Pages

Minggu, 23 November 2008

Ijinkan aku menjadi sel darahmu

tik, tik, tik,
denting jarum jam berirama
terdengar serempak dengan degup jantungku
satu detik, satu degup jantung
mengalirkan darah segar ke otak ku
yang begitu mengkhawatirkanmu
sementara kau di sana,
darah keluar dari tubuhmu
yang tak bisa begitu saja dihentikan

ijinkan aku sekali ini saja
aku ingin menjadi sel darahmu
menyelamatkanmu dari kemungkinan yang terburuk
dan melindungimu dari malaikat maut itu
tapi kau menepisku
menyuruhku hanya untuk menunggu

ku tunggu kabarmu
ku tunggu senyummu
tapi angin tak jua menyampaikannya
hingga ketika malaikat maut itu datang,
menyampaikan kemungkinan terburuk itu
tangisanku hancur, meledak, dan tak berbentuk

apa yang terjadi padamu?
kau mengingkari janjimu
kenapa dulu kau menolakku menjadi darahmu?

kini, semua hanya omong kosong
tolong aku,
aku mebutuhkanmu...

kemiskinan imanku

kemiskinan menjerat hingga batas akhir hidupku
mencekikku dalam kesengsaraan
aku hidup tanpa arah
aku hidup tanpa tujuan
dan kini,
ketika batas akhir hidupku selesai dengan menyakitkan
aku tahu Kau selalu bersamaku
tapi aku tak tahu
apakah aku pantas tuk mencintai-Mu?