Pages

Jumat, 01 Februari 2013

kebaikan vs kejahatan

Kejahatan menjalar ke mana-mana. Pembunuhan, pemerkosaan pada keluarga sendiri, penjualan manusia, perbudakan, perang berkepanjangan, pembakaran tempat-tempat ibadah, kekerasan, korupsi, dan masih banyak lagi. Tiada satu detik pun berlangsung tanpa terjadi satu tindakan kekerasan. Padahal Islam sejak ribuan tahun lalu telah hadir di muka bumi dan agama inilah yang dijanjikan Allah SWT sebagai rahmatan lil ’alamin. Keberadaannya memiliki berkah bagi seluruh makhluk dunia.

Kalau begitu, lantas kenapa masih ada begitu banyak kejahatan terjadi? Bukankah Allah menjanjikan bahwa kebaikan, yang dalam hal ini diwakili Islam, pasti akan menang melawan kejahatan? Tapi kenapa kejahatan seperti tidak ada habis-habisnya? Kapan kebaikan akan kembali menang dan kejahatan terhapus dari muka bumi? Kenapa setiap hal yang kita lakukan untuk menghapus kejahatan seolah-olah tidak ada pengaruhnya bagi kejahatan itu sendiri? Sampai kapan ini akan berlangsung? Kenapa kebaikan sampai sekarang selalu saja menjadi pihak yang kalah?


Barangkali pesan Umar bin Khattab pada Sa’ad bin Abi Waqqash saat ‘Singa Allah’ ini menjadi komandan ekspedisi untuk menghentikan kekejian Persia bisa menjadi jawaban serangkaian pertanyaan di atas.

Amma ba’du, sesungguhnya aku memerintahkanmu untuk bertaqwa kepada Allah atas segalanya. Sebab, taqwa kepada Allah adalah persiapan paling sempurna untuk menghadapi musuh dan sejeli-jelinya tipu daya dalam pertempuran. Aku perintahkan kamu dan orang yang menyertaimu untuk selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat yang berasal dari diri kalian sendiri, daripada maksiat dari musuh-musuh kalian. Sebab, dosa tentara kita lebih aku takutkan daripada kekuatan musuh.
Ketahuilah bahwasanya kemenangan kaum muslimin disebabkan perbuatan maksiat musuh-musuh mereka terhadap Allah. Kalau bukan demikian, kita tidak punya kekuatan apa-apa. Karena jumlah kita tidak sebanyak mereka, dan persiapan tempur tidak selengkap persiapan mereka. Jika kita berbuat maksiat, maka mereka memiliki keunggulan kekuatan (karena jumlah dan persenjataan yang lebih canggih). Kita bisa menang karena keutamaan kita.
Sebenarnya ada banyak keajaiban peperangan yang dialami umat Islam dalam sejarah, misalnya ketika berperang melawan imperium Tiran Romawi dan Tiran Persia. Keajaiaban terjadi ketika hanya dengan 30.000 tentara Islam saat itu mampu membuat ratusan ribu pasukan lawan kocar-kacir. Keajaiban ini terjadi karena Islam berperang demi kebaikan dan memiliki pasukan yang tidak kalah baik moralnya. Mereka berpuasa selama berperang dan sholat ketika jeda. Sedangkan umat Islam pun pernah kalah dalam Perang Uhud karena terburu-buru ingin mengambil harta rampasan perang. Shalahuddin Al-Ayyubi pun melihat sebab kekalahan umat Islam selama ini: bahwa kaum muslimin telah lupa terhadap nabinya. Demikianlah, kekuatan moral-mental-spiritual yang dimiliki Umat Islam merupakan penentu kemenangan dalam peperangan. Barangkali tingkat kehebatan dan kecanggihan peralatan militer yang dimiliki oleh salah satu pihak dalam peperangan bukan jaminan untuk mendapatkan kemenangan. Moral pasukan lah yang lebih menentukan. Kegagalan menumpas kejahatan pun bisa jadi disebabkan karena banyaknya maksiat yang kita lakukan meski kita ada di pihak yang benar.

