Pages

Jumat, 23 Januari 2015

ada yang diam-diam berusaha mewujudkan impianmu.







Di tempat lain, tempat yang tidak kamu tahu dimana. Ada seseorang dan kamu tidak tahu siapa. Mereka sedang berusaha sedikit demi sedikit mewujudkan impianmu.


Orang yang merekam setiap kata-katamu. Kamu tidak tahu kapan ia merekam dalam pikirannya. Kamu juga tidak tahu, siapa diantara orang yang silih berganti pergi dalam hidupmu yang merekam semua itu.


Orang yang mengingat setiap detail kejadian yang kamu lalui. Bahkan mungkin kamu sendiri lupa. Orang yang merinci setiap kesukaanmu dan ketidaksukaanmu. Orang yang tidak pernah kamu ketahui karena ia adalah orang yang pandai menyembunyikan dirinya.


Ada orang itu, orang yang diam-diam mewujudkan impianmu untuk memiliki pendamping yang seperti ini dan itu. Dia berusaha menjadi seperti itu. Padahal ia tidak tahu, apakah kau akan menerimanya atau tidak nanti. Setidaknya, sebab kamu ia berusaha menjadi lebih baik.


Ada orang itu, orang yang diam-diam mewujudkan impian-impian kecilmu. Dan ia berusaha untuk mewujudkannya meski kamu tidak tahu. Dan kamu memang tidak akan pernah tahu.


Orang itu, orang yang kemarin diam-diam selalu berusaha mewujudkan impianmu sedang memilih buku yang tadi kamu sebutkan ingin kamu beli.


Sesederhana itu.




hidupmu adalah sebuah alasan.







Mungkin kita pernah merasa putus asa, merasa sakit hati, merasa dikhianati, merasa tidak berarti, atau merasa apapun yang membuatmu berkesimpulan pendek, bahwa hidupmu tidak berarti.


Saat kita menilai diri sendiri demikian, pada dasarnya kita sedang mencerca Tuhan yang telah menciptakan kita. Karena sudah pasti, Dia merencanakan sesuatu pada kita saat kita diciptakan. Ada alasan mengapa kita diciptakan, ada alasan mengapa kita harus ada. Ada sesuatu yang ingin Dia lakukan melalui tangan kecil kita ini, melalui akal ini, melalui hati kita ini.


Di sisi lain, saat kita mungkin bertanya tentang alasan hidup kita. Dan mengapa kita harus bertahan sejauh ini. Sementara kita sibuk mencari alasan mengapa kita hidup. Ada orang yang diam-diam menaruh harap pada kita, hidup kita adalah alasan mereka untuk terus melanjutkan hidup. Bertahan sejauh ini. Salah satunya adalah orang tua kita. Dan salah satu yang lain, mungkin orang yang diam-diam mencintai kita. Tapi kita tidak bisa merasakannya. Karena hati kita sedang sibuk mengurus luka dan ego kita sendiri.


Di sisi lain. Keberadaan kita menjadi alasan untuk hidup orang lain. Saat kita sedang mencaci segala hal yang terjadi dalam hidup kita, bahkan mencaci diri sendiri. Merasa tidak berarti. Kita ternyata sangat berarti buat orang lain.


Esok atau lusa kita akan tahu, siapa-siapa orang yang menjadikan kita sebagai alasan hidupnya. Tidak hari ini, hari ini kita sedang sibuk pada diri sendiri. Sibuk pada menata mimpi dan hati. Kita terlalu egois karena memikirkan keadaan kita.


Esok mungkin kita akan menyesali hari ini. Bila hari ini, saat ini juga kita tidak duduk diam sejenak. Menarik nafas kita dalam-dalam. Dan merasakan keberadaan orang-orang di sekitar kita yang selama ini kita abaikan. Saat kita sibuk mencari dan mengharap perhatian dari orang yang kita kejar. Mereka telah berdiri sejak lama, memberikan perhatiannya.


Kita akan menangisi mereka saat mereka nanti pergi. Hari ini, kita akan belajar berterima kasih kepada mereka. Karena, mereka adalah orang-orang yang menganggap kita adalah alasan hidupnya.


Dan itulah alasan keberadaanmu di dunia ini. Selamat berkontemplasi :)











"bacalah Al-Quran sebanyak kamu menginginkan kebahagiaan."








aku akan.





maaf jika aku membuatmu menangis kemarin malam. aku ingin meminta maaf, namun kau tampak tak ingin mendengar sekali apa yang hendak aku jelaskan. kau menutup telinga. kau bahkan tak ingin melihat namaku muncul pada malam di mana kau berlinang air mata.


aku sudah cukup benci pada diriku sendiri karena membuatmu dalam keadaan seperti ini. tak ingin ditambah lagi kebencian karena mengetahui kau sebegitu benci kepadaku.


baiklah.


baik-baik nanti. aku mencintaimu. kau percaya atau tidak, aku tidak peduli. persetan kau akan membenci, namun aku sekarang benar-benar mencintaimu.


sejujurnya, aku tak pernah ingin membuatmu menangis. satu-satunya air mata yang ingin kulihat menetes pada matamu adalah air mata ketika kau bahagia dipeluk aku. maaf tak bisa menjadi selalu ada. satu titik air matamu, sejuta penyesalan dalam hatiku. maafkan aku kemarin. jika ada seribu maaf yang harus kuucap agar kau mau kembali, aku akan.



- kamu, 15 januari 2014.







rintik hujanku.






di balik jendela, aku perlahan mencoba membunuh kita di hadapan rintik hujan mengetuk lembaran kaca.
rasa-rasanya, aku telah banyak menyakitimu.
menghunus sayap agar kau tak pergi jauh dariku.
namun, kau tetap rendah hati memaafkanku.
kau diam di depan semua bara cemburu membakar hati dan pikiranku.


kau seperti rintik hujan yang aku lihat di balik jendela saat ini.
sepanas apapun baraku mendidihkanmu, kau tetaplah air yang bisa dengan mudah melenyapkan baraku.


maka terimakasih.
kau telah menjadi lelaki di mana aku rela berbagi bahagia.
seharusnya kita sempurna.
seharusnya kita adalah pasangan yang bisa mengalahkan segala masalah bersama.