kemudian menelan bintang menyedihkan itu, yang telah lama pudar.
Time
Time.
Unforgiving
time
Please
be on my side
Tick.
A
beat slower
Give
me a bit
More
of your power
Kamis, 13 Desember 2012
kamu
Saya beruntung punya kamu.
Biarpun kita tidak pernah berjalan bergandeng tangan,
bergaya mesra di dalam photobox, atau sibuk ngobrol via twitter,
saya benar-benar merasa beruntung punya kamu.
Saya beruntung untuk punya “kita”.
Kamu adalah orang yang selalu mau mendengarkan ketika saya
bercerita panjang lebar.
Orang yang tau dan bisa mengingatkan saya untuk terus
melanjutkan atau kapan saya harus menahan diri.
Saya bukan orang yang punya banyak teman.
Lebih banyak pergi kesana-sini sendiri,
Tidak punya banyak orang untuk diajak bercanda dan
bercerita.
Namun kebetulan,
Saya masih punya kamu.
Seorang teman yang selalu bisa saya andalkan.
Sayang, kamu yang dulu begitu luar biasa pun kini mulai
punya kekurangan.
Sekarang, kamu selalu datang kelewat malam.
Bagi saya, menunggumu yang hampir tak pernah tepat waktu itu menyebalkan.
Rabu, 12 Desember 2012
Happy Birthday Nurul Rahmawati Swadini
Barakallah, all the best wishes for you
|
We're looking for your birthday gifts
|
it's still tomorrow actually
December 13th, 2012
you'll 22 years old then
I hope all the good things will come to you
and all the happy things will playing with you.
it's really nice to be your friend
to be in the same city with you, and doing many things with you.
all days that already passed, hope will stay in your memory.
don't forget us.
we love you.
not with me
I’m waking up from my summers dreams again
Try to thinking if you’re alright
Then I’m shattered by the shadows of your eyes
Knowing you’re still here by my side
Life was never be so easy as it seems
Untill you come and bring your love inside
No matter space and distance make it look so far
I can see you if you’re not with me
I can say to my self if you’re okay
I can feel you if you’re not with me
I can reach you my self, you show me the way
Selasa, 11 Desember 2012
untukmu yang berjuang di Semarang
Sudah
ku bilang, al
Rasa
takut itu seperti pengecut
Yang
hanya berani muncul di awal.
Maka
dari itu,
Aku
tak menyuruhmu untuk jangan takut
Karena
takut itu wajar
Lewati
saja apa adanya
Karena
setelah itu, kemana dia?
Dia
akan lari tunggang langgang
Dan
kau yang akan jadi pemenangnya.
Ya,
seperti katamu
The scariest moment is always just before
you start
Semoga
kau cepat sembuh di sana :)
raja kurcaci duduk di tanah, membuat batu dari tanah
Kuat
dan tangguh,
tiga
belas bintang di dahinya.
Batu
bernyawa duduk membentuk tanah mati menjadi batu mati
subuh
Pancaran
berkabut cahaya pagi membatasi cakrawala melintasi kota,
mereka meluncur riang di atap-atap yang miring.
Bayangan terbangun berwarna perak bakar.
Jauh
di atas, sebuah bintang tunggal berpendar.
Memancar
redup pada langit biru yang mulai terang,
di
tempat matahari yang semakin kuat menutupi semua permata malam lainnya.
write down your mind
Menulis
adalah mengikat jejak pemahaman. Akal kita sebagai karuniaNya, begitu agung
dayanya menampung sedemikian banyak data-data.
Tapi
kita kadang kesulitan memanggil apa yang telah tersimpan lama; ilmu dahulu itu
berkeliaran dan bersembunyi di jalur rumit otak.
Maka
menulis adalah menyusun kata kunci tuk buka khazanah akal; sekata tuk sealinea,
sekalimat tuk se-bab, separagraf tuk sekitab.
Demikianlah
kita pahami kalimat indah Asy-Syafi’i : ilmu adalah binatang buruan, dan pena
yang menuliskan adalah tali pengikatnya.
Menulis
juga jalan merekam jejak pemahaman; kita lalui usia dengan memohon ditambah
ilmu dan karunia pengertian; adakah kemajuan?
Itu
bisa kita tahu jika kita rekam sang ilmu dalam lembaran; kita bisa melihat
perkembangannya hari demi hari, bulan demi bulan.
Jika
tulisan kita 1 tahun lalu telah bisa kita tertawai, maka terbaca adanya
kemajuan. Jika masih terkagum juga, itu menyedihkan.
Lebih lanjut, menulis adalah mengujikan pemahaman kepada
khalayak; yang dari berbagai sisi bisa memberi penyeksamaan dan penilaian.
Kita memang membaca buku, menyimak kajian, hadir dalam seminar;
tapi kebenaran pemahaman kita belum tentu terjaminkan.
Maka menulislah; agar jutaan pembaca menjadi guru yang
meluruskan, mengingatkan keterluputan, membetulkan kekeliruan.
Penulis hakikatnya menyapa dengan ilmu; maka ia berbalas
tambahan pengertian.
Agungnya lagi, sang penulis merentangkan ilmunya melampaui
batas-batas waktu dan ruang. Ia tak dipupus usia, tak terhalang jarak.
Adagium latin itu tak terlalu salah; Verba Volant, Scripta
Manent. Yang terucap kan lenyap tak berjejak, yang tertulis mengabadi.
aku
cuma sepatah dua patah dalam doa
aku
hanyalah doa kalian berdua
yang
harap boleh harap terkabul semestinya
cita dan cinta yang diucap setiap harinya
Senin, 10 Desember 2012
teruntuk lasykar syiar 2012
Ukhuwah itu adalah tentang hati
Tentang hati yang saling terikat
Tentang doa-doa yang saling bertaut
Yang akan merasa rugi jika tak berbagi
Ia adalah tulus yang menjelma
Terasa rumit tuk diungkap
Namun nyata dalam kata sederhana
Semoga Allah senantiasa mengikat hati-hati kita
Saling mendoakan dan memberikan semangat
Saudari seperjuanganku,
Lasykar syiar 2012
Mbak sayang kaliaaan :)
kepompong
Tak ada yang tersakiti saat seekor ulat berubah menjadi kupu-kupu, al.
Tak ada pula yang terluka..
dan jika sang ulat takut untuk berubah,
tak ada pula yang tersakiti, pun terluka
kecuali ia sendiri
lalu mengapa sang ulat harus menunggu lama, al?
berkaca
Wahai diri yang berdosa
bagaimana jadinya jika sesaat setelah ini
usiamu ditutup
lalau nyawamu diangkat
jasadmu dikuburkan
lalu nyawamu diangkat
jasadmu dikuburkan
dan ruhmu ditanyai tentang perkara-perkara penting?
Lalu
Seberapa siap dirimu?
...
Wahai diri yang enggan bersyukur
bagaimana jadinya jika sesaat setelah ini
orangtua yang engkau tidak berbakti kepada keduanya
meninggalkanmu tanpa engkau sempat meminta maaf atas kesalahanmu?
Lalu engkau hanya menyesali sepanjang jasad keduanya diantar sampai ke
liang lahat
Sehingga engkau hanya meratapi perih penyesalan hidupmu yang tidak
bermanfaat
Lalu
Seberapa siap dirimu?
...
Wahai diri yang sombong
Bagaimana jika sesaat setelah ini
Jantung yang engkau banggakan tak lagi berdetak dengan angkuhnya
Sehingga terasa begitu sakit sakaratul maut yang meraih ruhmu dengan
perlahan
Sehingga begitu sulit untuk mengucap tahlil di untaian nafas yang
terakhir
lalu
seberapa siap dirimu?
...
Wahai diri yang merasa pintar
bagaimana jika sesaat setelah ini
engkau dihadapkan kepada pertanyaan-pertanyaan kubur
sedangkan di dunia engkau adalah orang yang sangat membenci majelis
ilmu dinul islam
sehingga setiap kali malaikat menanyakan pertanyaan dengan penuh
kemurkaan
engkau hanya bisa diam membisu karena dahulu semasa hidup begitu enggan
mencari tahu
lalu
seberapa siap dirimu?
...
Wahai diri yang berlumur dusta
bagaimana jika sesaat setelah ini
engkau telah berada di hari yang penuh dengan perhitungan yang sangat
teliti
dan di yaumul mizaan dimana amal kehidupan ditimbang dengan keadilan
yang paling adil
dan engkau dipertemukan dengan orang-orang yang engkau ingkari janji
terhadapnya
sehingga mereka menagih janji-janji itu
lalu meminta amal sholihmu dan memberikan amal buruk kepadamu
sebagai ganti janji dan hutang yang engkau ingkari
lalu
seberapa siap dirimu?
