Pages

Kamis, 31 Desember 2015

pengarang telah mati




saudara, saya biru langit nusantara. panggil saja saya ara.
tokoh sebuah cerita yg ditulis oleh seseorang yg meninggal seminggu yg lalu, meninggalkan saya belum selesai. maksud saya, sebelum sempat ia menyelesaikan ceritanya ia meninggal dunia. saudara sempat juga melihat jenazahnya, bukan? wajahnya tenteram sekali, seolah ia tidak punya masalah ketika meninggalkan dunia ini. padahal ia masih punya masalah besar, yakni menyelesaikan ceritanya.


saya mula-mula diciptakannya pada suatu pagi, sekitar pukul tiga, ketika ia tidak juga bisa tidur. mungkin obat tidur yg diberikan dokter kepadanya tidak mempan lagi. mungkin belum pernah ia merasa segelisah itu sewaktu menuliskan kalimat pertama cerita itu, yg menyangkut penggambaran tentang diri saya (saya tentu tidak yakin akan hal itu karena baru berwujud beberapa patah kata). begitu kalimat itu selesai, saya sadar bahwa saya ada, hidup, hadir. dan keberadaan saya dalam cerita itu harus ada awal dan akhirnya, juga tidak sendirian saja.


dari layar komputer saya bisa menatap wajahnya yg tampak menderita, mungkin karena sudah lama mengidap beberapa penyakit. hanya keajaiban saja yg menyebabkannya tetap hidup beberapa tahun lamanya.


sesudah saya ada beberapa tokoh lain yg dilahirkan, rekan-rekan saya dalam cerita yg masih dalam proses penciptaan itu menghubungi saya, mereka tampaknya khawatir. "pengarang itu sudah payah sekali kesehatannya, kalau tiba-tiba ia mati, dan cerita tentang kita belum selesai, bagaimana nasib kita? terutama nasibmu, yg menjadi tokoh utama?" beberapa kali kami bertemu untuk mencoba meredakan kegelisahan, tetapi apa yg bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh tokoh-tokoh yg ditinggal begitu saja oleh pengarangnya di tengah jalan?


saya hanya ada dalam beberapa file di komputernya. saya benar-benar tidak tahu saya mau dibawa kemana. watak saya apa. ia seesanknya saja memberi nama saya biru langit nusantara. sebenarnya, apa haknya memberi nama saya? saudara pun tidak diberi nama saat diciptakan, tetapi sesudahnya, oleh ayah, ibu, atau kakek saudara, kan? tapi sudahlah. apa pun nama saya, saya harus menerimanya, bukan? file-file cerita yg belum selesai itu dikumpulkannya dalam sebuah folder yg diberi nama in edita.


saya tidak bisa ditinggalkannya begitu saja, bukan? proses penciptaan yg tidak selesai akan besar sekali akibatnya bagi yg diciptakan, bagi saya dan jalan hidup saya. saya tahu bahwa mungkin ada saja editor yg mau diberi tugas merapikan file-file itu dan menyulapnya menjadi sebuah cerita. meskipun hal itu aneh; mana ada tokoh yg diciptakan oleh dua manusia. atau boleh saja? kalau boleh  saja saya minta saudaralah yg melakukannya. dan lagi, kenapa pengarang saya itu seenaknya saja mati dan meninggalkan ciptaannya belum selesai? mana tanggung jawabnya?


saya mohon saudara berbuat sesuatu agar saya tidak lagi dihantui kebingungan yg pasti tidak akan ada selesainya. tidak berarti bahwa saya menimpakan kebingungan ini kepada saudara, tetapi semua ini demi hidup rekaan saya. saya diciptakan manusia, dan manusialah yg harus bertanggung jawab atas ciptaannya itu.


sebelum semua file tentang diri saya kena virus, saya harap saudara membujuk suami pengarang itu untuk mandapatkan file-file tersebut, membacanya, dan menerka-nerka arah nasib saya selanjutnya. saya sungguh tidak tahu apakah segalanya itu menunjukkan bahwa nasib saya telah menjadi korbn takdir manusia.



pengarang belum mati




penulis novel itu belum mati, ternyata. pada suatu malam, di sebuah warung sate aku bertemu dengannya. tubuhnya sama sekali utuh seperti yg aku kenal selama ini, tidak seperti yg bisa dibayangkan tentang org yg sudah meninggal. aku pura-pura tidak terkejut meskipun tahu sebelumnya bahwa ia telah lama meninggal dunia; kami pernah pergi ke makam menyaksikan penguburannya.


kalimat pertama yg disampaikannya dalam warung yang kebetulan sepi itu adalah semacam tuduhan bahwa aku telah ikut menyebarkan kabar bohong mengenai kematiannya. menahan keheranan yg tidak bisa ditampung dalam kamus-kamus, aku menanyakan apa memang ia benar-benar belum meninggal dunia. tentu saja ia berang, tetapi tampak jelas bahwa kemarahannya terhadapku itu ditekannya sebaik mungkin agar aku tidak merasa disalahkan sepenuhnya.


aku melihatnya memesan kopi panas, sesuatu yg tidak biasa ia lakukan. ia tidak suka kopi, itu sepanjang yg kuketahui tentang dia. atau dokter melarangnya minum kopi karena penyakitnya yg segala macam. tapi kali ini ia jelas menerjang larangan dokter, kalau memang itu masalahnya. tak banyak bicaranya, tetapi sorotan matanya bicara lebih banyak dari apa yg seharusnya diucapkannya. juga keadaan fisiknya yg tampaknya semakin lemah itu.


"aku sehat. dokter memang punya kewajiban bilang bahwa pasiennya menderita berbagai macam penyakit karena itu memang tugasnya, kalau tidak boleh dikatakan mata pencahariannya. apa kau pernah dikatakan sehat sempurna? ada saja yg dikatakannya, kamu kekurangan darah, trombositmu rendah, sumsum tulangmu bermasalah, kamu demam, dan semua jenis penyakit yg tidak jarang mengirimmu ke rumah sakit. aku sehat, kau lihat sendiri."


dan ia pun memesan sate dan gulai kambing, suatu hal yg belum pernah aku lihat sejak setidakny lima tahun terakhir. yg aku tahu dia selalu menghindari kambing, bukan karena apa tetapi karena menurutnya agak amis baunya. namun pengarang itu makan seolah tanpa nafsu, tetapi jelas bahwa ia berusaha meyakinkanku bahwa ia sehat walafiat. iya memang masih utuh tetapi tampak...letih.



Selasa, 29 Desember 2015

apa itu jodoh?





mungkin imajinasi kita tentang belahan jiwa selalu terlalu sederhana, an. di tepi pantai, kita selalu mengandaikan ada seseorang lainnya di seberang lautan yg tengah menunggu kita untuk berlayar..


pada saat yg sama, kadang-kadang kita yg ragu juga sering kali juga hanya menunggu, sambil mendambakan seseorang yg kita nantikan itu akan lebih dulu merakit sampannya, mengayun dayungnya, mengarahkan kompasnya..


lalu, kita membayangkan berjodoh sebagai pertemuan dua org itu, di tepi laut tempat kita menanti, atau di pantai tempat ia mengharap, atau di antaranya ketika keduanya sama-sama tak bisa menunggu dan saling berusaha mengalahkan waktu.


tetapi laut, ombak, dan dalamnya, selalu menjadi misteri dan tak terduga-duga, kan?


terus terang, sampai detik ini, aku tak tahu apakah kita berjodoh atau tidak, an. tetapi, paling tidak, aku bukan laki-laki yg hanya diam di tepi pantai. dan, sepertinya kamu juga bukan perempuan yg menunggu saja di tepian pantai lainnya, kan?


seperti apa pun kisah kita nanti, aku sedang berlayar menjemputmu. semoga kita benar-benar berjodoh dan Tuhan merestuinya.




takdir




dulu, aku membayangkan Tuhan seperti seorang pengarang.
aku membayangkan Tuhan menuliskan semua takdir manusia.



bukankah memang Tuhan yg menuliskan semua takdir manusia?



mungkin enggak.



maksudmu?



Tuhan mungkin tidak menuliskan kisah kita seperti seorang pengarang 
menuliskan cerita-ceritanya. Tuhan tidak menentukan kehidupan seseorang 
dari A sampai Z yg membuatnya tak bisa melakukan 
dan memutuskan apa-apa dalam hidupnya sendiri.



pikiranmu berbahaya.



aku mengarang cerita, an. aku tahu sebuah cerita kadang-kadang dituliskan 
tidak sebagaimana saat ia direncanakan. semua bisa berubah di tengah-tengah. 
dan, kadang-kadang kita tak perlu menuliskan kisah yg runut 
untuk menceritakan perjalanan hidup seseorang. 
kisah hidup manusia lebih mirip puzzle yg berserakan.


aku yakin kita bisa memilih cerita kita sendiri, an. 
aku yakin Tuhan bukan penulis amatiran sepertiku. 
Dia sudah menuliskan beberapa kemungkinan cerita yg tak terbatas jumlahnya, 
lalu meletakkan kita di antara semuanya. dengan satu dan lain alasan, 
kita menjadi tokoh yg menentukan arah cerita kita sendiri. 
kita melompat-lompat memberi makna dari satu keping puzzle hidup kita,
ke kepingan lainnya. jika hari ini kita memilih A
maka skenario Tuhan akan membawa kita ke cerita hidup B. 
tetapi, jika hari ini kita menentukan sikap untuk memilih skenario C, 
mungkin kisah hidup kita akan berlanjut ke D, bukan B.


bayangkan kita disajikan kemungkinan-kemungkinan 
cerita yg tak terbatas jumlahnya, dengan kompleksitas yg rumit 
dan sulit dijelaskan...kita bisa menentukan pilihan untuk menuju 
konsekuensi yg boleh jadi tidak linear. kompleks!



seneng aja dengerin kamu kayak gini lagi.


gila lagi ya? tapi ini serius.
takdir barangkali juga bekerja dengan cara semacam itu.
Tuhan menyiapkan kemungkinan-kemungkinan dengan hukum sebab akibat.
jika kamu melemparkan batu ke udara, batu itu akan jatuh
karena hukum gravitasi. agama menyebutnya sunatullah.
tetapi, bagaimana gayamu melemparkan batu itu
atau dimana batu itu mendarat, ada banyak kemungkinan tentangnya
dan barangkali kamu bisa memilih atau menentukannya. masuk akal, kan?



masuk akal.



