Pages

Kamis, 23 Mei 2013

sesi curhat


Nah, aku sampai di titik ini
dengan melompati tiga titik terakhir.
Kompre-Sidang-Kompre

Entah bagaimanapun hasilnya nanti,
aku pasrah.
Yang jelas aku sudah berusaha untuk bisa sampai di titik ini.
Yah, walaupun aku tahu itu belum usaha terbaikku.
Aku masih suka nakal.
Itu sebabnya aku tak pantas untuk menginginkan hasil yang sempurna, bukan?

Aku hanya ingin lulus.
Entah berapapun nilainya
Entah bisa mengalahkan nilai ulum atau tidak,
aku tidak peduli.
Aku hanya ingin lulus.
Nilai yang biasa-biasapun tak apa.

Lalu wisuda?
ah, aku tidak terlalu memikirkan itu.
Itu sudah tidak ku anggap sebagai suatu hal yang besar.
Karena aku sudah berhasil melihat ini semua dari sisi yang indah,
jadi biarlah tetap seperti ini.

Dan jika semuanya tidak terlalu aku pikirkan,
lalu apa yang aku pikirkan?
Haha
Bukan, bukan seperti itu.
Tidak terlalu dipikirkan, atau tidak terlalu dipedulikan,
bukan berarti aku tidak memikirkannya atau tidak memedulikannya.
Tentu saja masih.
Hal-hal itu masih aku panjatkan dalam doaku setiap hari.
Hanya saja aku tidak ingin terlalu fokus pada hal-hal yang sudah terlewat.
Bahwa kita tidak perlu terlalu senang
ataupun
terlalu sedih terhadap sesuatu,
aku setuju.
Aku ingin senang secukupnya saja,
juga kalau sedih ya sekadarnya saja.

Karena pasti masih banyak hal hebat yang menungguku di depan sana.
Masih banyak rencana yang harus aku lakukan.
Maka aku harus bersiap-siap,
harus segera bergegas.


mulai membereskan skripsi lagi sebelum juni agar bisa kujadikan hadiah ulang tahun untuk papa
dan juga project seumur hidupku: wake the book up, bersama orang yang tercinta.




Apakah puisi
serupa benua
atau lebih mirip samudera?

Lebih banyak mana
puisi yang pernah ditulis,
atau yang tak pernah ditulis?

Kata-kata apa
yang belum pernah
dipakai dalam sebuah
puisi?

Berapakah
biaya produksi
sebuah puisi?

Kalau sebuah
antalogi puisi
kita taruh di atas timbangan
dan timbangan menunjukkan beratnya 300 gram,
apakah itu
berat kertasnya
atau berat puisinya?

Apa
lawan kata
"puisi"?

Apa perbedaan
antara sebuah puisi dengan judul
dan sebuah puisi tanpa judul
kecuali bahwa
yang satu punya judul
dan yang lainnya tidak?

Dimana tempat tercantumnya
tanggal kadaluwarsa
sebuah puisi?

Adakah imunisasi
agar tidak
terinfeksi puisi?

Bagaimana cara
mencegah puisi?

Apakah bumi
satu-satunya planet
yang ada
puisinya?

Tepatkah kalau pada orang yang hampir tenggelam,
kita lemparkan puisi?

Berapa lama
seorang manusia
bisa bertahan hidup
tanpa puisi?

apakah kamu
mau menjawab
pertanyaanku?


gadis kecil


ada gadis kecil diseberangkan oleh gerimis
tangan kanannya memegang payung
tangan kirinya mengibaskan tangis.




kelak,
kita akan berjumpa
seperti perahu kertas dan
kulit semangka yang membeku di sungai.

kelak,
angin takkan mengubah arah
pohon akan melayangkan daun-daun
ke dalam sepatu kita yang berhenti di depan pintu.

nenek tua akan berkisah
tentang kita di ruang tunggu, setiap pagi.


cacing


leluhur kami telah terkubur,
cacing-cacing telah menyesap
bagian demi bagian jasadnya.
lalu mereka datang ke rumah kami.
tapi kalian mencincangnya,
menjadikannya umpan ikan-ikan.


membaca


sehelai demi sehelai,
sehalaman demi sehalaman.

detak jantung semakin cepat.

di halaman terakhir,
napasnya behenti.


label harga



Wanita itu sibuk pamer tas dan high heels bermerek pada temannya,
menyombongkan betapa selangit harga kedua barang yang mampu dibelinya.
Temannya senyum nyinyir melihat label diskon 70+20 persen yang lupa dilepas.


tiga hari lagi


di titik ini,
kita lakukan perjalanan masing-masing.
bernafas di udara-udara jalanan
berlindung di awan-awan yang bergelantungan.
biarkan mereka mengendap di dalam darah
sebelum kita bagikan
tiga hari lagi.