...
Wahai diri yang melampaui batas
bagaimana jika sesaat setelah ini
semua dosa yang engkau banggakan dan engkau ceritakan kepada manusia
lain
menjadi api yang menyiksa dan membakarmu
sehingga terasa amat sangat pedih penyesalanmu
karena semasa hidupmu engkau meninggalkan dzikir-dzikir yang
menghapuskan dosa-dosa
karena semasa hidupmu engkau meremehkan istighfar pada saat-saat yang
disunahkan
lalu
seberapa siap dirimu?
...
astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirulllah...
tetaplah di kebaikan
bahkan,
batu yang keras pun bisa hancur
jika sering terkena panas dan dingin
secara bergantian..
maka bayangkan betapa hati seseorang itu hancur
jika ia seringkali dientaskan dari kebaikan,
ditenggelamkan ke dalam keburukan,
secara bergantian,
terus menerus
betapa hancur hati yang demikian itu
bumerang
Kekuatan, tekad, dan keberanian
adalah bebatuan yang paling keras
yang tak hancur oleh badai
tak retak oleh gempa
tak kikis oleh angin
tak pudar oleh hujan
pun tak luruh oleh terik
tetapi ia hancur
dengan kelembutan tetesan air yang nyaman
tanpa pernah ia sadar
tanpa pernah ia tahu..
bagaimana kabar hatimu?
Engkau terlalu sibuk
Berusaha untuk terlihat mencintai hati orang lain,
tapi melupakan hatimu sendiri.
Terlihat mengobati hati orang lain,
tapi menyakiti hatimu sendiri.
Terlihat mengayomi hati orang lain,
tapi meninggalkan hatimu sendiri.
Engkau terlalu sibuk
Tenggelam dalam angan-angan,
Terjebak dalam kebohongan.
Engkau terlalu sibuk, an.
Karena kau tak perlu terlalu senang, ataupun terlalu sedih, an.
Kau tahu, an, saat kita mencoba hal baru, kita bisa memperoleh hal baru
pula.
Mungkin saja kita tak perlu terlalu senang ataupun terlalu sedih dengan
apa yang sudah biasa kita peroleh.
Terkadang apa yang kita peroleh adalah hal-hal yang menyenangkan, tapi
terkadang juga menyebalkan.
Jika kita terlalu senang saat memperoleh yang kita inginkan, dan
terlalu sedih saat tak memperolehnya.. sama saja kita tak pernah bahagia, an..
kita tak memperoleh apapun.
Jika seseorang hanya dipuji dan dipuji,
Maka dia akan berhenti sampai di situ, al.
Tidak akan maju ke arah yang lebih baik,
Jika tak ada sebuah kritik.
Kita ada di dunia bukan untuk beristirahat.
Teruslah berdakwah, teruslah berkarya
Hingga kaki kita ada di Surga.
Maka saat itulah kita beristirahat, an.
Kamis, 06 Desember 2012
pulang
di ruang tunggu seperti ini
selalu melintas tanya seolah seketika,
kemana orang-orang akan datang dan pergi, al?
mereka si orang asing berkulit putih, hitam, berwarna, lalu-lalang bersama bayang cahaya
apa arti asing dan berwarna sebenarnya?
apa arti tanah air, al, bagi mereka yang tak punya negeri asal?
dan langit senja ini, seolah mengundang diri untuk bertanya,
benarkah setiap orang selalu punya tempat untuk pulang, al?
_oktober 2012
ya, kamu
Tak sengaja aku mengenalmu
di saat yang tak mungkin jatuh cinta
kau merebut hatiku
yang ku tutup untuk sebuah cinta yang lain
Semua berjalan apa adanya
tak ada yang istimewa
dan kita hanya bertemu untuk sesaat
tetapi ku tak ingin melepas kenangan itu
Kaulah kenangan yang tertinggal di hatiku
meski ini kesalahan
aku tak peduli
asalkan saja kau tahu ku telah terjatuh
kepadamu.
Minggu, 02 Desember 2012
I do my thing and you do yours.
I am not in this world to live up to your expectation,
and you're not in this world to live up to mine.