tentang takdir, mungkin Tuhan menyiapkan titik-titik peristiwa 
dengan jumlah kemungkinan yg tak terbatas itu. lalu kita menentukan 
ke titik mana kita bergerak, ke titik-titik mana kita melanjutkan konsekuensi 
dari skenario yg kita pilih di titik sebelumnya. 
kita menyebut apa-apa yg sudah kita pilih, apa-apa yg sudah kita alami, sebagai nasib.



menarik. tapi, aku punya satu pertanyaan...

aku tak pernah memilih untuk punya penyakit seperti ini.



benar juga, ya?
aku juga nggak tahu pasti. barangtkali kita tak menentukan pilihan itu sendiri. 
sebab hidup kita terhubung dengan hidup orang lain di sekeliling kita.



kita adalah konsekuensi dari pilihan-pilihan
yg diambil orang lain sebelum kita, begitu?



mungkin begitu. Tuhan yang Maha Penulis telah menuliskan cerita 
yg melintasi generasi, melampaui ruang dan waktu.



rumit, ya?




penutup surat





al...ada yg pernah mengatakan bahwa jarak bisa menumbuhkan rasa cinta. kamu pernah dengar? aku rasa saat ini aku merasakannya. mereka benar-benar tumbuh, al. tulisan-tulisan ini adalah rasaku yg mungkin tak pernah sampai pada alamatmu. aneh sekali rasanya menulis surat untukmu dari sini. mungkin ini akan membuatmu bosan sejak paragraf-paragraf awal. tapi kuharap kamu bisa bersabar...seperti selama ini kamu bersabar tentang semua kekuranganku.


aku ingin mengucapkan terima kasih, al. terima kasih karena kamu telah menjadi bagian cerita bahagia dalam hidup yg kujalani selama ini. terima kasih karena kamu selalu ada dan tulus untuk membuatku bahagia. terima kasih karena kamu pernah memberanikan diri dan mengungkapkan semua perasaanmu kepadaku.


aku juga ingin minta maaf. maaf untuk segala hal yg pernah kukatakan atau kulakukan...semua yg membuatmu bersedih atau terluka. maaf karena aku telah meragukan niat baikmu selama ini. maaf karena aku mempertanyakan kesungguhanmu. maaf karena aku tak bisa membalas sebesar caramu mencintaiku.


kita tahu, cinta memang kadang-kadang menyakitkan, al. hidup memang sering tidak adil. ada hal-hal di antara keduanya yg membuat kita tak bisa berbuat apa-apa lagi. ada hal-hal yg begitu berat untuk kita jalani tapi tak bisa kita jelaskan semuanya.


kamu sering bilang bahwa hal-hal berat dalam hidup ini, selama belum membuat kita mati, akan membuat diri kita lebih kuat...tapi, buatku, kadang-kadang kita tak perlu menjadi kuat. selalu ada hal-hal yg tak bisa kita tahan, selalu ada hal-hal yg tak bisa kita tolak, ada saja hal-hal yg entah bagaimana harus kita biarkan saja untuk membuat kita terluka dan bersedih. pada saatnya, luka dan kesedihan akan mengajarkan kita tentang arti memiliki.


aku mencintaimu sejak pertama mengenal perasaan itu. kamulah yg pertama kali menyalakannya, al: jatuh cinta bahkan sebelum bertemu dengan kamu. dan, meski aku tak bisa memiliki dirimu seutuhnya, aku sudah cukup bahagia mencintaimu dengan segala yg kumiliki sepenuhnya.


al, jika suatu saat aku pergi, kamu tak punya utang apa-apa lagi kepadaku. kamu tak perlu menjawab atau membuktikan apa-apa lagi untuk tahu bahwa Tuhan memang telah mengirimkanku hanya untukmu, dan kamu hanya untukku.


maka, kapanpun aku pergi, simpanlah semua catatanmu tentangku. ingatlah yg baik-baik, bahwa kita pernah menjalaninya dengan perasaan bahagia. hari ini, telah kugenapkan semua perasaanku tentang kamu. telah kubulatkan keyakinanku untukmu. bila kata kata-kata dalam surat ini tak cukup indah untuk merangkum semuanya, izinkan aku meminjam sebuah puisi dari hujan bulan juni, "karena kata"...


karena tak dapat kuungkapkan
kata yg paling cinta
kupasrahkan saja dalam doa


al, jika suatu saat aku benar-benar pergi, ingatlah aku selalu mendoakan kebahagiaanmu. dan, jangan sia-siakan doa itu...



- an.




menggenap





al...ingatkah kamu tentang pelajaran fisika bab "gaya dan dinamika" saat kita sekolah dulu? tentang hukum III newton yang berbunyi: setiap benda yg memberi gaya tertentu akan mendapatkan gaya yg berlawanan dari yg diberikan olehnya. inilah yg membuat gerak jadi sempurna, al: F aksi = - F reaksi.


sungguh, al, mungkin ini teori fisika yg paling romantis buatku. baiklah, aku menyerah, aku memang benar-benar jatuh cinta kepadamu. aku melihat, paling tidak, kita berjodoh menurut hukum III newton. aku suka merah, kamu suka biru. aku suka ke pantai, kamu lebih suka pegunungan. aku pemalu, kamu periang. aku pendiam, kamu suka bercerita. aku suka novel dan komik, kamu suka buku politik dan kitab agama. aku seperti tak peduli, kamu ramah sekali. aku suka menulis, kamu suka main game. aku penyendiri, kamu suka bersosialisasi. aku mudah marah, kamu penyabar. aku mudah menangis, kamu kuat sekali. aku sering cemburu, kamu sangat mempercayaiku. aku tenang, kamu cenderung lebih mudah panik. aku bersih, kamu cenderung lebih berantakan. aku sering jatuh sakit, kamu sehat. aku mudah memaafkan, kamu membutuhkan waktu lebih lama. kita saling berlawanan, al. tapi sekaligus menggenapkan. sepertinya.


barangkali, aku bukan perempuan terbaik di dunia, karena memang tak ada seorangpun yg sempurna di dunia ini. aku hanya perempuan biasa, yg menemukan sebagian dirinya dalam dirimu. bagiku, al, kamulah yg menyempurnakan hidupku.


apakah ini terdengar gombal buatmu? ah, biar saja!




Senin, 28 Desember 2015

mimpi semalam




"tidurlah. tidurlah, an." aku membayangkan kamu yg berkata-kata.
"bermimpi indahlah. ketenangan adalah saat kita memasrahkan semuanya pada keadaan,
takdir yg kadang-kadang terlalu tega membuat kita ketinggalan kereta,
untuk menunggu lebih lama demi kedatangan kereta berikutnya."




dan, aku mulai mengantuk setelah mendengar suaramu itu. 
kepalaku jadi berat. 
tapi, kemana kita sebenarnya akan pergi dengan kereta kedua itu, al?




"barangkali ke stasiun berikutnya: kedewasaan," jawabmu dalam lamunan.
"tempat kita akan menyadari betapa berharganya kebersamaan
dan betapa perpisahan mengajarkan kita banyak hal.
tempat kita mengerti bahwa sesuatu yg paling kita tunggu dan inginkan sebenarnya
adalah hal-hal kecil yg sedang kita dekap,
tetapi sering kita sepelekan di keseharian.
tempat kita tak memberikan ruang pada penyesalan-penyesalan,
tetapi mencari peluang-peluang untuk sejumlah kerja perbaikan."




tak pernah menjadi siapa-siapa




al...aku ingat kamu bukan remaja laki-laki biasa. kamulah sebab diciptakannya semua karakter laki-laki dalam cerita-cerita yg pernah kutuliskan, nama-nama indah  yg kureka-reka, tetapi selalu tak bisa menggantikan keindahan namamu.


setiap kali mengingat senyummu atau lengkung alis matamu atau jenjang langkah kakimu, aku selalu merasakan sensasi gempa bumi yg akan membuatku tak bisa berkata-kata. dan, dibawah bayang-bayang kehadiranmu, entah bagaimana laki-laki lain selalu tampak biasa-biasa saja. jika sedang berjalan, kamu selalu tampak seperti melayang, kemudian dua sayap samar seperti tumbuh dari punggungmu. dan, aku selalu merasa tak mungkin memilikimu.


dalam dirimu terdapat semua kualitas yg kudambakan dari seorang laki-laki, ketampanan sekaligus kebaikan. dalam benakku, di hadapan seorang kamu, aku hanyalah gadis kecil yg bermimpi di bawah temaram puisi. aku tak pernah berani mengatakan perasaanku tentangmu. maka, aku tak pernah menjadi apa-apa, tak pernah menjadi siapa-siapa bagimu.


aku ingin mencintaimu hingga jauh nanti, dalam lututku yg gemetar, merayakan sensasi gempa bumi pribadi yg tak pernah dirasakan orang lain. demikianlah aku akan bersenang hati untuk selalu merasakan getar itu, debar itu: setiap kali aku memanggil lembut namamu, mengakrabi lembut matamu.



"sementara"




sedang apa kamu sekarang, al?


mengapa waktu berjalan cepat saat kita bersama dan mengapa ia berjalan begitu lambat saat kita berada di dua tempat yg berbeda? mengapa aku tak suka menatap matamu dari dekat, tetapi selalu merindukannya dari jauh?  mengapa tanganku begitu sibuk saat kita berjalan berdua tetapi begitu dingin dan kesepian saat kita sedang tidak bersama-sama? mengapa takdir begitu tega memisahkan kita dalam kata "sementara" yg terasa seperti selama-lamanya?




seperti gerimis




seperti gerimis
aku ingin jatuh cinta
perlahan-lahan



seperti badai
aku ingin mencintaimu
sampai selama-lamanya




aku akan




aku akan menyayangimu
seperti kabut
yg raib di cahaya matahari



aku akan menjelma awan
hati-hati mendaki bukit
agar bisa menghujanimu


pada suatu hari baik nanti




racun rindu




al...rindu barangkali semacam racun yg kita racik dari kesendirian kita yg sunyi, dari tempat yg jauh, dan hilangnya kesempatan untuk melihat senyum seseorang yg kita sayangi, dari pelukan yg lepas, dari ruang-ruang kosong di antara jari-jemari, dari sebuah pesan yg terlambat masuk ke ponsel, dari percakapan yg tergesa-gesa, dari apa pun yg membuat kita nelangsa. racun itu kemudian kita minum sendiri, membuat dada kita jadi lemah dan m,ata kita berair..


al...manusia selalu membutuhkan perjalanan untuk menemukan pengetahuan. dan di kejauhan, aku mencintai keseluruhan dirimu, ternyata. aku mencintai semua kelebihan dan kekuranganmu dengan sempurna. ketika kamu dekat, aku menjadi lebih kuat. ketika kamu jauh, kamu menjadi nada-nada minor yg menyusun simfoni indah dalam diriku. ketika kamu berada di sampingku, langkahku tegap menuju kebahagiaan. ketika kamu tak berada di sampingku, aku berlari sekuat tenaga untuk menemukan jalan terdekat untuk mengenggam tanganmu kembali.


tetapi, berapa pun aku memberikan semuanya dan meskipun kamu melakukan segalanya, kita tak bisa selamanya bersama-sama, bukan? ada masanya kita mesti berjalan sendiri-sendiri di tempat yg berjauhan, sebagai dua manusia yg saling merindukan. dan, rasa kehilangan adalah pengalaman ajaib yg membuat kita lebih mengerti tentang rasa memiliki, dimana sepi selalu melubangi benteng air mata, dimana lesat waktu tak bisa kita kejar, dimana jarak tak bisa kita ringkas.



