Pages

Rabu, 29 Agustus 2012

aku rindu pagi yang dulu

pagi ini seperti pagi yang lalu, an.
aku dan bayanganku pergi menemuimu
kita akan bercerita tentang hari-hari yang berlalu
tanpa sedikitpun getar dalam hati

pagi itu kau duduk di sana
menatap kosong ke arah jalanan yang basah
selepas embun yang beranjak

"jalanan seperti kaca, al" katamu.

itulah kata pertama
saat ku temui mu di pagi yang lalu

sampai jumpa

Langit itu sore, al.
Malam itu bintang
Kita berdiri di sini
Tanpa pernah tahu
ke mana nasib akan mengalun

Mungkin semakin dekat
Mungkin semakin jauh
atau tidak keduanya, al.

Harus berusaha, katamu
Enggan sekali berpisah seperti ini.

Pulang

Hamparan sawah
Embun berpendar di bawah matahari
Tiang listrik di luar jendela
Tenang di antara bising di luar sana

Butuh berapa lama lagi sampai ke surga?

what if God was one of us?
just a stranger on the bus
Trying to make His way home..

(di Bus, Semarang-Surakarta)

saat itu..

Dulu saat bersamamu,
aku selalu membayangkan kita duduk bersama,
dekat pohon tua yang rindang meski daunnya tak lebat,
dengan angin yang membelai tanpa henti,
dan kita duduk bersama, aku duduk di sampingmu.

Tanpa merasa pernah mengawalinya,
dan tanpa terbayang itu akan berakhir.
dan tetap seperti itu,
seolah masing-masing kita menggenggam waktu.
sehingga langit biru pun tak terganti oleh kegelapan.

dan tak lebih dari itu,
tak kurang dari itu pula.

bagiku itu sudah sangat cukup.. sangat.

bahkan meski tak sekalipun diantara kita saling menatap mata,
tapi kita tetap mampu untuk saling bicara,
walau kita tak pernah saling berucap kata.

karena kita tak memiliki cara untuk saling memahami,
kecuali dengan kesunyian.
karena kita berbicara dalam diam,
dan berteriak dalam senyuman.