Selasa, 30 September 2014
Gelut
seorang laki-laki berkelahi dengan puisi
rahangnya ditinju metafor bertubi-tubi
pelipisnya memar, mulutnya muntah diksi
kepalanya dikoyak-koyak imajinasi
"ayo, puisi, baca pikiranku!"
seorang laki-laki bertengkar dengan puisi
hanya untuk membuktikan:
siapa di antara mereka yang paling sunyi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 thoughts:
Posting Komentar