You are you, and I am I.
and if by chance we find each other,
then it is beautiful.
sahabat baru
Terima kasih sahabatku yang baik, kecil, dan centil. Maaf jika di depanmu aku tak bisa berhenti mengusilimu. (h)
Pi
Penting dalam hidup ini untuk mengakhiri segala sesuatu dengan semestinya. Hanya dengan begitu kita bisa merelakan. Kalau tidak, hati kita terbebani oleh penyesalan, oleh kata-kata yang mestinya diucapkan tapi tak pernah tersampaikan (h.402)
Cinta sulit dipercaya, tanyakan pada siapapun yang sedang jatuh cinta. Kehidupan ini juga sulit dipercaya, tanyakan pada ilmuwan apa pun. Tuhan juga sulit dipercaya, tanyakan pada siapapun yang memercayainya. Kenapa kamu tidak bisa menerima hal-hal yang sulit dipercaya? (h. 417)
Kalau nyawa kita sendiri terancam, kemampuan kita berempati jadi tumpul oleh hasrat egois yang amat sangat untuk bertahan hidup (h. 178).
Bukankah benar-benar tidak setia menelantarkan seseorang yang dicintai demi keselamatan jiwa sendiri, an?
Bukankah akan lebih mudah bagi seorang perempuan untuk menanggung kenyataan bahwa seorang laki-laki meninggalkannya karena ia ingin menikah -atau dalam hal ini, bila ia menginginkan perempuan lain?
Tetapi tidak ada perempuan lain dalam hidupnya. Dia hanya lebih mencintai jiwanya sendiri daripada diriku. Jiwanya sendiri, an.
Itulah yang ingin dia selamatkan, jiwa yang pernah dia temukan di dalam diriku.
Bukankah akan lebih mudah bagi seorang perempuan untuk menanggung kenyataan bahwa seorang laki-laki meninggalkannya karena ia ingin menikah -atau dalam hal ini, bila ia menginginkan perempuan lain?
Tetapi tidak ada perempuan lain dalam hidupnya. Dia hanya lebih mencintai jiwanya sendiri daripada diriku. Jiwanya sendiri, an.
Itulah yang ingin dia selamatkan, jiwa yang pernah dia temukan di dalam diriku.
return
the mysterious end of that season
I think, that I really love you?
somewhere, all those times that we were together
I look back to those time
as if I could touch it, as if it was yesterday
each moment, I think of you
that voice that quietly rang with a low tone
even you resemblance to the spring sunlight
you always brightly shined on my day
whare are we?
I look back at all those memories
were we happy?
only unknown feelings remain in the same place
each moment, I think of you
that voice that quietly rang with a low tone
even the small memories are still so clear
I still haven't forgotten you
where are we?
were we happy?
back for you
whenever I close my eyes, I picture you there
I'm looking out at the crowd, you're everywhere
I'm watching you on the stage, your smile is on every face
But every time you wake up
You're hearing me say
Goodbye
I've never been so into somebody before
and every time we both talk I only want more
so tell me nothing is going to change
and you won't walk away
cause eventhough every night you'll know what i'll say
goodbye
you dont have to worry
i'll be coming back for you
lately, i've been going crazy
so i'm coming back for you
right back for you
semuanya tenang di sekelilingku
hujan turun dalam kesunyian
mereka menyerap dalam keteraturan
aku tercengang dengan ketenangan ini
tak ada kegembiraan
karena kegembiraan hanya berhubungan dengan kesedihan
hanya turun hujan
kau, aku, kita dan dia
Kau tahu aku tak bisa melakukan apa-apa selain berbicara kepada diriku sendiri untuk mengusir kesepianku. Kau tahu bahwa kesepianku ini tanpa penawar, aku hanya dapat berkata pada diriku sendiri sebagai kawan bicaraku.
Dalam monolog panjang ini, "kau" adalah sasaran ceritaku, sesosok aku yang mendengarkanku dengan penuh perhatian, "kau" hanyalah bayang-bayang diriku.
Saat aku mendengarkan "kau" yang menjadi milikku, aku menciptakan "dia" untukmu. Karena kau seperti aku, tak kuasa menanggung kesepian, kau juga harus menemukan kawan bicara.
Maka kau bicara dengan "dia" seperti aku bicara dengan "kau".
Dia berasal dari "kau", tapi mengukuhkan keakuanku.
"kau", kawan berbincangku, lalu kau membawa pengalaman dan imajinasiku dalam hubungan antara "kau" dan "dia" tanpa dapat kita membedakan mana imajinasi dan mana kenyataan.
Sabtu, 01 Desember 2012
Langganan:
Postingan (Atom)