Pages

Senin, 31 Agustus 2015










barangkali, mencintai dan menyayangi keluarga adalah salah satu cara untuk menyelamatkan dunia.

















adik-adikku, maafkan karena sebenarnya selama ini aku menyembunyikan kelemahan-kelemahanku dengan pura-pura menjadi kuat, untuk kemudian mereka-reka kesombongan agar bisa menasihati kalian.


- mbak asti sayang kalian.






pesan sederhana






ulum..


barangkali, ada beberapa di antara kita yang terus menerus memaksa dirinya untuk bekerja hingga batas terjauh yang sesungguhnya tak pernah mereka tahu. mereka terus berjalan meski sebenarnya lelah. mereka bisa terus terjaga meski mata selalu perlu tidur yang lelap. mereka terus berpikir, padahal bibir mereka perlu tersenyum. mereka menginginkan hal hal terbaik bagi hidup mereka, sambil sebenarnya memperburuk semuanya.


mungkin kita perlu memberi tahu orang-orang semacam ini tentang hal hal biasa mengenai bagaimana menjadi manusia. senyum bisa dipalsukan, tetapi kebahagian tidak...
dan tawa yang dipaksakan selalu menyesakkan dada. beri tahu mereka bahwa ada sensasi luar biasa ketika kita terjatuh, lalu mendapati lutut kita berdarah. ketika itu terjadi, tak usah buru buru bangun lagi, lalu kembali berlari. mereka punya kesempatan untuk istirahat dan menyaksikan bagaimana darah berhenti dengan sendirinya. seperti kata-kata buruk yang hilang dari kepala dan rasa sakit hati yang pelan-pelan tiada bukan karena kita telah memaafkannya, tetapi karena kita makin lupa.


karena dalam hidup, ada hal hal yang patut kita tunggu, ada hal-hal yang perlu kita alami, dan ada hal-hal yang selalu layak kita perjuangkan.




jenderal tampan





dia tampan bukan karena ia memiliki paras seperti bintang iklan atau model-model majalah.


dia tampan karena senyumnya bisa menerbitkan senyumku, karena matanya yang berbinar saat membicarakan hal-hal yang ia sukai.


dia tampan karena semangat dan kepeduliannya untuk menolong dan membahagiakan orang lain, karena kebaikannya selalu membuatku ingin menjadi seseorang yang baik.


atau karena apa pun saja yang ada dalam dirinya, yang membuatku bahagia dan selalu belajar mengucap syukur.





Minggu, 30 Agustus 2015

bacabaca









kalau kehabisan kata-kata, jangan bicara, tapi baca. jangan menuang teko kosong, tak ada guna. bejana yang penuh akan meluap dan mengisi bejana lain.








merindukan lebah






jika bunga-bunga memiliki sayap,
mungkin tangkai-tangkai
tak akan menyesal ditinggalkan
oleh mahkota-mahkota
yang terlanjur merindukan lebah.











tadi malam
aku bermimpi tentang sebuah jalan panjang
yang tak membawa kita kemana-mana.
sementara kita berdua menari di sana,
tanpa musik, tanpa suara.
tak apa-apa.















apa-apa yang pernah paling kita inginkan, adalah hal-hal yang melulu membuat kita merasa kehilangan.





belajar mendengarkan




dua orang yang berteriak dalam satu pertengkaran adalah dua orang yang sama-sama ingin didengarkan. tentu saja, dua orang yang saling berteriak tidak akan pernah bisa menyelesaikan persoalan. salah satu di antara keduanya perlu segera menyadari bahwa setiap percakapan selalu memerlukan telinga yang men-de-ngar-kan..


berengkali, kita pernah bertanya-tanya, mengapa dua orang yang bertengkar cenderung saling meninggikan suara? itu dia, mereka sedang membutuhkan telinga yang mendengarkan. mereka ingin saling didengarkan. barangkali, ini salah satu keterampilan khusus yang perlu dikuasai untuk bisa meyelesaikan persoalan. belajarlah mendengarkan!


sedikit sekali orang yang tak bisa "mendengar", tetapi banyak sekali orang yang tak bisa "mendengarkan".





Sabtu, 29 Agustus 2015

sudut pandang orang pertama






aku selalu merasa bahwa sebenarnya penulis tidak perlu repot-repot menyusun plot, mereka-reka tokoh, mengatur alur, atau merekayasa konflik. sebab pembacalah, dengan imajinasi dan penafsirannya masing-masing, yang akan melakukannya.


tokoh utama adalah si pembaca itu sendiri. plot dibangun dalam interior pikiran dan perasaan mereka. alur ditentukan oleh cara tafsir mereka ketika membaca teks cerita, sementara konflik meletup-letup sebagai pertanyaan dan luapan perasaan sepanjang proses pembacaan.


untuk kalian semua, selamat membaca, tentu saja!



salam baik,
Diwiasti Firdausi Yasmin.











some people talk to you
in their free time.
and some people free their time 
to talk yo you.





Masalah itu





sebagai orang yang beriman, maka aku percaya bahwa masalah atau ujian yang datang dalam hidup itu memiliki kebaikan yang besar.


pertama, masalah datang sebagai tanda bahwa Allah sedang menguji kita untuk kita naik kelas. naik ke tingkat berikutnya dalam banyak hal, baik dalam keimanan, kedudukan di sisi-Nya. Allah ingin kita naik tingkat.


kedua, masalah yang datang sebagai cara untuk menebus kesalahan kita. bila kita mampu bersabar, ujian bisa menjadi cara untuk menggugurkan dosa-dosa yang pernah kita lakukan.


ketiga, Allah ingin memberi tahu bahwa kita jauh lebih kuat dan lebih tangguh dari masalah yang kita hadapi. karena janji-Nya pasti benar bahwa Dia tidak akan menguji hamba di luar batas kemampuannya. jadi jelas bahwa kita jauh lebih kuat dan bisa melewati masalah yang kita hadapi. jadi jangan merasa lemah. semakin besar masalah yang kita hadapi, sejatinya kapasitas kita jauh lebih besar dari masalah itu.


keimanan dan ketakwaan kita diuji dengan demikian. karena masalah adalah kenikmatan dalam bentuk lain yang harus kita syukuri. dengan cara menghadapinya dan menyelesaikannya. semoga Allah masih menjadi yang pertama :)




Kamis, 27 Agustus 2015






bahwa meminta maaf ketika salah adalah wujud dari banyak hal.
wujud dari sadar bahwa seseorang cukup mawas diri bahwa dia salah.
wujud dari kemenangan dia melawan arogansi.
wujud dari penghargaan dia kepada orang yang dimintakan maaf.


tidak meminta maaf membuat seseorang terlihat bodoh dan arogan.
maka, jangan pernah malu untuk meminta maaf.






perihal melawan




semangat ya, asti.
berapa kali kamu jatuh itu gak penting.
yang penting berapa kali kamu bangkit lagi.


nanti, suatu saat akan ada masanya kalian harus melawan orang.
yang lebih besar, lebih kuat dari kalian.
dan akan ada masanya,
kalian ga punya pilihan selain melawan,
dan menang.


akan datang juga asti, masanya...
semua orang tidak akan membiarkan kalian menang.
jadi, kalian harus pintar.
kalian harus kuat.
kalian harus bisa berdiri sendiri dan menang dengan kaki-kaki sendiri.





si sulung




jika kita ingin memotivasi seseorang untuk belajar, jangan pojokkan dia dengan "kamu anak sulung, harus jadi contoh". kasih lihat dia, orangtuanya juga ranking satu. perlihatkan rapornya pada mereka. itu yang akan membuat mereka belajar.


jika kita ingin memotivasi seseorang dengan status sulung, kita coba dengan cara positif.


"abang, lihat itu adek, dia butuh perlindungan abang. he needs your help."


"abang, lihat itu adik selalu ingin pakai baju yang sama dengan abang. he looks up to up to you. he thinks you're cool."


"abang, coba ajarin adik 1+1. soalnya kalo sama mama, adik ga mau denger. dia maunya dengerin abang. he thinks you're smart."


