Pages

Kamis, 20 September 2012

sampai 55 hari

malam waktu itu, al.
di tengah hingar suara
tak sempat ku bertanya
pada ruang, pada malam yang tenggelam

kabar itu datang tiba-tiba
tanpa dipinta
malam yang membuat berat berkata-kata

sejenak dua jenak alam sekitar seperti bisu
orang-orang bicara tapi tak ada suara
semua gerak seperti lambat melamat

benarkah kabar ini, al?

dan selanjutnya adalah yang terjadi:

ini pagi. matahari seperti berkaca-kaca
setelah kopi dan selembar daun roti
dunia berubah, al.
dunia mungkin berubah
benarkah semuanya tak kan sama lagi?

seperti berangkat pergi
menyongsong kesedihan pagi hari
dunia mengabur
di dalam mata melebur

(september, 2012)
kau benar,
bahwa hati itu dipilih
bukan memilih.

dear, meneer..

Dear, meneer yang baik hati
Terima kasih
Untuk luka yang pernah kau torehkan saat itu.

Saat ini
Aku begitu bersyukur, meneer.
Atas pertengkaran kita yang terjadi waktu itu
Sama seperti rasa syukurku
Saat diijinkan untuk mengenalmu.

Saat ini
Aku merasa beruntung, meneer.
Bahwa aku masih bisa tersadar
Hanya dengan rangsang nyeri yang seperti itu
Jadi aku tak perlu diresusitasi oleh teman-temanku
Haha.

Saat ini
Bagaimana kabarmu di sana, meneer?
Entah bersama dirinya atau tidak
Bahagiakah kau di sana?

You’ve set me free, meneer.

Kebebasan ini telah menerbangkanku kemana-mana
Membuatku melewati dan merasakan banyak hal

Memang membutuhkan waktu yang cukup lama, meneer.
Memang butuh keberanian
Untuk mengalikan semua yang negatif
Dengan sesamanya
Agar bisa menjadi positif.

Cara pandangku saat ini berbeda, meneer.
Aku bukan lagi anak kemarin sore
Aku sudah kembali berlari
Bernyanyi
Menari
Dan aku ingin bertemu denganmu lagi

Aku selalu menikmati
Saat menerka-nerka tentang apa yang kau pikirkan, meneer.
Akankah kau sadar bahwa ini tertuju padamu?

(September 2012)

kau pantas

Pekerjaanmu di masa depan
adalah pekerjaan yang mulia, an.

Apa yang menantimu di waktu mendatang
adalah impian masa kecil banyak orang.

Tuhan pasti punya alasan-Nya sendiri
Kenapa Dia memilihmu
dari sekian orang yang berani memimpikannya.

Maka dari itu,
Apakah kau melihat alasan untuk bermalas-malasan, an?
Adakah alasan untuk putus asa?
Tentu tidak ada.

Jangan sampai ada kata berhenti untuk sebuah kebaikan.