Pages

Selasa, 12 Februari 2013

seorang penyair dan serangkaian esai


Esai bisa sangat cocok ditulis seorang penyair: bentuk ini umumnya hendak berbicara tentang sesuatu yang ingin disebut “benar”, tapi pada akhirnya, seperti puisi, bukan itu yang paling menggoda dirinya.
Esai tidak memutuskan, dan jawaban bukanlah urusannya. Michel de Montaigne, pemikir dan penulis Perancis di abad ke-16 yang memperkenalkan bentuk ini, memakai istilah ‘esai’ –sebuah sebutan yang berasal dari kata essaier (“mencoba”). Dengan sikap yang mengesankan pergulatan yang tak kunjung berhenti, dengan skeptis yang tak pernah lepas, ia pun menulis –dengan pertanyaan pada diri sendiri,”apa yang aku ketahui?”
Sebab itu, sebuah esai –seperti sebuah puisi –tidak ditentukan ide. Memang sebuah esai yang bagus berpusar pada satu masalah saja, tidak berbondong-bondong mengedepankan apa yang mau dikatakan. Tapi “berpusar” juga bukanlah jalan yang kurus. Seperti ditunjukkan puisi, bahasa bukanlah bahan-bahan mati yang tinggal dipungut dari kotak. Bahasa punya kekuatan sendiri, dinamikanya sendiri, dan godaan-godaannya sendiri.
Ruangan yang ada dalam sepatah kata, ternyata mirip rumah kita: ada gambar, bunyi, dan gerak-gerik di sana.


0 thoughts: