“ayoo, cepat sedikit menyeberangnya.”
“Kamu terlalu sayang dengan nyawamu al.”
“iya, aku terlalu sayang denganmu an.”
Bagiku, kau mendominasi ingatan. Karena itulah aku menulis surat ini untukmu. Agar suatu hari, saat aku tak sanggup mengingat lagi, kau tetap mengabdi. Mengabdi dalam tulisanku. Mengabdi dalam kisahku.
0 thoughts:
Posting Komentar