Alasan sebenarnya kenapa kebaikan, dalam hal ini umat Islam, terus menerus mengalami kekalahan, adalah karena kita sendiri tidak menjaga moral masing-masing. Syarat pertama untuk menang adalah memperkuat ketaqwaan kepada Allah dan menjaga diri dari perbuatan maksiat. Kemenangan kebenaran hanya akan diraih bila pihak yang memperjuangkannya sudah pantas menerima kemenangan itu.


siapa dia?


yang tak bisa ku ingat wajahnya
yang sanguinis dan melankolis
yang ingin bisa terbang
dan yang memperhatikan langit di bulan maret.

siapa dia?

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta


Di tulisanku kali ini, aku ingin berbagi sedikit cerita dari perjalananku kemarin.

Jadi, museum ini dibangun tahun 1760 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I atas permintaan Belanda. Benteng yang dahulu bernama Rustenburg (benteng peristirahatan), telah diubah menjadi Vredeburg (benteng perdamaian). Kini Benteng Vredeburg menjadi museum khusus sejarah kemerdekaan Indonesia yang terjadi di Yogyakarta.
Harga tiket masuk ke museum ini terhitung sangat murah, hanya 2000 rupiah. Museumnya terawat, rapi, bersih, dan sudah ber-AC pula. Cara penyajian informasinya berupa dorama-dorama di dalam kaca yang menceritakan tentang kejadian di masa lampau. Juga disertai layar touchscreen setiap beberapa meter, yang kau bisa memilih informasi apa yang kau inginkan.
Selain itu, yang aku suka dari museum ini adalah: kursinya banyak! haha. Sederhana memang, tapi kebanyakan museum lain tidak begitu memperhatikan fasilitas yang satu ini. Biasanya jika di museum lain, klo udah capek keliling, duduknya pol-polan di tangga. Tapi klo ini, banyak kursinyaa. Teduh-teduh lagi tempatnya.
Selain museum yang isinya dorama-dorama tadi, ada juga perpustakaan, Kafe IndischeKofie, dan tempat cinderamata khas vredeburg. Walaupun pepustakaannya tidak begitu besar dan bukunya tidak begitu banyak, tapi buku-bukunya terawat, tidak berdebu. Aku suka. Yang aku ingat ada novel sang pencerah, buku tentang batik dan wayang, tentang borobudur,  juga ada kamus bahasa Indonesia dari berbagai bahasa seperti belanda, perancis, dan jepang, serta buku-buku lain yang berhubungan dengan kemerdekaan.
Lalu, di toko cinderamata, kamu bisa menemukan macam-macam pernak pernik Vrederburg di sana. Seperti kaos, pembatas buku, kartu pos, magnet kulkas, stiker, pin, gantungan kunci, serta miniatur para pahlawan-pahlawan RI. Harganya juga masuk di akal kok. Masih kantong mahasiswa, tidak terlalu mahal. Petugas toko cinderamatanya pun cukup ramah.
Tapi untuk kafe IndischeKofienya, aku kurang tahu. Karena memang dasarnya aku tidak suka dengan rasa kopi.
Dan untuk materi yang di jelaskan oleh dorama, ini beberapa informasi yang masih sisa di otakku:
  • Tentang awal mula berdirinya harian sinar matahari, sedya utama, dan kedaulatan rakyat.
  • Tentang pemerintahan RI yang hijrah ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946, karena waktu itu memang keadaan Jakarta sedang tidak memungkinkan untuk menjadi ibukota RI.
  • Tentang sejarah UGM, yang didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 yang saat itu merupakan gabungan dari berbagai sekolah tinggi dan institusi di Jogjakarta.  Dan Prof. Dr. A. Sardjito menjadi presiden UGM pertama saat itu yang mana sekarang diabadikan menjadi nama RSUD di Jogjakarta.
  • Tentang Bantuan para seniman selama perebutan kemerdekaan berupa pembuatan poster, plakat, selebaran kata-kata yg intinya menginginkan kemerdekaan.
  • Tentang peresmian TNI pada 28 Juni 1947 di istana presiden Jogjakarta dan Jenderal Soedirman dilantik sebagai panglima besar TNI.
  •  Tentang serangan umum 1 Maret 1949 di depan hotel Tugu (tapi sayang hotel Tugu malah udah di tutup sekarang, padahal banyak kejadian bersejarah di sana).
  • Tentang pelantikan soekarno sebagai presiden Republik Indonesia Serikat tahun 1949.
  • Masuknya Jepang ke Jogja, lalu terbentuklah sekolah latihan kemiliteran/heiho di Jogjakarta.
  • Sejarah Sri Sultan Hamengkubuwono dari awal hingga akhir (kalau tentang hamengkubuwono ini mah juga di jelasin di taman pintar. Lengkap kap kap. Tapi tetep aja males baca, haha).
  •  Juga ada tentang Tri Koro Dharmo atau yang dikenal juga dengan sebutan Jong java. Tapi setelah sumpah pemuda, semua organisasi pemuda bersatu, termasuk jong java ini.
  • Tentang Kongres Perempuan Indonesia yang diprakarsai oleh Nyi Hajar Dewantara. Juga organisasi aisyiyah, yang merupakan organisasi wanita dari muhammadiyah.
  • Tentang pabrik senjata demakijo Yogyakarta, yang memodifikasi senjata-senjata rampasan, juga diceritakan bahwa mereka membuat batang meriam dari tiang-tiang listrik yang rubuh.
  • Tentang sejarah berdirinya organisasi Muhammadiyah  dan kongres Budi Oetomo
  • Dan yang terakhir, tentang sejarah berdirinya bandara Adisucipto. Jadi dulu itu di deket stasiun maguwo, ada lapangan yg sangat besar, yang biasanya dijadikan landasan pesawat. Komodor muda udara Agustinus Adisucipto, adalah pejuang yang gugur karena tertembaknya pesawat dakota oleh pesawat belanda kitty hawk saat ingin mendarat di maguwo dengan membawa 2 ton bantuan obat-obatan dari PMI. Adisucipto gugur saat kejadian itu. Dan namanya diabadikan saat pembangunan bandar udara di lapangan dekat maguwo tersebut.

