Pages

Selasa, 30 September 2014

jauh





di permukaan mataku kau menuliskan luka, lalu memaksa bibirku membacanya kata demi kata dengan ucapan perpisahan. kita begitu fasih menghancurkan pilihan dan tak pernah tahu bagaimana cara mengembalikan.


sementara air mata sibuk mencari jalan pulang. aku tak mampu menulis di tanganmu sebab sebuah genggam tak mampu menahan puluhan rencana kepergian. kita begitu hafal cara saling menemukan tapi tak pernah paham bagaimana cara bertahan.


di dadamu ada tulisan yang tak pernah selesai. tentang rindu yang lumpuh di tengah jalan dan cinta yang mekar di tempat lain. jauh dari yang tak akan kembali, jauh dari yang tak pernah kembali.





0 thoughts: