Pages

Selasa, 12 Juni 2012

semua ada alurnya

kalau mau jadi dokter jantung,
harus jadi dokter umum dulu.

kalau mau jadi dokter umum,
harus jadi dokter muda dulu.

kalau mau jadi dokter muda,
harus wisuda s.ked dulu.

kalau mau wisuda s.ked,
harus selesaiin skripsi dulu.

haha, semangat asti!

tawadhu'

doa dari yang tercinta

obrolan malam

Sudah lima tahun aku begini. Tujuh puluh satu bulan. Kalikan tiga puluh. Kalikan dua puluh empat. Kalikan enam puluh. Kalikan lagi enam puluh. Kalikan lagi enam puluh. Niscaya, akan kau dapatkan angka ini: 11.041.920.000.

Itulah banyaknya milisekon sejak pertama aku jatuh cinta kepadamu. Angka itu bisa lebih fantastis kalau ditarik sampai skala nano. Penunjuk waktuku tak perlu mahal-mahal. Memandangmu memberikanku sensai keabadian sekaligus mortalitas. Rolex tak mampu berikan itu.

Mengertilah, tulisan ini bukan bertujuan tuk merayu. Kejujuran sudah seperti riasan wajah yang menor, tak terbayang menambahinya lagi dengan rayuan. Angka miliaran tadi adalah fakta matematis. Empiris. Siapa bilang cinta tidak bisa logis.

Sekarang pukul 23.30 di tempatmu. Tak terasa sudah satu jam aku di sini. Menyumbangkan lagi 216.00 milisekon ke dalam rekening waktuku. Terima kasih. Aku semakin kaya saja. Andaikan bisa kutambahkan satuan rupiah, atau lebih baik lagi, dolar, di belakangnya. Namun, Engkau tak ternilai. Engkau adalah awal, pangkal, dan segalanya yang di tengah-tengah. Tidak dolar, tidak juga yen, mampu menyajikannya.

kunci hati

Dalam raga ada hati.
dan dalam hati, ada ruang tak bernama.
Di tanganmu tergenggam kunci pintunya.
Begitu lemah ia berbisik,
sampai kadang-kadang engkau tak terusik.
Hanya kehadirannya yang terus terasa.

Satu garis jangan sampai kau tepis:
membuka diri tidak sama dengan menyerahkannya.

Di ruang kecil itu, ada teras untuk tamu.
Hanya engkau yang berhak ada di dalam inti hatimu sendiri.

salju gurun

Di hamparan gurun yang seragam, jangan lagi menjadi butiran pasir.
Sekalipun nyaman engkau di tengah impitan sesamamu,
tak akan ada yang tahu jika kamu melayang hilang.

Di lingkungan gurun yang serbarupa, untuk apa lagi menjadi kaktus.
Sekalipun hijau warnamu, engkau tersebar di mana-mana.
Tak ada yang menangis rindu jika kamu mati layu.

Di lanskap gurun yang mahaluas, lebih baik tidak menjadi oase.
Sekalipun rasanya kau sendiri,
burung yang tinggi akan melihat kembaranmu di sana-sini.

Maka, di tengah gurun yang tertebak, jadilah salju yang abadi.
Embun pagi tak akan kalahkan dinginmu,
angin malam akan menggigil ketika melewatimu,
oase akan jengah, dan kaktus terperangah.
Semua butir pasir akan tahu jika kau pergi, atau sekedar bergerak dua inci.

Dan setiap senti gurun akan terinspirasi
karena kau berani beku dalam neraka,
kau berani putih meski sendiri.

karena kau...berbeda.