Pages

Sabtu, 15 Agustus 2015

sabar yaaa :)






akan ada hari dimana buku-buku koleksi dari kita akan tersusun rapi memenuhi isi lemari.


akan ada hari dimana pakaianku akan bersanding dengan pakaianmu di dalam satu lemari yang sama.


akan ada hari dimana kamu merasakan nyaman, karena kamarmu nanti sudah bersih, rapi, dan harum.


akan ada hari dimana makanan hangat sudah tersaji di atas meja makan, dan secangkir teh manis kesukaanmu siap menemani hari lelahmu.


akan ada hari dimana sebuah peluk hangat siap menyambut kedatanganmu, dan ada sosok yang sabar menanti dari balik pintu.


kamu tahu?
hari itu.. adalah hari dimana aku dan kamu sudah bersatu.


hari dimana setiap apa yang aku kerjakan, dan kamu berikan untukku menjadi pahala yang berkah di hadapanNya.


dan kamu tahu?
hari itu pula dimana hari yang saat ini aku dan kamu nantikan.


meski namamu masih tersembunyi
namun doaku dan doamu
sibukku dan sibukmu adalah sibuk yang baik
yang mampu membuat Tuhan percaya kita berjuang di jalan yg baik.


menjadi saksi dimana kita saling berharap
akan hari itu dan dipersatukan olehNya.
hari dimana kita menjadi halal dalam biduk pernikahan.


amiin..




aku menunggu. kamu menunggu. tapi apa yg lebih indah dari diam-diam mengucap nama dalam doa?






bila rindu tak mesti bertemu
bila cinta tak mesti menyapa
bila senyum tak mesti bahagia
bila ada air mata pun tak mesti sedang berduka
karena kadang apa yang tampak di mata
tak menjamin demikian rupanya
ada kala cinta rindu lebih bermakna lewat doa


semenjak perjanjian kita hari itu
sejujurnya aku merindukanmu
meski sesekali dengan tangisan sendu
ternyata mendoakan kebaikanmu ada rasa tenang yang menderu


inilah yang harus kita jaga
meski aku tak pernah tau akhirnya bagaimana
entah rasamu akan tetap ada
dan rasaku akan seperti apa?
entahlah..


tapi aku bersyukur keputusan ini
tak sedikitpun menyakiti
melihatmu baik dari jauh tiap hari
itu sudah cukup tenangkan hati


tuan..
aku baik-baik saja disini
jagalah dirimu sendiri
jika engkau untukku nanti
Allah pasti tuntu hatimu melangkah menjemput diri ini
sekarang aku tenang, aku tak membenci
jika saatnya tiba ombak rindu akan satukan kita kembali



bersyukur atas apa yang dimiliki hari ini





hari ini, kita bisa dengan mudah menyaksikan kebahagiaan orang lain. karena kita hampir senantiasa disajikan laporan kebahagiaan itu lewat gambar, tulisan, ataupun video. hidup tenteram di masa sekarang ini menjadi semakin sulit.


kita pun demikian. kita tidak benar-benar tahu tentang perasaan orang lain. kita semakin kehilangan empati. tumbuh dengan kepercayaan bahwa pertemuan di dunia maya bisa menggantikan pertemuan fisik. sesungguhnya tidak demikian.


kita pun semakin tidak kuasa untuk meluapkan segala perasaan kita, mempublikasikannya dan semua orang menjadi tahu. kita ingin memiliki privasi tapi kita sendiri yang membuka privasi. hari ini kita akan belajar berempati, bahwa sungguh kita tidak benar-benar bisa memahami perasaan orang lain.


tanpa sengaja mungkin kita juga membuat orang lain membanding-bandingkan dirinya dengan kita. tanpa sengaja pula mungkin kita membuat orang lain menjadi tidak bersyukur atas apa yang dia miliki hari ini. hanya karena kita tidak bisa mengendaikan diri untuk merahasiakan perasaan bahagia kita.



yang tidak berubah






ada yang ternyata tidak pernah berubah sejak pertama kali bumi diciptakan, sejak pertama kali manusia tahu apa itu Tuhan, dan sejak manusia mulai mengerti bahwa mereka dicipta berpasangan.


bahwa cinta itu menembus indahnya paras. dan paras rupawan senantiasa kalah oleh kebaikan hati. bahwa pribadi yang hangat dan baik jauh lebih menakjubkan daripada semua keindahan paras. sayangnya hari ini banyak yang lupa, banyak yang mengubah itu semua. sehingga cinta mudah luluh oleh lapis bedak dan gincu, mudah patah karena cinta berpindah ke yang lebih menarik parasnya.


lupa dan sengaja melupakan bahwa kebaikan hati itu mengalahkan waktu. waktu yang selama ini menjadi musuh terbesar dari segala bentuk keindahan paras.





(tidak ingin) menjadi niat






aku senang ketika tahu bahwa aku menjadi doa-doamu. hanya saja aku tidak mau doamu selalu berisi namaku. aku tidak mau bila kamu lupa berdoa untuk orang tuamu, untuk saudaramu, untuk orang-orang yang jauh lebih utama untuk didoakan daripada aku.


aku senang menjadi doamu. tapi aku tidak suka kamu menjadikanku alasan untukmu bangun setiap malam. atau untukmu tiba-tiba rajin mengaji Quran. aku tidak ingin menjadi niatmu, meski aku merasa bahagia karenanya. kamu telah salah meletakkan niat, aku tidak suka menjadi sebab tersebut.


kalau benar kamu mengerti, tentu kamu bisa memahami kata-kataku di atas kan? sebab cinta hari ini telah menjadi urusan ketakwaan, bukan lagi perasaan.












the reason why people give up so fast is because they tend to look at how far they still have to go, instead of how far they have gotten.















"mungkin dalam hatimu kau ingin dia bahagia, namun jauh dalam egomu, kau ingin dia bahagia bersamamu, bukan dengan orang lain."

















"karena pada akhirnya, salah satu dari kita akan tetap bersandiwara. perihal siapa yang paling terlihat biasa saja, padahal perasaannya masih tetap sama."