220 KM




pergi adalah melanjutkan kehidupan lain yg pelan-pelan meniadakan kehadiranku di sini, di sampingmu. tetapi, aku tidak akan sepenuhnya pergi, hanya tidak lagi menjadi bagian dari peristiwa-peristiwa yang kamu alami dalam hidup milikmu..


bila aku pergi, kita berada di dunia kita masing-masing. aku hidup di duniaku, kamu hidup di duniamu. tapi, percayalah, sebenarnya aku selalu bersamamu. hanya mungkin kita tak melihat bulan yg sama dari balkon yg sama.


al, hidup harus terus diteruskan. lingkaran waktu harus terus berputar. dan, meski aku tak ingin pergi dan kamu juga tak ingin aku pergi, hidup seringkali harus dilanjutkan dengan cara yg tak kita inginkan.





Minggu, 27 Desember 2015

perjalanan






maka, jika aku harus melakukan ini selamanya, an, hingga suatu saat kita menjadi tua bersama, dalam perjalanan, aku akan selalu rela mengantarmu ke manapun...ke mana saja yg membuatmu bahagia.


aku sudah siap, tentu saja. ke manapun. ke manapun yg kamu mau. ke manapun yg membahagiakanmu. aku selalu siap menemanimu sepanjang perjalanan. semoga kamu pun segera siap untuk melakukannya bersamaku.


- al.





Minggu, 22 November 2015

menunggu kematian





kematian itu adalah hal terbaik untuk mengingatkan manusia pada kehidupan yg sebentar ini. sesungguhnya kan, hidup ini serangkaian ujian. di masa muda seperti ini, di tengah ramainya kegalauan yg memasal, sedikit sekali yg mau bercerita tentang kematian. semua orang sedang sibuk dengan membangun karir, mencari pasangan hidup, dan semua bentuk aktivitas yang sangat dunia sekali. sampai pada satu titik, saya menyadari bahwa semua hal yg saya lakukan ini sebenarnya aktivitas menunggu kematian.


saya tidak tahu kapan mati, mungkin besok, mungkin lusa, tidak pernah tahu. maka, sejak saat itu saya meniatkan segala aktivitas ini adalah aktivitas terbaik untuk mempersiapkan kematian dengan sebaik-baiknya. menjadi org baik, melakukan hal-hal baik, berbagi hal-hal baik, dan segala hal yg sekiranya bisa membuat kematian nanti menjadi hal yg penuh rasa syukur, bukan penyesalan.


ibadah kan maknanya luas, tidak sebatas pada sholat, puasa, haji. tapi juga bentuk kebaikan lainnya. semoga, setiap aktivitas ini memberikan kebaikan tidak hanya pada diri kita sendiri, tapi juga bagi orang lain.


kamu sedang sibuk juga kan mencari pasangan? semoga kamu dipertemukan dan disatukan dengan orang yg baik, kemudian membangun keluarga yg baik, melahirkan anak-anak yg baik, dan menjadikan keluargamu sebagai contoh kebaikan untuk keluarga lainnya. Insyaallah.



hari ini, (sepertinya) setiap orang sedang sibuk dengan dunianya, masing-masing kesepian, dan masing-masing lupa mengirim sapaan.





kadang sulit sekali memahami mengapa begitu banyak teman kita yg hilang kabar entah kemana. sampai pada satu titik, kita pun mengalami masa dimana rasanya ingin menghilang dari peredaran, tidak ingin dihubungi siapa pun. bukan karena kita ingin menyendiri, tapi kita ingin mengambil jeda dan membiarkan diri kita berjuang untuk kemudian kembali lagi ke permukaan.


karena lelah juga ditanya kerja dimana, lagi ngapain, kapan nikah, udah punya anak belum, kok kamu begitu, kok kamu begini, dan segudang pertanyaan yang membuat sebagian org tertekan. maka hilanglah, kejarlah itu, dan kembalikan dengan pencapaian terbaik. aku berusaha memahami hal itu hari ini. dimana usia 22-29 adalah usia pembuktian setiap orang.


selamat berjuang, teman-teman.




perjuangan






kadang, saat kita sedang berjuang akan sesuatu yg ingin kita raih, perjuangan itu tidak terletak pada upaya kita untuk mendapatkannya. tapi justru pada perjuangan mengalahkan diri kita sendiri. mengalahkan ego, mengalahkan ekspektasi, dan mengalahkan kekhawatiran kita.


perjuangan itu tidak terletak pada sesuatu yg akan kita perjuangkan. menjadi berharga atau tidaknya adalah pada kemampuan kita dalam mengalahkan diri kita sendiri. ego yang sedemikian tinggi, ekspektasi yg berlebihan, dan kekhawatiran kita yg tidak beralasan.


kita berjuang untuk mengalahkan kekhawatiran pada masa lalu, masa depan, kemapanan, dan banyak hal lain yg membuat kita ragu ragu. kita berjuang untuk mengalahkan ego kita, bahwa seringnya kita meminta begitu banyak hal, membuat begitu banyak syarat, yang pada akhirnya kita berjuang untuk menegosiasikannya tanpa kita harus merasa menurunkan harga diri. dan kita juga berjuang untuk mengalahkan ekspektasi kita, bahwa kita harus membuka luas ruang penerimaan kita terhadap segala bentuk kekurangan dan kelebihan, segala bentuk kesalahan dan kebaikan.


karena perjuangan itu benar benar akan memakan waktu, jangan sampai perjuangan itu menjadi sia-sia. maka lakukanlah dengan cara-cara yg terbaik. karena mengalahkan dirimu sendiri adalah pekerjaan seumur hidup. ketika kamu bisa melakukannya, kamu akan menjadi orang yg kuat karena mampu mengendalikan dirimu sendiri.


hidup menjadi lebih sederhana tanpa ekpektasi. hidup menjadi lebih leluasa tanpa kekhawatiran. dan hidup menjadi lebih lapang dengan ego yg terkendali. selamat memperjuangkan.




Jumat, 20 November 2015












bermasyarakat






di usia yang semakin beranjak, dimana kita mulai menyadari peran kita dalam masyarakat, kita dituntut untuk pandai bersikap, pandai membawa diri, pandai mengelola emosi, agar kita bisa menjalani kehidupan bermasyarakat dengan baik.



adalah hal yang mungkin saya sayangkan dulu ketika kuliah adalah tentang hal ini. tembok kampus yang tinggi menjadikan orang orang di dalamnya tidak memiliki keluwesan sosial yang baik. tidak mampu membawa diri dalam bahasa yg sederhana, tidak mampu berbicara dengan baik kepada orang lain, sulit mengelola emosi dalam kesederhanaan tutur kata.


ketika di tengah masyarakat seperti ini, mereka tidak lagi memandang dari mana kita berasal, kampus kita semegah apapun akan menjadi sia sia bila kita tidak mampu membawa diri dalam masyarakat. ketika hari ini saya berjalan ke pasar, tidak ada yg tahu kan saya dari almamater mana. karena itu tidak penting. yang terpenting adalah kemampuan kita dalam bergaul, menjaga kesopanan, dan budi pekerti.


maka dari itu, belajarlah bermasyarakat. paling tidak, keluarlah dari kosanmu dan kenalilah siapa saja orang-orang yg tinggal di sekitar tempat tinggalmu yang nyaman. bercengkeramalah dengan orang secara nyata, bukan maya. dan duduklah dalam bahasa bahasa yang sederhana. karena implementasi pengetahuan tertinggi adalah pada akhlak kita.


selamat bermasyarakat.



Rabu, 18 November 2015

menjadi kenyataan






pelajaran terbesar dalam perjalanan-perjalanan sejauh ini adalah tentang "menjadi nyata". dunia maya telah mengaburkan makna eksistensi manusia, bahwa eksis di dunia maya akan eksis di dunia nyata ternyata adalah kefanaan. sebanyak apapun hal yang kamu lakukan di dunia maya, bila tidak dibarengi dengan tindakan di dunia nyata, maka semuanya akan tetap menjadi maya.


bagitu banyak waktu yang selama ini kita habiskan di depan layar, memandang notifikasi yang berjibun, kita bahagia dengan angka yang maya. padahal kebahagiaan sebenarnya tidak ada di sana.


maka menjadilah nyata. lakukan sesuatu secara nyata. temuilah orang-orang secara nyata. berbicaralah dalam satu meja, berdiskusi sambil memandang raut muka. rindu sekali rasanya menyaksikan orang orang saling menghubungi untuk bertemu secara langsung. kata seseorang, media sosial itu dibuat untuk memberikan informasi, bukan untuk memberikan penjelasan. hal hal yang tadinya maya, semu, tidak terhubung, salah paham, perjelaslah dengan pertemuan. melalui tindakan dan menjadilah nyata.


selamat berkontemplasi :)





memaknai kehilangan (2)






andai kita mengetahui bagaimana orang lain menjalani hidupnya, mungkin kita baru mengerti betapa luar biasanya perjuangan setiap orang atas kehidupan yang sedang dia jalani. betapa menakjubkannya karena dia mampu bertahan dan bisa menjalaninya hingga sejauh ini.


sebagai dokter saya sering kali diberikan kesempatan untuk mengetahui rahasia-rahasia itu. membuatnya menjadi sebuah pembelajaran melalui tulisan tulisan yang tentu saja saya merahasiakan siapa pemilik cerita sebenarnya. saya selalu disadarkan bahwa kehidupan ini tidak sederhana sama sekali ceritanya. saya selalu mengira hidup orang baik-baik saja ketika menyaksikan foto-foto yang dibagikan di media sosialnya. atau hal hal lain yang sifatnya nampak oleh mata. tidak pernah ada celah untuk mengetahui betapa rusuhnya hati seseorang, betapa tertekannya hidup seseorang, betapa sepinya hidup seseorang, dan betapa beratnya menjalani hidup yang disangka banyak orang: bahagia dan baik-baik saja.


beberapa tulisan ke depan, saya ingin memaknai sebuah keadaan dimana setiap orang pasti merasakannya. keadaan yg disebut "kehilangan". kehilangan tentang segala sesuatu. entah itu kehilangan anggota keluarga krena meninggal, kehilangan kesempatan, kehilangan sesuatu yg berharga dalam hidup, dan aneka bentuk kehilangan lainnya.


kita mungkin lupa dan seringkali lupa bahwa sebenarnya kita tidak pernah memiliki apapun. tapi kita bisa merasakan kehilangan. segala hal yang melekat baik dalam dan di luar diri kita adalah kepunyaan-Nya. harta, keluarga, pasangan, jabatan, apapun itu. kita seringkali meratapi kehilangan dengan cara cara yg mungkin kurang bijaksana.


memang tidak mudah memandang kehilangan sebagai sebuah kesyukuran. tapi, itu bukan tidak mungkin. untuk itu, saya ingin merenung, memaksa hati dan pikiran saya untuk berubah cara pandangnya.


semoga kita bisa sama sama belajar tentang kehilangan. bahwa tidak ada yang benar benar hilang, segala sesuatu pulang ke pemiliknya..