"kamu lihat kan bedanya. dengan seperti itu, abang akan sukarela menjadi panutan."


"menjadi panutan bukan tugas anak sulung, kepada adik-adiknya. menjadi panutan adalah tugas orang tua, kepada semua anak."




(cuplikan dari novel berjudul "sabtu bersama ayah")





Selasa, 18 Agustus 2015

terlewat





pernah tidak kita berpergian dengan kendaraan yang cepat, misalnya kalau naik sepeda motor dan mengendarainya sendiri, sempat tidak kita memerhatikan apa yang telah kita lewati?


mungkin tidak sempat, karena laju kita yang cepat. pohon yang seperti berlarian meninggalkan kita. rumah-rumah yang hanya tampak atapnya saja. orang-orang yang berlalu tanpa kita tahu paras mukanya, apalagi menelisik kerut wajah dan warna suaranya.


perjalanan hidup kita kadang terlalu cepat. dan kita perlu melambatkan diri. bahkan sesekali kita perlu berhenti, menengok ke belakang, atau memerhatikan sekitar. kita melewatkan begitu banyak hal karena kita terlalu berambisi pada tujuan. tujuan itu penting, tapi memaknai perjalanan juga sama pentingnya. karena pelajaran itu ada di perjalanan.


kalau kita merasa hidup hari ini terasa membosankan, tidak menarik, mungkin karena kita terlalu cepat. melewatkan sesuatu, melewatkan hal penting, yang justru sebenarnya menjadi bagian penting dari sebuah perjalanan. orang yang kita temui, apa yang kita saksikan, bahkan bangunan-bangunan cantik yg tertutup oleh pembangunan.


detail perjalanan dalam hidup kita adalah mozaik-mozaik yang akan utuh kemudian hari. ketika kita menyadari bahwa pecahan cerita itu membentuk sebuah pemahaman baru. bajwa kebahagiaan itu benar-benar sederhana. bahwa rasa syukur itu mudah kita temukan di perjalanan, ketika kita menyaksikan begitu banyak orang yang tidak lebih beruntung dari kita.


perhatikan apa yang telah kita lewati sepanjang hidup kita. kalau kita tidak bisa mengingat rinci detailnya, mungkin perjalanan kita terlalu cepat. hingga melewatkan begitu banyak hikmah perjalanan.


kita bukan sedang berkejaran dengan waktu, karena kita tidak tahu sampai kapan kita hidup. kita sedang berkejaran dengan amal. karena menurutku, amal itu tidak diukur dari berapa panjang umur manusia, tapi dari kualitas saat mengerjakannya. semoga kita tidak melewatkan begitu banyak kesempatan untuk berbuat baik.




Bapak, aku ingin..





bapak, aku ingin kau mengenalnya. aku ingin berbicara denganmu, berdua saja. aku ingin bercerita banyak tentangnya. aku ingin mengetahui sudut pandang seorang laki-laki melalui pria sepertimu. aku membutuhkan saranmu ketika dalam keadaan seperti ini.


bapak, aku ingin kau mengenalnya. melalui kata-kata yang kuceritakan padamu, lalu kau akan meledekku hingga rona merah terlukis di wajahku. aku ingin kau menilai apakah ia baik untukku. aku ingin kau ada di sini, saat aku tak tahu harus bercerita kepada siapa di dalam rumah ini.


bapak, aku ingin kau mengenalnya. kau pasti sudah mengenalnya, kan?
dan kau memiliki jawaban untukku. tetapi bapak tidak di sini..





bukan kompetisi





aku tidak pernah melihat menikah sebagai sebuah kompetisi. kau tau artinya?


pertama, aku tidak akan menikah karena orang-orang menikah, karena teman-temanku menikah, karena junior-juniorku juga sudah pada menikah.


aku akan menikah karena aku tahu, pada satu titik aku tak anak mampu sendiri menjaga diri. dan karena Allah mengetahui itu, sehingga kemudian Allah mempertemukanku dengan jodohku.


