Pages

Sabtu, 16 Maret 2013

Hei,


kamu lagi apa sedang dimana?
adakah hari ini kepikiran saya?

saya pikir juga terlalu cepat untuk meresmikan ini dengan "saya suka kamu". tapi yang jelas, saya tahu persis ini apa meskipun masih heran bagaimana bisa. kangen. dan rasanya benar-benar buntu, karena meratapi foto-foto kamu tidak benar-benar bisa membantu. apalagi memutar dialog-dialog kita itu. yang sebenarnya tak ada spesial-spesialnya. hanya obrolan anak-anak.

kamu pasti tidak bakal percaya kalau saya bilang kangen dan buntu ini terasa manis dengan ajaib. saya kangen kamu dan rasanya excited. menyenangkan. bisa-bisa membuat saya kecanduan. aaaak saya pasti kecanduan kamu yang manis dan menyenangkan. kamu yang membuat saya merasa nyaman dan aman. kemudian sekarang saya harus bagaimana sementara untuk mengetikkan kata "hei" dan mengirimkannya ke kamu saja saya tidak bisa. sementara saya sekarang kecanduan :'DD

kamu. hei, kamu :'D

#lelakitampanberkokomenjelangmaghrib



aneh, bagaimana sesuatu bisa jadi begitu precious pada satu waktu, lalu menjadi bukan apa-apa di waktu yang lain.


episode buka kerang


--lagi makan kerang.

"gimana nih cara ngebukanya? kok ga bisa-bisa?"
"ah elu as, udah ngambil sendok ngambil garpu, buka kerang aja masih ga mampu. gue cuma pake tangan aja bisa ni."
"heh, ini tandanya gue keren. artinya, dalam melakukan sesuatu, segala cara bakal gue tempuh."

Lalu dengan wajah menerawang dan suara yang mengawang seorang tetangga tiba-tiba berujar, "coba punya cowok ya, pasti dibukain."

melotot, "hiaa, kita tu harus jadi single yang mandiri, men. masa buka kerang aja mesti nyari laki."

Lalu ada tawa kami yang meledak. Bingar di udara.


- sebab kadang hidup itu menyebalkan, jadi kita tertawakan saja. ya? :)


nomaden


Ada saat-saat yang selalu aku suka, di waktu-waktu senggang ketika kami kumpul berdelapan, sekali-kali setelah selesai ujian. Lalu ada random talks, curhat, galau ujian, galau skripsi, ngetawain diri sendiri.
Ngetawain hidup yang kadang-kadang aneh, lalu obrolan panjang mencari penjelasan dari apa yang kami ga pernah paham. Kenapa orang menikah bisa cerai? kenapa tadinya orang yang saling sayang, pacar-pacaran, bisa jadi manusia brengsek satu sama lain? Kenapa Nurul ga gemuk-gemuk? Kapan Oliv bisa lebih kurus lagi? Kenapa Dhida yang lebih rajin belajar malah jadi lebih panik di banding yang lain?  Kenapa Asti stadium sifat cueknya makin parah? Hahaha.. oke sip.

Yang jelas, saat-saat seperti itu selalu menyenangkan. Dan 8 mata angin mulai sepi perlahan-lahan. seperti baru kemarin tapi sebenarnya waktu itu benar-benar melesat. Dan yang tersisa sekarang adalah pikiran-pikiran bagaimana secepatnya bisa sidang, lalu kembali pulang.

Tapi kemana aku akan pulang ketika rumahku adalah kalian?

Iya, tiba-tiba saja aku merasa takut.

Seumur hidup, aku selalu menjadi orang yang meninggalkan. Aku adalah orang yang pergi. Nomaden. Setidaknya begitulah selama ini. Dari satu kota ke kota lain. dari pertemanan satu ke pertemanan yang lain. Dari satu rumah ke rumah yang lain. Yang pertama adalah yang terberat tapi lama-lama terbiasa juga. Aku sudah belajar jurusnya. Hidup ini labirin kan? Jadi jalan yang kita lewati, akan kita lewati lagi lain kali. Setiap situasi akan kita hadapi lagi suatu saat nanti. Kita belajar cara menghadapinya agar dapat melewati situasi yang sama di waktu berbeda.

Maka, begitulah. Berkali-kali menjadi orang yang pergi lama-lama membuat aku ahli. Sudah hafal rasa sakitnya. Juga jadi hafal cara mengabaikannya.

Lantas kenapa tiba-tiba aku merasa takut? Bukankah setiap meninggalkan rumah aku akan selalu menemukan rumah yang baru?

Barangkali ini karena 8 mata angin terlalu nyaman, terlalu mengerti.
atau mungkin karena kesadaran bahwa sekali ini aku akan jadi orang yang ditinggalkan?


sesuatu seperti ini kadang disebut dengan karma.
kadang-kadang Tuhan begitu romantisnya untuk membuat kita paham tentang perasaan
orang-orang yang kita perlakukan.
ya sudah, tidak apa-apa, terima dan nyanyi lego house saja.