Minggu, 15 November 2015

memaknai kehilangan





tulisan ini adalah tulisan yang saya coba dalam rangka memaknai kehilangan, mencoba mengurai makna kehilangan dengan lebih baik.


tidak semua dari kita saat ini memiliki keluarga yg utuh. ada yang sudah kehilangan orangtua, baik salah satu atau keduanya. ada yg kehilangan saudaranya, kerabat tersayang, pasangan hidup, atau anggota lainnya yg begitu dekat dengan kita.


saya sendiri belum pernah merasakan kehilangan yang seperti itu. tapi, dari cerita teman-teman terdekat membuat saya menyadari bahwa pada satu waktu, saya akan berada dalam posisi itu. posisi dimana salah satu atau kedua orangtua (dan keluarga yang lain) akan pergi satu per satu. dan saya mulai bersiap untuk kehilangan itu.



hal yg paling menyakitkan dalam kehilangan adalah ketidaksiapan. kita tidak siap kehilangan sesuatu yg berharga, sesuatu yg biasanya ada dalam hidup kita, sesuatu yg biasanya muncul di sela-sela aktivitas kita. adalah mereka, orang-orang yg selama ini hadir pertama kali dalam hidup kita. kita ingin sekali, mereka terus menerus ada, sayangnya hukum alamnya tidak begitu.


maka, hari ini saat kita memiliki mereka semua, persiapkan diri kita tidak hanya ketika mereka masih ada. kita harus bersiap akan kehilangan itu, sehingga ketika satu per satu mereka meninggalkan kita, kita sudah siap menghadapinya. siap pada sebuah keadaan bahwa kita harus memahami, bahwa kondisi terbaik memang demikian.


seringnya kita melihat kehilangan dari sisi orang yg ditinggalkan, bukan dari sisi orang yg meninggalkan. barangkali, justru yg meninggalkan kita justru lebih bahagia karena mereka mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. kita berdoa dan berharap demikian bukan? maka berbahagialah.


bahwa kita memang harus bersiap. ketika mereka pergi, maka menjadilah amal jariyah yang bisa mereka banggakan di sana. menjadi anak-anak yang baik, terus mendoakan kebaikan untuk mereka.


buatlah mereka yg meninggalkan kita, pergi dengan ketenangan. tenang meninggalkan kita, tenang tanpa khawatir kita kenapa-kenapa, tenang karena percaya bahwa mereka meninggalkan anak-anak yang baik dan berhasil di didik dan akan menjadi amal yg terus mengalir, tenang karena mereka telah menunaikan tanggungjawabnya dengan baik kepada kita, amanah-Nya telah dijalankan.


mari mempersiapkan keniscayaan itu. keniscayaan yang akan datang suatu hari.





Sabtu, 14 November 2015

negosiasi





perbedaan zaman antara anak dan orangtua membuat banyak anak harus belajar tentang negosiasi, termasuk cara-caranya. beruntunglah bagi anak yg memiliki orangtua yg terbuka dan selaras, negosiasi lebih mudah dilakukan. tapi, banyak yg tidak demikian.


nah, ternyata masalahnya juga tidak hanya pada urusan pandangan hidup. tapi juga tentang pekerjaan misalnya, tentang jurusan kuliah, tentang pasangan hidup, tentang sekolah lanjutan, dan masih banyak lagi.


kita dituntut untuk luwes, bagaimana mengkomunikasikan hal-hal yang sebenarnya baik, tapi tidak benar di mata orang tua. mungkin, disebabkan oleh pengalaman hidup di masa mudanya dulu, atau tentang ketakutan pada ketidaknyamanan hidup anak-anaknya nanti. karena, pada dasarnya orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya, kan?


sayangnya, versi terbaik menurut orang tua terbatas pada apa yang dia tahu dan pernah alami. karena zaman telah berganti, anak-anaknya memili pergaulan dan kehidupan yg berbeda, tidak bisa dihindarkan bahwa anak dan orangtua sering berbeda pandangan.


kita mudah untuk menuliskan segala hal ideal yang menjadi keinginan atau harapan kita. tapi, ketika kembali ke dalam keluarga, bagaimana cara kita menjembatani antara pemahaman kita dan keluarga adalah sebuah pekerjaan besar.


kita tidak harus mengorbankan salah satu karena saya percaya selalu ada jalan tengahnya, tapi pesan saya hanya satu. perjuangkan dan raihlah ridho orangtua.




cukup





kalau kita terus menerus mencari yg terbaik, mungkin kita tidak akan pernah selesai membanding-bandingkan. kata guruku, segala yg baik itu adalah yg tumbuh ke arah kebaikan. tidak ada yang bernar-benar terbaik, yg ada hanyalah yg bersedia untuk terus memperbaiki dan diperbaiki.


lalu bagaimana kita bisa menentukan? kata guruku, dasarnya adalah kecukupan. manusia bisa jadi memiliki ribuan pakaian, tapi dia hanya bisa memakainya satu. bisa jadi dia memiliki ratusan piring makanan, tapi dia hanya akan bisa menghabiskan beberapa saja.


ambilah secukupnya. karena yg cukup itulah justru yang bisa memberikan kenyamanan. bisa memberikan ruang gerak untuk terus tumbuh, untuk terus memperbaiki diri.


dan pada akhirnya, memang kita hanya perlu yang cukup.





laki-laki dan perempuan





wanita hidup di sekitar perihal kelahiran. sedangkan laki-laki hidupnya berputar di sekitar kematian.


mandat hidup wanita adalah untuk mencintai anak yang terlahir melalui dirinya, mengasuh dan menumbuhkan mereka. lalu menjadi saksi bahwa Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang selalu memelihara kehidupan setiap ciptaanNya.


sedangkan laki-laki, mendat hidupnya adalah untuk menemukan medan perjuangan dimana dengan segenap raga, akal, dan jiwanya ia membela kebenaran hingga menyambut kematian dalam berjuang. lalu menjadi saksi bahwa memang ada yg lebih berharga dari sekedar dunia dan seisinya, dan menjadi saksi bahwa Allah adalah sebaik-baik pembalas amal perjuangan.


- muhammad firman.




Kamis, 12 November 2015

jalan-jalan men.






bersama kamu,
aku banyak belajar:
tentang bagaimana rasa selalu ceria
tentang bagaimana cara tertawa
tentang cinta dan bahagia dan sederhana
tentang melihat dunia dari sudut berbeda
juga tentang bersyukur kepada apa yg ada.


terima kasih untuk kamu,
teman seperjalananku.





wisata buku surakarta















maaf ya, kami berdua suka kalap kalau beli buku.



melting







ya Tuhan, bagaimana mungkin aku tidak jatuh hati
pada senyumnya yang telah Kau ciptakan
begitu sempurna?





Rabu, 04 November 2015

ada yang menungguku.






ada yang menungguku di ujung sana, membuat aku ingin cepat sampai kesana. aku akan berlari menuju kesana, namun kau tahu jalan menuju sana tak semudah yang selalu kau dan aku bayangkan, ada kalanya aku harus berhenti sejenak mengumpulkan bekal untuk melanjutkan perjalanan ini.


atau mungkin aku ditakdirkan bertemu dengan banyak orang untuk sekedar mengambil pelajaran darinya, namun kau tenang saja. aku sedang menujumu.


ada yang menungguku di ujung sana, kudengar kau juga tak kalah payah dalam penantianmu. resah tentang kapankah yang ditunggu akan datang, namun kau tetap saja percaya bahwa aku akan datang.


ada yang menungguku di ujung sana, yang telah menyiapkan perapian hangat dan rumah yang nyaman serta semangkuk es krim kesukaanku. lihatlah kau sangat baik, membuat aku ingin segera sampai sana.


ada yang menungguku di ujung sana, yang dalam penantiannya tetap berdoa padaTuhan agar aku diberikan kekuatan, kesehatan, serta segala yang terbaik pada hidupku, dan dipertemukan dengannya.


aku tahu ada yang menungguku di sana, membuat aku ingin cepat sampai.









"karena perempuan yang menangis, tak pernah menyalahkan siapapun atas tangisannya. ia hanya menyesali dirinya sendiri, yang jatuh pada perasaannya sendiri."






Senin, 26 Oktober 2015










orang baik dan keren sold out-nya gak akan lama, kalau lama berarti yang ditunggu keren banget.

-quote of the day by ilma alyani-




jawaban Tuhan






ada banyak hal yang berserakan disini, termasuk hati. lalu kamu datang begitu saja, membereskannya tanpa permisi. aku berontak, mengusir kamu pergi jauh-jauh dari aku. namun kamu tersenyum sambil memberiku setangkai mawar putih, simbol perdamaian katamu.


esok harinya kamu masih saja menata ulang setiap kepingnya, membuatnya kembali utuh meskipun tak pernah sama seperti baru. aku tetap saja berteriak pada kamu untuk tak perlu melakukan banyak hal kepadaku. kamu bilang, kamu hanya tak sanggup melihat mataku yg sayu.


suatu senja, kamu bertanya padaku apa yg aku lakukan kala aku sendiri dengan kepingan hati yg berserakan. ku bilang, aku mengadu pada Tuhan, memohon diberikan yg paling baik dan paling sabar menghadapi aku.


lalu aku tersadar.


hei, apakah kamu adalah jawaban Tuhan pada doaku kala itu?




Senin, 19 Oktober 2015

sebelum kamu




sebelum mengenal kamu, aku sedang suka-suka nya pada dua artis korea ini


song joong ki

dan lee seung gi

tapi setelah mengenal kamu,
ternyata mereka tidak ada apa-apanya.