kedua, aku tidak bersaing dengan siapapun tentang apapun. siapa yang menikah lebih dulu. siapa yang calon pasangannya lebih "wah". siapa yang pernikahannya lebih mewah. siapa yang kemudian punya anak lebih dulu. siapa yang rezekinya paling banyak. apalagi siapa yang paling bahagia di media sosial. tidak ada.


satu-satunya sainganku hanya diriku sendiri. aku hari ini harus lebih baik dari aku kemarin. aku besok harus lebih baik dari aku hari ini. lebih bersyukur, lebih bahagia dalam hati.


ketiga, dan yang paling utama, aku tidak bersaing dengan siapapun, tentang mendapatkan jodoh. setiap manusia diciptakan berpasangan. dengan atau tidak bersaing, setiap orang akan menemukan jodohnya masing-masing. jadi, kalau ada seseorang yang membanding-bandingkan aku dengan orang lain, yang artinya membuat diriku bersaing dengan orang lain, aku mundur. kalau ada seseorang yang tampak sekali ingin memiliki orang yang aku berdoa bisa menikah dengannya, dan menganggapku saingannya, aku juga mundur.


aku tidak berkompetisi tentang menikah.
aku hanya punya satu ukuran kebahagiaan: yaitu bersyukur sebanyak-banyaknya. aku hanya punya satu ukuran perjuangan: yaitu berdoa sekuat-kuatnya, segenap daya mewujudkannya.












"mencintai itu membutuhkan kekuatan yang hebat. salah satunya adalah kekuatan untuk berani menyakiti diri sendiri."












menurutku, berdoa adalah tentang kau bercerita pada Tuhan.
tentang apapun, tentang siapapun.
silakan berdoa yang kau inginkan, Tuhan tak pernah tak mendengarnya.
Tuhan tak pernah lelah menunggu kau berdoa padaNya.
jangan pernah berhenti percaya sama doa ya :)













aku tidak akan mengganggu, tuan.
perihal aku dan rasaku.. kuyakin Tuhan telah menakarnya sebaik mungkin.
jika hari ini aku masih terlalu rindu..
Tuhan yang beri ini pantas untuk kurasakan.
jangan menggerutu, tuan.
ini sudah Tuhan berikan padaku.









Sabtu, 15 Agustus 2015

sabar yaaa :)






akan ada hari dimana buku-buku koleksi dari kita akan tersusun rapi memenuhi isi lemari.


akan ada hari dimana pakaianku akan bersanding dengan pakaianmu di dalam satu lemari yang sama.


akan ada hari dimana kamu merasakan nyaman, karena kamarmu nanti sudah bersih, rapi, dan harum.


akan ada hari dimana makanan hangat sudah tersaji di atas meja makan, dan secangkir teh manis kesukaanmu siap menemani hari lelahmu.


akan ada hari dimana sebuah peluk hangat siap menyambut kedatanganmu, dan ada sosok yang sabar menanti dari balik pintu.


kamu tahu?
hari itu.. adalah hari dimana aku dan kamu sudah bersatu.


hari dimana setiap apa yang aku kerjakan, dan kamu berikan untukku menjadi pahala yang berkah di hadapanNya.


dan kamu tahu?
hari itu pula dimana hari yang saat ini aku dan kamu nantikan.


meski namamu masih tersembunyi
namun doaku dan doamu
sibukku dan sibukmu adalah sibuk yang baik
yang mampu membuat Tuhan percaya kita berjuang di jalan yg baik.


menjadi saksi dimana kita saling berharap
akan hari itu dan dipersatukan olehNya.
hari dimana kita menjadi halal dalam biduk pernikahan.


amiin..




aku menunggu. kamu menunggu. tapi apa yg lebih indah dari diam-diam mengucap nama dalam doa?






bila rindu tak mesti bertemu
bila cinta tak mesti menyapa
bila senyum tak mesti bahagia
bila ada air mata pun tak mesti sedang berduka
karena kadang apa yang tampak di mata
tak menjamin demikian rupanya
ada kala cinta rindu lebih bermakna lewat doa


semenjak perjanjian kita hari itu
sejujurnya aku merindukanmu
meski sesekali dengan tangisan sendu
ternyata mendoakan kebaikanmu ada rasa tenang yang menderu


inilah yang harus kita jaga
meski aku tak pernah tau akhirnya bagaimana
entah rasamu akan tetap ada
dan rasaku akan seperti apa?
entahlah..


