Pages

Selasa, 13 Mei 2014










bertemu denganmu, selalu berhasil membuatku bertanya-tanya
"sesederhana inikah menjadi bahagia?"









pada dia





Pada matanya
aku melihat
kerlap-kerlip
cahaya lampu
kota kecil
seperti bisikan hati
yang lembut memanggil.

Tuhan
tolong sampaikan
rasa asa ku
pada dirinya.




baju bulan






bulan, aku kedinginan.
aku ingin baju, tapi tak punya uang.
ibuku entah dimana sekarang,
sedangkan ayahku hanya bisa kubayangkan.
bolehkah, bulan, kupinjam bajumu barang semalam?

bulan terharu: kok masih ada yang membutuhkan
bajunya yang kuno di antara begitu banyak
warna warni baju buatan.

bulan mencopot bajunya yang keperakan.
mengenakannya pada gadis kecil yang sering ia lihat
menangis di persimpangan jalan.

bulan sendiri rela telanjang di langit,
atap paling rindang bagi yang tak berumah
dan tak bisa pulang.



penyair kecil






penyair kecilmu itu sangat sibuk merangkai kata-kata.
dan dengan berbagai cara menyusunnya 
menjadi sebuah rumah yang akan dipersembahkan kepada ibunya
"kita belum punya rumah kan, ibu?
nah, ibu tidur saja di dalam rumah buatanku.
aku akan berjaga semalaman dan semuanya akan aman-aman saja."

ketika kau bangun di subuh yang hening itu,
kau tertawa melihat penyair kecilmu tertidur kedinginan di teras rumahnya,
di tunggui donald dan bobo,
pengawal setianya.



celana




ia ingin membeli celana baru
buat pergi ke pesta
supaya tampak lebih tampan
dan meyakinkan.

ia telah mencoba seratus model celana
di berbagai toko busana
namun tak menemukan satupun
yang cocok untuknya.

bahkan di depan pramuniaga
yang merubung dan membujuk-bujuknya
ia malah mencopot celananya sendiri
dan mencampakkannya

"kalian tak tahu ya,
aku sedang mencari celana
yang paling pas dan pantas
buat nampang di kuburan?"

lalu ia ngacir
tanpa celana
dan berkelana
mencari kubur ibunya
hanya untuk menanyakan
"ibu, kau simpan dimana celana lucu
yang kupakai waktu bayi dulu?"