Lee Seung Gi - Tonight







dan kamu tahu, lagu apa yang mengingatkanku pada saat-saat aku jatuh cinta padamu? iya, lagu ini, haha. lagu ini sebenarnya lagu patah hati, tentang seseorang yang ditinggal oleh kekasihnya, dan berjanji pada diri sendiri bahwa nanti malam dia tidak akan bersedih lagi. tapi uniknya lagu ini dibawakan dengan nada-nada yang ceria. dan pada malam itu, sebelum kamu memperkenalkan dirimu, sebelum aku jatuh cinta padamu, aku sedang melihat video ini. lagunya terus berulang-ulang sepanjang percakapan kita sampai pagi. well, pada akhirnya setiap mendengarkan lagu ini, rasanya aku kembali jatuh cinta padamu, dengan cara yg lebih besar.




Song Joong Ki - Really





ternyata benar jika ada yang bilang bahwa lagu bisa membawa kita pada kenangan. dan lagu ini, membawaku pada kenangan masa-masa mengerjakan skripsi. pada saat-saat aku ketakutan pada pagi, saat aku kebingungan, saat aku lebih menyukai malam, dan selalu ada sosok-sosok yang mendukungku dengan doa. saat itu, lagu ini yang berputar berulang-ulang pada PC mungil pink ku. dan sekarang, saat mendengarkan lagu ini, pikiranku selalu kembali ke kenangan itu..


dan untuk semua pihak yang sudah membantuku melewati masa-masa itu, lalu membuatku bertahan sampai hari ini, terima kasih banyak.



Minggu, 18 Oktober 2015

merasa kecil





pernah tidak kita bertemu dengan seorang teman yang begitu merasa rendah diri dengan apa yang dia miliki? merasa dirinya tidak lebih baik dari orang lain yang disebabkan oleh sesuatu yang sebenarnya tidak signifikan, tapi sangat signifikan dalam mengurangi kebahagiaan.


mereka yg merasa rendah diri karena almamaternya yang tidak sekeren kita, jurusan kuliahnya yang tidak sepopuler jurusan kita, bahkan pekerjaannya yg mungkin tidak semenarik kita? pernah? atau justru kita sendiri yang sedang mengalaminya sendiri ketika bertemu dengan orang lain?


saya dan teman baik saya sepakat untuk menyembunyikan almamater dan jurusan kami, meletakkan gelar sarjana cukup di ijazah, tidak pada undangan pernikahan, bukan hanya untuk sekedar urusan perkenalan. tidak pernah mengungkit tentang almamater kami atau jurusan di hadapan org lain, sekalipun kami ingin sekali membahasnya. berhenti membandingkan apa yg pernah kami jalani semasa kuliah dengan masa orang lain.


karena kami percaya bahwa setiap tempat memiliki kebaikannya masing-masing. dan segala sesuatu itu sama sekali tidak akan kelihatan di masyarakat, karena masyarakat tidak akan bertanya kamu lulusan mana. masyarakat akan memandang kebermanfaatan dan kebaikan manusianya. sopan tidaknya, baik tidaknya, jujur tidaknya, dan hal-hal yang sering lupa kita pelajari selama kuliah, tentang kemampuan beradaptasi dengan masyarakat dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.


semua itu kami lakukan untuk pembelajaran penting agar kelak bila kami menjadi orangtua, kami tidak memaksa anak-anak kami untuk masuk ke kampus dan jurusan tertentu yang menurut kami terbaik. agar kami tidak memandang orang lain dari hal-hal seperti itu.


dan hari ini, saya dan teman saya sepakat untuk menyebarkan semangat ini kepada siapapun yang kami temui. bahwa itu semua tidak mengurangi sama sekali nilaimu sebagai manusia. manusia yang baik akan selalu memandang manusia dengan cara-cara yang lebih bijaksana daripada sekedar itu semua. peluang untuk mengembangkan kapasitas sama besarnya dengan di tempat lain sepanjang kita percaya bahwa kita bisa melakukannya, ditengah keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki.


esok atau lusa jangan menjadi penyesalan. karena kita kuliah bukan untuk mencari pekerjaan, kan? kita belajar bukan demi uang, kan? semoga semangat menuntut ilmu itu masih murni, masih menjadi tujuan utama. karena idealisme kita saat kuliah akan diuji kemudian hari. semoga kita kuat mempertahankannya. semoga apapun nanti kita menjadi seperti apa, tetaplah menjadi orang baik.






Sabtu, 17 Oktober 2015

sisi terbaik






sisi terbaik yang ada dalam dirimu adalah ketika kamu bisa menjadi dirimu sendiri. mengapa menjadi diri sendiri itu begitu sulit? hari ini begitu banyak orang lebih mudah menjadi orang lain dengan segala macam bentuk polesan, topeng, dan aneka jenis manipulasi sikap. banyak orang kehilangan dirinya sendiri dan begitu banyak orang yg ingin mencari jati diri.


bukankah menjadi diri sendiri itu jauh lebih sulit daripada menjadi "seperti orang lain"? karena mungkin hanya akan sedikit orang yg bisa menerimamu, hanya akan sedikit orang yang bersedia jalan bersamamu, mendengarkan bicaramu, atau memahami maksudmu.


bukankah sesuatu yg semakin sedikit itu menjadi semakin berharga? ah, kadang-kadang kita lupa. kita mencari kebahagiaan dengan cara-cara yang salah, kebahagiaan tidak diukur dengan besar kecilnya penerimaan orang lain terhadap dirimu, kan?


kebahagiaan itu terukur pada besar kecilnya penerimaanmu terhadap dirimu sendiri. dalam wujud rasa syukur atas apapun yang kamu miliki dalam bentuk lahir maupun batin. bukankah hal itu sesuatu yg sulit, kan?


jangan lupa bahagia :)





hari penting





setiap manusia hanya punya sedikit hari penting dalam hidupnya. mungkin bisa dihitung dengan jari. hari kelahiran, hari wisuda, hari sumpah dokter, hari pernikahan, atau hari lain yg berbeda namanya.


kalau kamu menjadi temannya, maka hadirilah dalam hari penting itu bila memang memungkinkan. memang tidak mudah untuk bisa hadir ke sana, mengingat kesibukan kita ikut bertambah seiring usia.


dan makin ke sini makin bisa kita pahami bahwa kehadiran orang-orang dalam hari penting kita sangat berharga, di tengah begitu banyak orang yg pergi dari hidup kita dan sibuk dengan dunianya. ternyata ada orang yg masih mengingat kita dan berusaha menemui kita di hari penting kita, rasanya menyenangkan sekali.





yang tidak berubah







ada yg ternyata tidak pernah berubah sejak pertama kali bumi diciptakan, sejak pertama kali manusia tahu apa itu Tuhan, dan sejak manusia mulai mengerti bahwa mereka dicipta berpasangan.


bahwa cinta itu menembus indahnya paras. dan paras rupawan senantiasa kalah oleh kebaikan hati. bahwa pribadi yang hangat dan baik jauh lebih menakjubkan daripada semua keindahan paras. sayangnya hari ini banyak yang lupa, banyak yang mengubah itu semua. sehingga cinta mudah luluh oleh lapis bedak dan gincu, mudah patah karena cinta berpindah ke yang lebih menarik parasnya.


lupa dan sengaja melupakan bahwa kebaikan hati itu mengalahkan waktu. waktu yg selama ini menjadi musuh terbesar dari segala bentuk keindahan paras.





Jumat, 16 Oktober 2015







"aku tahu aku tidak dapat mengubah kehidupan, tapi mungkin aku bisa mengubah cara pandangku terhadap kehidupan."





mencintai orang baik






kebaikan itu magis. kita senang melihat perbuatan baik. kita senang pada orang yang berbuat baik. orang baik punya daya tarik.


kita pun boleh jadi mencintai seseorang karena dalam pandangan kita, orang tersebut baik. tak peduli jika orang lain tak sepakat dengan kita. kita selalu bisa melihat sisi baik dari orang yang kita cintai.


mencintai orang baik seperti mudah. ada banyak hal yang bisa kita kagumi darinya secara spontan. semua orang akan berpikir kita begitu beruntung memilikinya sebagai seseorang yang dicintai.


tapi, pada kenyataannya tidak selalu semudah itu.


mencintai orang baik berarti memahami bahwa kebaikannya dibutuhkan oleh banyak orang. bukan hanya oleh kita. sebagai konsekuansi dari menjadi orang baik, tentu ia juga disayangi oleh banyak orang. bukan hanya oleh kita.


kita tahu bahwa ia baik bukan hanya pada kita. tetapi pada semua orang. itu berarti selain ia sebagai kekasih, atau suami, istri, ayah atau ibu yang baik, ia pun seorang anak yg berbakti kepada kedua orangtuanya, teman yg suka membantu, pelayan masyarakat yang mengayomi, pekerja yg profesional, juga pemimpin yang berdedikasi.


mencintai orang baik berarti memahami bahwa di hatinya bukan hanya ada kita. hatinya memiliki banyak ruang untuk mengasihi banyak orang. waktunya dibagi kepada banyak orang yg membutuhkan. akalnya digunakan untuk memikirkan banyak orang.


mencintai orang baik juga berarti memahami bahwa kita tak bisa egois dan berpikir bahwa ia milik kita. karena akan selalu ada celah-celah yang dimanfaatkan para penggoda untuk menghembuskan perasaan iri dan cemburu.


sejak detik pertama, mencintai orang baik berarti rela. rela untuk tidak selalu jadi yang utama. rela untuk mendukung tanpa keluh kesah. rela untuk mendoakan tanpa lelah.


berharap dipersatukan dengan orang baik ibarat mendambakan hujan. kita tak bisa memintanya untuk jatuh di halaman rumah kita saja...




cara mengenali orang baik





suatu sore aku bertanya kepada mama tentang bagaimana kita bisa mengenal orang baik. orang baik secara umum. kata beliau begini:


ketika kamu merasakan manfaat yang besar atas kehadirannya dalam hidupmu, kamu mendapati kebaikan-kebaikan mengalir lebih mudah untuk hidupmu, kamu juga merasakan kebaikan disekitarmu menjadi lebih mudah kamu lakukan, kamu juga menemukan orang atau teman yang bisa diajak bersama dalam kebaikan yang sulit kamu lakukan sendiri, dan kamu merasa bahwa kehadirannya telah memberikan manfaat tidak hanya untukmu tapi juga orang-orang di sekitarmu. tandanya, kemungkinan besar dia adalah orang baik.


orang baik akan selalu dikelilingi dengan kebaikan-kebaikan. semacam atmosfer. ketika kamu masuk dalam atmosfernya itu, kamu akan merasakan perubahan sedikit demi sedikit dalam hidupmu, tentu saja ke arah kebaikan. bahkan bisa jadi perubahan yang signifikan. pernah kamu merasakan demikian ketika bertemu seseorang? kamu sedang bertemu dengan orang baik.












"aku terkadang bisa menjadi sosok yang pencemburu sekali. bukan karena aku tak percaya kamu, tapi jujur, takut sekali rasanya aku kehilanganmu."





utuh




bumi tak bulat, kau tahu?
ada yang tinggi menggunung
ada yang dalam memalung.
langit yang menyamarkan gunung
dan lautan yang memenuhi palung.


sempurna itu tak ada, kau tahu?
kesempurnaan sebenarnya adalah
upaya penyempurnaan
oleh seluruh
ketidaksempurnaan.





terimakasih





aku mengucapkan terimakasih, karena kamu telah berbaik hati meminjamkan telingamu untuk mendengarkan aku bercerita, lalu membiarkan aku untuk selalu mencari kamu ketika aku membutuhkan, juga terimakasih untuk kesabaranmu. karena aku yakin, tak semua orang sesabar kamu dalam menghadapi aku.


aku mengucapkan terimakasih padamu karena telah berbaik hati memberitahuku dunia dari sudut pandangmu. tentang bagaimana menyikapi hidup dan perasaan. aku sungguh teramat berterimakasih.


aku ucapkan terimakasih pula pada rasa sedih dan kecewa yang telah kamu kenalkan padaku, membuat aku tahu bahwa menitipkan seluruh perasaanku padamu aku perlu memikirkannya berulang kali.


tapi aku yakin, bagaimanapun kamu tetap saja ada di sana, memerhatikanku dari jauh. yg dari sana aku bisa mengambil banyak pelajaran di dalamnya, tentang bertahan dan berdamai.


dengan cara apapun kita dipertemukan dan kelak dipisahkan Tuhan, aku berterimakasih pada kau.











ada hela napas yang menenangkan pagi tadi kala terbangun dari tidur, karena rasa syukur yang teramat tentang diberikan Tuhan waktu untuk bertemu denganmu sekali lagi.


ada senyuman paling tulus menyapa mentari tadi pagi karena betapa bahagianya mengetahui ada yg sedang menuju tujuan yang sama.


ada hati yang lapang dan penuh doa pada Tuhan, tentang membersamaimu menuju Tuhan.






bertemu





sayang,


segala hal yang kita cintai akan pergi nantinya. segala yang kita kagumi akan terganti nantinya. segala yang kita tunggu kedatangannya adalah hal yg sekaligus datang dengan kepergiannya. sayang, kadang kita hanya bersiap pada hal yang membuat kita bahagia, lupa bahwa bersama bahagia kesedihan akan mengikuti.


dunia,


begitulah ia, tempat bersinggah yang hanya sementara. begitupun pertemuan kamu dan aku. hingga aku merasa perlu mengingat kamu dengan baik, membuat kamu merasa bahagia dengan berada di sampingku. karena esok kita tak pernah tahu bagaimana jalan yang akan kita lalui, kita tak pernah tau pertemuan mana yang merupakan pertemuan kita yg paling akhir.


yang kita tahu adalah Tuhan akan bertanya bagaimana kita memperlakukan orang-orang yg datang pada hidup kita. bersyukurkah kita pada orang-orang yang kita sayangi, ataukah kita ingkar pada-Nya tentang nikmat bertemu dengan orang-orang saleh.


bila setiap yg datang pada kita adalah kepergian, mari kita bersiap. karena bertemu denganmu, adalah selangkah menuju perpisahan denganmu. lalu semoga Tuhan mengekalkan kita selalu bersama, disana.






mencapai hari ini






pernah tidak, dulu kamu berpikir untuk mencapai hari ini. hari yang kamu tunggu datangnya. hari saat kamu menjadi apa yang dulu kamu begitu harapkan. tidak hanya bicara tentang cita-cita, tapi juga  tentang menjadi apapun yang pernah kamu inginkan.


kamu hari ini adalah kamu yang begitu kamu harapkan dulu, baik dalam segi pribadi, keadaan, hubungan dengan keluarga, bahkan hal-hal yang mungkin dulu kamu resahkan, kamu pertanyakan apakah bisa atau tidak. dan hari ini, kamu menjalani apa yg pernah kamu inginkan.


ketakutanmu tentang penolakan orang lain, masa lalumu, kekuranganmu, dan hal-hal yang ada dalam dirimu ternyata tidak terjadi sama sekali. kekhawatiranmu tentang masa depan yang dulu begitu penuh tanda tanya ternyata juga tidak terjadi.


hari ini kamu baik-baik saja. banyak yg lebih tidak beruntung darimu bukan? mengapa masih tidak bersyukur?






Senin, 21 September 2015

16 September 2015




nafiul ulum:


asti tersayang, mungkin kelak aku tidak bisa selalu membahagiakan kamu dengan harus menjadi orang pertama yang mengucap doa di hari pertambahan usiamu, atau jadi orang yang paling kamu tunggu kedatangannya memberikan kejutan yang mungkin kamu nanti, atau yang memberikan kamu hadiah-hadiah lucu yang kamu impikan.

jangan pernah berharap banyak pada manusia. disitulah ladang kekecewaan banyak tersemai. tapi tidak berarti manusia bisa begitu saja kau sangsikan kasih sayangnya hanya karena pengecewaan yang dibuatnya sekali dua, seribu, bahkan hitungan juta.


asti, istiqomahlah, jangan biarkan runtuh pilar pendirianmu, biarkan sabar dan ikhlas menjadi pondasimu. tetaplah menjadi asti ku yang kuat.


selamat ulang tahun, diwiasti firdausi yasmin, semoga setiap hari dalam hidupmu menuntunmu lebih dekat pada harumnya surga firdaus.


nb: kakek, selamat ulang tahun ya. perkenalkan, saya yang menyayangi cucu kedua kakek.


bila bukan aku





bila aku tak bisa berguna bagi kamu,
biarlah aku bisa berguna bagi banyak orang.
entah apapun yang mampu kulakukan, aku akan


bila aku tak mampu dirindukan oleh kamu,
biarlah orang-orang di luar sana merindukan kehadiranku,
sebab aku adalah aku.


bila aku tak mampu membuat kamu tersenyum,
biarlah kubuat sebanyak banyak orang tersenyum karena aku.


agar luka di hati karena bukan aku penyebab kamu bahagia,
bisa aku obati sendiri meski harus melalui banyak orang dan waktu yang panjang.




Rabu, 09 September 2015

sampai suatu saat nanti




sampai suatu saat nanti

tak ada yang ingat lagi

...

sampai suatu saat nanti

tak ada yang tinggal lagi

...

sampai suatu saat nanti

aku dan keluarga kecilku menyendiri

...

sampai suatu saat nanti

dunia menjadi benar-benar asing

...

sampai suatu saat nanti

saat aku, mungkin, mengakhiri

tulisanku.




langit dan samudera




langit sangat dekat dengan samudera

samudera merasa lebih dekat dengan langit

sebab hanya langit sahabat yang ia punya

namun demikian langit tak sama

langit sering lupa akan samudera

karena tiap ia melihat samudera

ia justru melihat bayangannya sendiri

akhirnya ia sibuk dengan dirinya

dan lupa pada samudera yang menjadi bayangannya.




nafsu





yang harus diatur ulang setiap hari itu hidup.

yang harus dijaga itu mata dan telinga.

yang harus dikendalikan itu lisan dan perut.

yang harus disucikan itu hati.





belum tentu





menjadi seorang pengusaha dan membuka lapangan pekerjaan, belum tentu kok lebih mulia daripada menjadi karyawan yang memenuhi lapangan pekerjaan. yang jelas, dua-duanya lebih mulia daripada menjadi pengangguran yang membebani masyarakat dan negara.


menjadi seorang penulis yang membagi inspirasi, belum tentu kok lebih mulia daripada pembaca yang mengumpulkan inspirasi. yang jelas, dua-duanya lebih mulia daripada menjadi seseorang yang miskin inspirasi sama sekali.


menjadi seseorang yang banyak berkarya, belum tentu kok lebih mulia daripada menjadi yang banyak menikmati karya. yang jelas, dua-duanya lebih mulia daripada menjadi seseorang yang gemar mengomentari karya orang namun tak punya apa-apa.


boleh jadi kau bilang jalan hidupmu adalah pilihan. bagaimana kalau sebenarnya itu kebetulan? boleh jadi kau bilang hidupmu adalah perjuangan. bagaimana kalau itu sebenarnya keberuntungan?


derajat kemuliaan manusia tidak terletak pada seberapa dia berkarya, tetapi pada dampak dan manfaat dari yang diperbuatnya. terlebih lagi, pada alasan yang mendorongnya berbuat.


jangan riya.


melakukan sesuatu dengan tulus dan ikhlas adalah sebuah pekerjaan besar. selamat berjuang untuk itu :)




Selasa, 08 September 2015

kupu-kupu







hari ini ada kupu-kupu hinggap di pergelangan tanganku. tampaknya aku terlalu membaur. bumi lupa kalau aku ada. langit tak sadar aku tak lagi berbeda. mengurai dalam angin, melebur dalam arus.
haha.







kukira saja





kukira kita berbeda, ternyata sama

kukira kita berjuang, ternyata diam

kukira kita memimpin, ternyata terbawa

kukira kita terbang, ternyata tenggelam



sebaliknya





dunia ini sangat luas

hanya saja kau membuatnya

terasa sempit.

...

waktu berjalan konstan

hanya saja kau membuatnya

terasa cepat

atau

terasa lambat

...

baiknya kau seimbang

dan adil.

meletakkan segala sesuatu

pada tempatnya.




ad dunya





apa yang halal darinya

kelak dihisab,

apa yang haram darinya

kelak diadzab.

berhati-hatilah akan ia.




syahid





syuhada tak selalu

gugur menggenggam pedang

...

ada yang gugur

mendekap kitab-kitab

...

ada yang gugur

menebar dinar-dinar

...

pilihlah di antara ketiganya

wahai anakku

...

karena ia adalah sebaik-baik

awal bagi akhir

dan akhir bagi awal





teman





teman itu ada yang asli

teman itu ada yang palsu

...

yang asli adalah yang mendekapmu

hangat di dalam doanya untukmu

...

yang palsu adalah yang membiarkanmu

lepas dari temali takdir citamu





tulis lukis






bagian sulit dari menulis

adalah saat kau merubah

apa yang kau lihat

dalam pikir yang bertualang

meski ragamu, diam membisu.





