Pages

Jumat, 12 September 2014











Asti harus kuat.
Asti bakal kuat.
Asti pasti kuat.










blind spot





semua petinju profesional memiliki pelatih. bahkan, petinju sehebat Mohammad Ali sekalipun juga memiliki pelatih. padahal jika mereka berdua disuruh bertanding jelas Mohammad Ali lah yang akan memenangkan pertandingan tersebut.


mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Mohammad Ali butuh pelatih kalau jelas-jelas dia akan menang melawan pelatihnya? kita harus tahu bahwa Mohammad Ali butuh pelatih bukan karena pelatihnya lebih hebat, namun karena ia butuh seseorang untuk melihat hal-hal yang "tidak dapat dia lihat sendiri".


hal yang tidak dapat kita lihat dengan mata sendiri itulah yang disebut dengan "blind spot". kita hanya bisa melihat blind spot tersebut dengan bantuan orang lain.


dalam hidup, kita butuh seseorang untuk mengawal kehidupan kita, sekaligus untuk mengingatkan kita seandainya prioritas hidup kita mulai bergeser. kita butuh orang lain, yang menasehati, yang mengingatkan, bahkan yang menegur jika kita mulai melakukan sesuatu yang keliru, yang bahkan kita tidak pernah menyadari. dan kerendahan hati kita, untuk menerima kritikan, untuk menerima nasihat, dan untuk menerima teguran itulah yang justru menyelamatkan kita.


kita harus sadar, bahwa kita bukan manusia sempurna.





hartamu harimaumu





riset ilmiah membuktikan:


sebuah smartphone, 70% fiturnya tidak terpakai (mubazir).


sebuah mobil mewah, 70% speed nya mubazir.


sebuah vila mewah, 70% luasnya dibiarkan kosong.


sebuah universitas, 70% materi kuliahnya tidak dapat diterapkan.


seabrek kegiatan sosial masyarakat, 70% nya iseng iseng tidak bermakna.


pakaian dan peralatan dalam sebuah rumah, 70% nya menganggur tidak terpakai.


seumur hidup cari duit banyak banyak, 70% nya dinikmati ahli waris.


riset di atas tadi saya juga tidak tahu darimana sumbernya, tapi isinya bagus. menurut saya, semua benar adanya. hikmah dari riset tersebut adalah bahwa kemewahan yang kita kejar hingga ke ujung dunia sesungguhnya tidak membuat kita bahagia. Kepuasan mencapai mimpi tertentu seperti punya mobil mewah, sekolah yang tinggi, pakaian yang banyak, rumah di mana-mana mungkin belum bisa membuat seseorang menjadi bahagia secara batin meskipun kebutuhan lahiriyahnya amat trercukupi. bahagia yang sesungguhnya adalah membuat diri kita bermanfaat untuk banyak orang. buat apa kaya jika hanya untuk ditumpuk untuk diri dan keluarga sendiri saja? saat ajal menjemput, semua kekayaan itu hanya akan menjadi warisan keluarga anda saja dan tidak bisa menolong anda dari siksa Allah.





ini urusan taqwa





iya, sejatinya dunia ini hanya ujian..
tidak perlu sering membanding bandingkan yang sudah lulus atau belum
yang sudah menikah atau belum
yang sudah punya anak atau belum
yang sudah punya ini dengan yang belum punya itu


ah, dan segenap tetek bengek dunia lainnya
seperti kekata Rasulullah, "tidak ada yang membedakan orang arab dengan orang non arab kecuali taqwa.."


sungguh tak ada yang membedakan kita kecuali taqwa.