Pages

Senin, 17 November 2014

seseorang dalam jendela kaca





pada keramaian yang hingar bingar, ia terduduk sendiri.
pada percakapan yang saling bersahutan, ia bersenandung pelan.
pada tawa orang yang saling menatap, tatapannya hanya menatap jendela kaca.


begitulah ia, ketika cinta yang sangat ia dambakan tak kunjung datang,
kini ia bersemayam dalam kesendirian.
dalam gegap gempitanya keramaian, ia menyendiri dengan nada yang mengalun dalam telinga.


seakan dalam diam, ia berperan sebagai seorang yang tengah jatuh cinta secara riang.
musik yang ia dengarkan menjadi nada dalam cerita diam-diam.


ia, adalah seseorang dalam jendela kaca.
yang aku tatap ketika aku sedang terdiam.








tidak bermaksud menyakiti





karena memang seperti itulah cinta.
ketika rasa ingin selalu memberi
mampu mengalahkan batas-batas ambang kewajaran.
maka kadang orang yang ingin diberi malah sering menjadi merasa asing.


saya yakin, kamu tidak bermaksud menyakitinya.
kamu hanya terlalu mencintainya dan tak ingin ia lepas begitu saja.
mungkin, ia yang bodoh jika merasa tersakiti oleh rasa-rasa lucumu itu.


iya, dia yang bodoh.