Pages

Selasa, 30 September 2014

Gelut





seorang laki-laki berkelahi dengan puisi
rahangnya ditinju metafor bertubi-tubi
pelipisnya memar, mulutnya muntah diksi
kepalanya dikoyak-koyak imajinasi


"ayo, puisi, baca pikiranku!"


seorang laki-laki bertengkar dengan puisi
hanya untuk membuktikan:
siapa di antara mereka yang paling sunyi.





0 thoughts: