Pages

Kamis, 18 April 2013

nyanyian duka



menjulang dalam hidup dan saat meninggal,
kau benar-benar menjadi satu mukjizat.
seakan orang-orang mengerumunimu,
ketika para utusan itu berdiri memanggilmu pada hari pertemuan.
kau laksana sedang berkhutbah di tengah mereka,
dan mereka sedang berdiri untuk menunaikan shalat.
kau rentangkan tangan menyambut mereka,
seperti merentangkan untuk memberi.
kala perut bumi menyempit, mereka akan menguburkan kemuliaan itu.
mereka condongkan cuaca sebagai kuburmu,
dan kini yang ada adalah suara-suara tangisan.
ada tanah gundukan untukmu namun tak kukatakan,
sebab kau adalah hujan lebat yang turun terus-menerus.
untukmu gelombang ucapan selamat dari Sang Maha Rahman,
dengan pemberkatan hati-hati yang wangi.
karena kebesaran jiwamu kau pasti akan selalu mendapat penjagaan
dari para penjaga yang terpercaya.
sampai berjumpa lagi.

SLE


bertahun-tahun yang lalu
saat aku belum tahu apa-apa tentang bidang ilmu ini
aku ingat
bahwa aku pernah menuliskan impianku
di buku hitam kecil, yang entah kemana sekarang.

tulisan itu:
aku ingin menjadi dokter,
dan menemukan obat untuk penyakit HIV dan SLE
agar tak ada lagi orang yang pergi karena penyakit itu.

tapi kemarin,
lagi-lagi mereka memakan korban.
ada satu orang adik kelasku,
yang pergi karena salah satu penyakit itu tanpa aku bisa melakukan apa-apa.

Allah, bagaimana ini.
betapa masih dangkal ilmuku
bahkan yang bisa kulakukan hanya mendoakannya
tanpa bisa mengusahakan apa-apa untuk kesembuhannya.


Allah, semoga dia pergi dengan khusnul khotimah,
kebaikannya bisa menjadi amal jariyah  untuk dia
dan orang-orang yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
entah kapan giliranku.




pasti ada sesuatu yang bisa dilakukan
terhadap penyakit-penyakit yang berbenteng dalam kata autoimun
juga penyakit-penyakit yang berlindung di balik kata idiopatik.
pasti ada yang bisa kita lakukan..