Oke, cukup sekian dulu. Mungkin karena dari kecil aku tidak begitu suka dengan pelajaran sejarah, jadi hanya sedikit ilmu yang sisa di otakku yang bisa ku bagikan pada kalian.
Kamu, ya, kamu. Mungkin lain ceritanya jika kamu si penyuka sejarah, yang berkunjung ke tempat ini. Pasti kamu suka. Maka berkunjunglah lain kali. Kamu tidak akan menyesal. Percaya padaku ;)

Balada Prisma


Prisma di dalam cermin yang bercahaya
Jangan ditatap lama-lama
Nanti bisa gila

Sebaiknya ketika bangun tidur
Atau di setiap doa
Tataplah matahari
Lalu pejamkan mata
Siapa pencipta alam semesta

sajak bapak tua


Bapak tua
Kulitnya coklat dibakar matahari tua
Jidatnya berlipat-lipat seperti
Sobekan luka

Pipinya gosong disapu angin panas
Tenaganya dikuras
Di jalan raya siang tadi

Sekarang bapak tua itu mendengkur

Dan ketika bayangan esok pagi datang
Di dalam kepalaku
Bis tingkat itu tiba-tiba berubah
Jadi ikan kakap raksasa
Becak-becak jadi ikan teri
Yang tak berdaya




















(perjalanan di akhir januari)

anak jalanan



Di belakang gedung-gedung tinggi
Kalian boleh tinggal
Kalian bebas tidur di mana-mana kapan saja
Kalian bebas bangun sewaktu kalian mau
Jika kedinginan karena gerimis atau hujan
Kalian bisa mencari hangat
Di sana ada restoran
Kalian bisa tidur dekat kompor penggorengan
Kalian bisa mandi kapan saja
Sungai itu milik kalian
Kalian bisa cuci badan dengan limbah-limbah industri

Apa belum cukup terang benderang itu lampu merkuri taman
Apa belum cukup nyaman tidur di bawah langit, kawan?
Kota ini milik kalian
Kecuali gedung-gedung tembok pagar besi itu, jangan!

(perjalanan di akhir januari)

sajak anak-anak


Anak-anak kecil
Bermain di jalan-jalan
Kehilangan tanah lapang

Pohon tumbang
Tembok didirikan
Kiri kanan menyempit
Anak-anak terhimpit

Anak-anak itu anak-anak kita
Ingatlah ketika kau mendirikan rumah
Ingatlah ketika kau menancapkan
Pipa-pipa pabrik

Anak-anak kecil berdesakan
Sepak bola di jalan-jalan
Bila jendelamu berantakan
Pandanglah pagar besimu
Sungguh luas halaman rumahmu

(perjalanan di akhir januari)