Sabtu, 05 September 2015

sini, kuceritakan sesuatu





aku punya sebuah cerita, ini kisah tentang Nabi Muhammad saw dan istrinya:



suatu hari, selazimnya para istri menunggu suami mereka selepas perjalanan perang di musim panas itu, Aisyah menunggu Rasulullah di perbatasan kota madinah. setelah beberapa lama menunggu, lelaki yang paling dirindukan Aisyah pun tiba di hadapannya.


setibanya di rumah, setelah Baginda Nabi melepas baju perang, lalu menurunkan perbekalan, Aisyah menyuguhkan segelas minuman manis nan segar untuk suaminya yang begitu dicintainya. Tanpa menunggu lama, Rasulullah pun meminumnya.


sambil menunggu kekasihnya minum, Aisyah tampak menunggu sesuatu. biasanya, Rasulullah akan menyisakan setengah gelas minuman yang disediakan Aisyah untuk diminum berdua bersama sang istri kesayangannya itu.


namun, kali ini sang Nabi tampak menenggak gelasnya lebih lama dari biasanya. Hingga lewat setengah gelas, Aisyah tetap menunggu, barangkali suaminya lupa sesuatu. namun ternyata Rasulullah terus saja meminumnya sendirian.


Sebelum minuman di gelas sang Nabi habis, Aisyah yg gelisah tak bisa lagi menyimpan pertanyaannya,"ya Rasul, biasanya engkau menyisakan minumanmu untuk kuminum?"


mendengar pertanyaan istrinya, Muhammad Rasululllah berhenti sejenak. dengan gelas yg masih di bibirnya, sang nabi hanya melirik Aisyah dengan ujung matanya, lalu melanjutkan lagi minumnya dengan lahap.


Aisyah tampak gusar, kali ini ia merasa ada yg berbeda dengan suaminya itu. "wahai Rasul, mengapa engkau tidak berikan gelas itu agar aku bisa minum dari gelasmu, seperti biasanya?"


mendengar istrinya yg terus merajuk, Muhammad saw akhirnya berhenti, lalu menyisakan sedikit air di gelasnya. tanpa menunggu lama, Aisyah segera mengambil gelas itu, lalu mulai meminum airnya.


"rasanya asin sekali!" Aisyah seketika memuntahkan air yang baru saja diminumnya. ternyata, hari itu Aisyah kelitu memasukkan garam ke dalam minuman suaminya!


Aisyah yang merasa bersalah segera meminta maaf. Rasulullah menganggukkan kepalanya sambil menatap istrinya dengan penuh kelembutan.


sementara lelah belum hilang dari punggung sang Nabi, siang itu terik matahari menampar-nampar kota madinah. namun, di rumah Muhammad dan Aisyah, akhlak seorang suami telah menjadi sesuatu yang paling menyejukkan hati.


...


demikianlah, meski masih jauh dari akhlak Muhammad, semoga kita bisa meniru jejaknya untuk menjadi sebaik-baik manusia, dengan perangai dan budi pekerti yang paling menyejukkan hati.


sekian.


harapan dan kepastian





konon, ketika seorang istri meminta kepada suaminya, "pa, akhir tahun ini kita liburan, yuk?" sebenarnya yang mereka harapkan adalah jawaban singkat dari suaminya,"ayo!".


dengan jawaban itu, sang istri akan punya kebahagiaan tersendiri, semacam waktu senggang untuk membayangkan ke mana saja ia akan berlibur, apa saja yang akan dilakukan saat liburan. bagi sebagian orang, punya rencana liburan saja sudah merupakan sesuatu yang membahagiakan.


meski pada saatnya mereka tak benar-benar pergi, kebanyakan istri akan mengerti dan baik-baik saja. meski mereka akan tetap bertanya,"tidak apa-apa, pa. tapi, kita akan tetap liburan, kan?"


lagi-lagi, jawaban yang diharapkan adalah,"tentu saja. nanti kita akan liburan," itu saja cukup.


sayangnya, setiap kali mendengar istrinya minta sesuatu, para suami lebih sering jadi sewot sendiri. "mama gimana sih? mintanya aneh-aneh aja. kayak nggak tahu aja kalau tahun ini kita lagi banyak banget pengeluaran. belum lagi awal tahun depan banyak banget yg harus dibayar!"


dari sanalah pertengkaran yang sebenarnya tidak perlu sering terjadi.


konon, perempuan memang senang jika diberi harapan. namun, mereka akan bahagia jika diberi kepastian.


bukan begitu, wanita?



bagaimana jika ibumu bukan ibu terbaik di dunia?





bagaimana jika ibumu bukan ibu yang sempurna?


tak seperti dalam baris-baris puisi. tak seindah gambaran mulia tentang perempuan-perempuan berhati surga. tak sama dengan yang orang-orang ceritakan tentang begitu lembut dan penuh kasih sayangnya bunda-bunda mereka.


bagaimana jika ibumu bukan ibu terbaik di dunia?


barangkali, dia memarahimu dengan kata-kata yang menyakiti hatimu. dia juga meremehkan usahamu dan tidak memercayaimu. sialnya, dia baik sekali kepada orang lain, mungkin kakak atau adikmu, atau siapa saja selain dirimu. betapa menyebalkan mendengarkan pujian berlompatan dari lidah ibumu, semua yang bukan dan tidak pernah tentang dirimu.


barangkali, dia bukan ibu yang lembut, tak pernah seperti dalam puisi. sejak kecil, kau terbiasa dipukul olehnya, dibesarkan dengan kata-kata kasar yang keluar dari mulutnya. dia sepertinya tak pernah benar-benar menyayangimu. sialnya, kau tak bisa memilih untuk dilahirkan ke dunia dari rahim milik siapa.


barangkali, sabda tentang surga di bawah telapak kakinya selalu menjadi sesuatu yang tak pernah bisa kau mengerti. tentang ibu, barangkali tak semuanya melulu tentang masa lalu. betapa pun hebat pengorbanannya di saat-saat ia melahirkan kita ke dunia, mustahil bagi kita mengingat semuanya.


maka, katakanlah:
"kita adalah kita, ma. yang barangkali berbeda dengan anak dan ibu lainnya. aku memaafkan semua kesalahan dan keputusan-keputusan burukmu. aku memaafkan segala hal yang ada dalam dirimu. maka, maafkanlah aku atas segala laku dan kata-kata burukku. maafkanlah aku untuk semua amarah yang pernah kuungkapkan atau yang kusimpan dalam diam.


terima kasih karena telah menjadi ibuku, ma. terima kasih karena bagaimanapun tak ada yang bisa menggantikan tempatmu untuk bisa melahirkan dan membesarkanku. Tuhan selalu memberikan seorang ibu yang kuat untuk anak-anak yang keras kepala, ma. terima kasih telah mengorbankan masa lalumu untuk masa depanku. terima kasih karena telah menjadi dirimu yang selalu 'cukup' untuk diriku.


aku ingin memulai hidup kita yang baru, ma. sesuatu yang jika kelak anak-anakku menanyakannya, akan kuceritakan semuanya dengan perasaan lega dan bangga. maka, akan kuperkenalkan engkau sebagai ibuku, nenek tercinta bagi mereka. aku ingin hidup kita yang baru, ma. sesuatu yang jika suatu saat aku harus pergi untuk selama-lamanya, dan tak mungkin lagi pulang ke rumahmu, ke pelukanmu, aku tak akan sedikitpun merasa takut atau malu karena aku telah menggenggam restumu.


...


barangkali, ibu kita memang bukan ibu terbaik di dunia, sebab kita juga bukan anak-anak terbaik di dunia. ucapkanlah selamat tinggal masa lalu. ucapkanlah selamat tinggal pada dunia yang buruk.


selamat terlahir kembali!




Jumat, 04 September 2015

kesakitanku yang kusimpan darimu, ibu




ibu, belakangan ini kita terus menerus menerima kebahagiaan, tetapi justru itu yang membuatku begitu khawatir. tak ada tawa yang abadi, ibu. akan tiba saatnya kita dicoba dengan cara yang barangkali tak pernah kita duga-duga sebelumnya. jika saat itu tiba, barangkali aku akan terbaring lemah atau menjadi apa saja. maafkan aku jika nanti merepotkanmu atau membuatmu lelah atau membuatmu menangis. namun, jangan pergi, tetaplah di sini.


ibu, maafkan jika beberapa hari ini aku terlihat murung. maafkan aku untuk sesuatu yang belum terjadi, tapi barangkali bisa terjadi. maafkan untuk semua kesedihan dan kecemasan yang mengintai. maafkan untuk semua air mata yang selama ini berusaha kubendung dari bening matamu, jika saatnya tiba untuk tumpah, lalu membasahi sujud-sujud malammu.


ibu, doakan aku. tetaplah doakan aku.



-dari putri keduamu.



perihal doa yg dikabulkan dan tidak dikabulkan






"papa, kenapa kita harus berdoa?"
tiba tiba aku teringat pertanyaanku sendiri, belasan tahun lalu
dalam posisi duduk di atas pangkuan papa.




"kita tidak bisa menyelesaikan semua masalah"
jawab papa ketika itu.
"berdoa adalah cara kita meminta bantuan Tuhan
untuk bersama-sama menyelesaikan masalah yang kita hadapi"




"apa Tuhan akan selalu mengabulkan doa kita?"



"mungkin tidak selalu," jawab papa.



"lalu, untuk apa kita selalu berdoa?"



"kalau kita mencatat semua doa yang pernah kita panjatkan,
mungkin, Tuhan tidak menjawab semuanya.
Tapi, kita akan tahu: cara Tuhan tidak mengabulkan sebagian doa kita
adalah untuk mengabulkan doa-doa kita yang lainnya."


"misalnya, kalau kita berdoa minta uang seratus juta,
dan di saat yang sama kita minta hidup bahagia dan panjang umur,
mungkin Tuhan sedang mengabulkan salah satu doa kita
dengan cara tidak mengabulkan doa yang lainnya."



"maksudnya?" aku juga belum mengerti.



"kalau tiba tiba uang seratus juta itu turun dari langit
dan kita jadi kaya raya, mungkin saja kan,
sehari setelahnya kita dirampok, lalu dibunuh.
mungkin saja kita hidup tidak bahagia, kan?"



aku mengangguk setuju. papa tersenyum.



"Tuhan maha tahu mana yg paling baik bagi kita,
sementara kita hanya bisa mengira-ngira.



"jadi, sebenarnya Tuhan selalu membantu kita?"