tapi aku bersyukur keputusan ini
tak sedikitpun menyakiti
melihatmu baik dari jauh tiap hari
itu sudah cukup tenangkan hati


tuan..
aku baik-baik saja disini
jagalah dirimu sendiri
jika engkau untukku nanti
Allah pasti tuntu hatimu melangkah menjemput diri ini
sekarang aku tenang, aku tak membenci
jika saatnya tiba ombak rindu akan satukan kita kembali



bersyukur atas apa yang dimiliki hari ini





hari ini, kita bisa dengan mudah menyaksikan kebahagiaan orang lain. karena kita hampir senantiasa disajikan laporan kebahagiaan itu lewat gambar, tulisan, ataupun video. hidup tenteram di masa sekarang ini menjadi semakin sulit.


kita pun demikian. kita tidak benar-benar tahu tentang perasaan orang lain. kita semakin kehilangan empati. tumbuh dengan kepercayaan bahwa pertemuan di dunia maya bisa menggantikan pertemuan fisik. sesungguhnya tidak demikian.


kita pun semakin tidak kuasa untuk meluapkan segala perasaan kita, mempublikasikannya dan semua orang menjadi tahu. kita ingin memiliki privasi tapi kita sendiri yang membuka privasi. hari ini kita akan belajar berempati, bahwa sungguh kita tidak benar-benar bisa memahami perasaan orang lain.


tanpa sengaja mungkin kita juga membuat orang lain membanding-bandingkan dirinya dengan kita. tanpa sengaja pula mungkin kita membuat orang lain menjadi tidak bersyukur atas apa yang dia miliki hari ini. hanya karena kita tidak bisa mengendaikan diri untuk merahasiakan perasaan bahagia kita.



yang tidak berubah






ada yang ternyata tidak pernah berubah sejak pertama kali bumi diciptakan, sejak pertama kali manusia tahu apa itu Tuhan, dan sejak manusia mulai mengerti bahwa mereka dicipta berpasangan.


bahwa cinta itu menembus indahnya paras. dan paras rupawan senantiasa kalah oleh kebaikan hati. bahwa pribadi yang hangat dan baik jauh lebih menakjubkan daripada semua keindahan paras. sayangnya hari ini banyak yang lupa, banyak yang mengubah itu semua. sehingga cinta mudah luluh oleh lapis bedak dan gincu, mudah patah karena cinta berpindah ke yang lebih menarik parasnya.


lupa dan sengaja melupakan bahwa kebaikan hati itu mengalahkan waktu. waktu yang selama ini menjadi musuh terbesar dari segala bentuk keindahan paras.





(tidak ingin) menjadi niat






aku senang ketika tahu bahwa aku menjadi doa-doamu. hanya saja aku tidak mau doamu selalu berisi namaku. aku tidak mau bila kamu lupa berdoa untuk orang tuamu, untuk saudaramu, untuk orang-orang yang jauh lebih utama untuk didoakan daripada aku.


aku senang menjadi doamu. tapi aku tidak suka kamu menjadikanku alasan untukmu bangun setiap malam. atau untukmu tiba-tiba rajin mengaji Quran. aku tidak ingin menjadi niatmu, meski aku merasa bahagia karenanya. kamu telah salah meletakkan niat, aku tidak suka menjadi sebab tersebut.


kalau benar kamu mengerti, tentu kamu bisa memahami kata-kataku di atas kan? sebab cinta hari ini telah menjadi urusan ketakwaan, bukan lagi perasaan.












the reason why people give up so fast is because they tend to look at how far they still have to go, instead of how far they have gotten.















"mungkin dalam hatimu kau ingin dia bahagia, namun jauh dalam egomu, kau ingin dia bahagia bersamamu, bukan dengan orang lain."

















"karena pada akhirnya, salah satu dari kita akan tetap bersandiwara. perihal siapa yang paling terlihat biasa saja, padahal perasaannya masih tetap sama."