"Tuhan selalu menyayangi kita," jawab papa.
"berdoa adalah cara kita memberi jawaban bahwa kita
juga menyayangi-Nya, dengan selalu mengingat-Nya."




doa diam dalam malam





malam yang hening. mama, dimas, dan salsa sudah tertidur. hampir tak ada suara di sekelilingku, kecuali lamat-lamat suara mesin pendingin udara, merambat di dinding dan jendela. detik jam. detak jantung. suara napas dalam telinga. malam ini, aku sulit sekali memejamkan mata. nasihat Ali bin Abi Thalib terus membuatku murung dan merasa bersalah. kepada diri sendiri, terutama kepada Tuhan yang mengetahui segala sesuatu.


tiba-tiba terbayang, bayang-bayang diri yg telanjang di cermin kamar mandi. begitu hina dan menjijikkan. siapakah kita ini sebenarnya jika tanpa pakaian dan sejumlah topeng yang kita kenakan? kecuali daging yang sarat dosa, dan pikiran yg penuh aib. sehebat apa sebenarnya manusia jika rahasia-rahasianya dibongkar, dosa-dosanya ditampakkan, dan aibnya tak ditutupi Tuhan Yang Maha Pemurah?


nasihat itu menggedor-gedor dari dalam kesadaran. kata-kata milik seseorang dari masa lalu dengan dada bergetar kupanggil namanya sebagai Ali, yang tinggi, untuk ketinggian ilmu dan keshalehannya. "dosa yang kau tangisi dan kau sesali dalam hati," katanya,"seribu kali lebih baik dari kebaikan yang kau tampakkan dan kau bangga-banggakan."


dan...tanggallah kesombongan-kesombongan, robohlah kepongahan-kepongahan. tinggallah aku sendirian, di malam yang hening ini. aku ditelan sunyi yang paling gemuruh dari suara apa pun. tangis yang melenyapkan diri yg kepala batu, menguapkan segala yang semula membuat bangga.


barangkali tinggal aku dan Tuhan. berduaan di ujung malam. dikecup bibir cahaya. memanggil dan dipanggil dari segala arah.


"kemana saja selama ini?"
"kemana saja selama ini?"


aku ingin menjerit dalam dekapan.




eksistensi





apa yang paling kita rindukan dari masa lalu?


mungkin eksistensi. kita mencari-cari diri sendiri di dasar ingatan, di rongga-rongga waktu yang sudah kita lewatkan. di sana, kita melihat diri sendiri dalam gambar yang paling jelas dan menyenangkan, atau gambar paling buruk saat diri kita paling membutuhkan perhatian. keringat. bau matahari. lumpur kering di sandal jepit yang kita kenakan. oh, kenangan. kita menemukan diri sendiri dalam pujian-pujian yang menyenangkan, atau cacian-cacian yang menyesakkan. namun, di atas semua itu, kita menemukan diri kita ada, hidup dalam waktu.


apa yang paling merisaukan kita pada masa kini?


mungkin eksistensi. hari-hari kita dipenuhi keresahan dan kecemasan. tentang uang. tentang cinta. tentang pendidikan. tentang pekerjaan. tentang keluarga. tentang apa saja. kita khawatir kehilangan diri sendiri di tengah-tengah semua itu. barangkali, kita memeriksa telepon genggam setiap lima menit sekali, memeriksa kotak masuk pesan SMS, whatsapp, LINE, memeriksa nomor kontak, berusaha menemukan ada berita apa di luar sana, apa kata orglain ttg diri kita, apa yg dipikirkan org lain tentang diri mereka sendiri yang barangkali berhubungan dengan kita. mudah-mudahan ada yang menenangkan. kita masih ada dalam pertemanan-pertemanan, kita masih hidup dalam lingkaran-lingkaran pergaulan, kita masih hidup dalam waktu.


apa yang paling ingin kita ketahui dari masa depan?


mungkin eksistensi. akan jadi apa kita nanti? akan jadi apa anak kita kelak? akan seperti apa keluarga kita, setelah kita tiada? barangkali, kita akan membangun rumah, bekerja keras untuk kesuksesan kita, mencintai pasangan kita sepenuh hati, mendidik anak-anak kita sebaik-baiknya, agar kita tak dilupakan dan tak terlupakan. lalu, semua kenangan, hasrat, semangat, dan rasa ingin tahu kita berakhir di sebuah liang, di sebuah pusara yang di sana dituliskan nama lengkap kita. lengkap dengan tanggal lahir dan tanggal kematian kita. mudah-mudahan, orang akan mengenang hal-hal baik tentang kita, mendoakan kita, yang pernah hidup dalam waktu.


siapa yang ingin hidup abadi? bahkan, chairil anwar pun akan menyesal jika Tuhan mengabulkan keinginannya untuk hidup seribu tahun lagi.




bahagia bagaikan sang ratu






pergilah derita hari ini
pergilah derita hari ini
berilah tawa yang terkeras
untuk obati tangis yang lalu
limpahkan senang paling indah
agar luka tak nyeri
agar duka tak menari





untuk cinta yang selalu tepat waktu






ulum,
bagaimana jika aku lahir jauh lebih dulu darimu, misalnya lima puluh tahun sebelum hari kelahiranmu? barangkali, aku akan menjadi wanita tua yang sangat bersedih. sangat bersedih sehingga memutuskan untuk tidak menikah, lalu menjadi pemurung sepanjang hidup.


sementara, kamu tumbuh menjadi anak laki-laki yang periang. mungkin, aku akan tinggal di dekat rumahmu, di ujung jalan, beberapa rumah saja dari tempat tinggal orangtuamu. lalu aku akan memerhatikanmu berlarian atau bersepeda atau bermain apa saja setiap hari dengan teman-temanmu. tentu saja, aku tak bisa berbohong tentang ini, aku akan tetap jatuh cinta kepadamu. mengagumi wajah cemerlang dan lesung pipi mu.


meski kamu tidak akan menyadarinya, meski agak aneh kedengarannya, demikianlah aku ditakdirkan menjadi perempuan yang tak bisa membohongi perasaannya sendiri.


dalam beberapa hari di usiamu yang kesepuluh atau kelima belas, mungkin kamu akan mendengar bahwa ada seseorang wanita tua yang tinggal sendirian, tetanggamu itu, meninggal dunia dalam tidurnya tanpa seorang pun di sampingnya. mungkin, kamu akan sedih mendengar itu, tetapi kamu akan cepat melupakannya. ah, jika takdir semacam itu yg berlaku dalam hidupku, tentu aku akan menjadi orang paling menyedihkan yang pernah hidup di dunia ini.


untung Tuhan memberikan cinta kita selalu tepat waktu, selalu di waktu yang tepat...





Senin, 31 Agustus 2015










barangkali, mencintai dan menyayangi keluarga adalah salah satu cara untuk menyelamatkan dunia.

















adik-adikku, maafkan karena sebenarnya selama ini aku menyembunyikan kelemahan-kelemahanku dengan pura-pura menjadi kuat, untuk kemudian mereka-reka kesombongan agar bisa menasihati kalian.


- mbak asti sayang kalian.






pesan sederhana






ulum..


barangkali, ada beberapa di antara kita yang terus menerus memaksa dirinya untuk bekerja hingga batas terjauh yang sesungguhnya tak pernah mereka tahu. mereka terus berjalan meski sebenarnya lelah. mereka bisa terus terjaga meski mata selalu perlu tidur yang lelap. mereka terus berpikir, padahal bibir mereka perlu tersenyum. mereka menginginkan hal hal terbaik bagi hidup mereka, sambil sebenarnya memperburuk semuanya.


mungkin kita perlu memberi tahu orang-orang semacam ini tentang hal hal biasa mengenai bagaimana menjadi manusia. senyum bisa dipalsukan, tetapi kebahagian tidak...
dan tawa yang dipaksakan selalu menyesakkan dada. beri tahu mereka bahwa ada sensasi luar biasa ketika kita terjatuh, lalu mendapati lutut kita berdarah. ketika itu terjadi, tak usah buru buru bangun lagi, lalu kembali berlari. mereka punya kesempatan untuk istirahat dan menyaksikan bagaimana darah berhenti dengan sendirinya. seperti kata-kata buruk yang hilang dari kepala dan rasa sakit hati yang pelan-pelan tiada bukan karena kita telah memaafkannya, tetapi karena kita makin lupa.


karena dalam hidup, ada hal hal yang patut kita tunggu, ada hal-hal yang perlu kita alami, dan ada hal-hal yang selalu layak kita perjuangkan.




jenderal tampan





dia tampan bukan karena ia memiliki paras seperti bintang iklan atau model-model majalah.


dia tampan karena senyumnya bisa menerbitkan senyumku, karena matanya yang berbinar saat membicarakan hal-hal yang ia sukai.


dia tampan karena semangat dan kepeduliannya untuk menolong dan membahagiakan orang lain, karena kebaikannya selalu membuatku ingin menjadi seseorang yang baik.


atau karena apa pun saja yang ada dalam dirinya, yang membuatku bahagia dan selalu belajar mengucap syukur.





Minggu, 30 Agustus 2015

bacabaca









kalau kehabisan kata-kata, jangan bicara, tapi baca. jangan menuang teko kosong, tak ada guna. bejana yang penuh akan meluap dan mengisi bejana lain.








merindukan lebah






jika bunga-bunga memiliki sayap,
mungkin tangkai-tangkai
tak akan menyesal ditinggalkan
oleh mahkota-mahkota
yang terlanjur merindukan lebah.











tadi malam
aku bermimpi tentang sebuah jalan panjang
yang tak membawa kita kemana-mana.
sementara kita berdua menari di sana,
tanpa musik, tanpa suara.
tak apa-apa.















apa-apa yang pernah paling kita inginkan, adalah hal-hal yang melulu membuat kita merasa kehilangan.





belajar mendengarkan




dua orang yang berteriak dalam satu pertengkaran adalah dua orang yang sama-sama ingin didengarkan. tentu saja, dua orang yang saling berteriak tidak akan pernah bisa menyelesaikan persoalan. salah satu di antara keduanya perlu segera menyadari bahwa setiap percakapan selalu memerlukan telinga yang men-de-ngar-kan..


berengkali, kita pernah bertanya-tanya, mengapa dua orang yang bertengkar cenderung saling meninggikan suara? itu dia, mereka sedang membutuhkan telinga yang mendengarkan. mereka ingin saling didengarkan. barangkali, ini salah satu keterampilan khusus yang perlu dikuasai untuk bisa meyelesaikan persoalan. belajarlah mendengarkan!


sedikit sekali orang yang tak bisa "mendengar", tetapi banyak sekali orang yang tak bisa "mendengarkan".